Satu aprt

346 52 13
                                    

Hai, kembali lagi dengan cerita ini. Maaf kalau tambah ngaco. Selamat membaca, jangan lupa vote sama komen ya biar semangat nulisnya semoga suka 🥰❤️














 Selamat membaca, jangan lupa vote sama komen ya biar semangat nulisnya semoga suka 🥰❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Mereka sekeluarga akhirnya berkumpul membicarakan tentang penyakit anak mereka yang tertukar. Awalnya orang tua mereka ragu dan tidak percaya. Tapi apa yang telah di alami anak masing-masing mereka jadi percaya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan Nanon dan Chimon tinggal di apartemen berdua. Tawan dan Jumpol langsung mencarikan apartemen dekat sekolah mereka, untuk lebih memudahkan misi saling menyembuhkan mereka.

Mix yang biasanya was-was jika sang adik satu-satunya pergi dari rumah, kini ia bisa melepas adiknya dengan tenang karena bersama Nanon.

Tapi, Chimon masih ragu dan tidak ingin pergi, karena menurutnya jika ia bersama Nanon terus ia akan terkekang. Dia di rumah masing-masing pun Nanon masih sempatnya ngawasin Chimon, bagaimana kalau mereka satu rumah, bisa gila Chimon.

"Piii..." Chimon merengek pada sang Papi.

"Sayang, ini demi kebaikan kalian berdua ya. Nanon pasti jagain kamu," jawab Jumpol meyakinkan.

Chimon menatap Nanon yang sudah ada di ambang pintu apartemen. Apartemen yang hanya ada satu kamar, dapur, ruang tamu sekaligus ruang TV dan kamar mandi.

Ketika masuk Chimon menghela nafas kasar. "Satu kasur?" tanya Chimon menatap Jumpol dan Tawan bergantian.

"Kalian kan anak cowok ya gak papa juga. Menghemat lah, kalau dua kamar beda harga," cicit Tawan terkekeh.

"Ya Tuhan, Om Tawan terkenal sebagai CEO kaya raya, Papi pemilik yayasan 3 sekolah. Masa iya beliin apart buat anaknya pilih-pilih harga sih," ketus Chimon duduk di atas ranjang.

Jumpol dan Tawan terkekeh. Padahal bukan itu tujuan mereka. Mereka hanya ingin keduanya saling memantau saja, jika keduanya pisah kamar, bagaimana jika Nanon kambuh tengah malam dan Chimon tidak di sisinya?

"Lu bawel banget sih heran," celetuk Nanon yang dari tadi ngangkut barang-barang milik Chimon. "Bantuin kek, ini barang Lo semua," lanjut Nanon.

Chimon mendecih lalu bangkit dan membantu Nanon mengangkut barangnya. Sementara Jumpol dan Tawan mereka memilih untuk pergi dan tidak membatu sang anak.

Akhirnya pekerjaan mereka selesai juga, tinggal beres-beres di dalam apartemen. Apartemen keduanya masih sangat berantakan sekali, banyak barang berserakan asal simpan karena keduanya sudah lelah.

"Huftt!" keluh Nanon merebahkan tubuhnya di atas ranjang kemudian di susul oleh Chimon.

"Lo gak masalah tidur berdua sama gue?" tanya Chimon.

Nanon memiringkan tubuhnya ke arah Chimon yang juga tengah berbalik miring.

"Ya gak papa. Lagian kita berdua cowok, gak masalah," jawab Nanon.

Bertukar rasa {NAMON}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang