Part 12: A Proposal

2K 126 43
                                    

---Flashback: Sehari sebelumnya---
Seorang cewek tampak baru saja keluar dari bandara. Ia menghirup udara dari kota kelahirannya yang ia rindukan sejak 8 tahun terakhir ini.

Cewek itu adalah Tiffany. Tak ada yang tahu bahwa ia pulang, jadi tak ada yang menjemputnya. Ia berencana untuk menginap dihotel.

Mengapa di hotel? Mengapa ia tak tinggal dirumahnya saja? Itu karena ia ingin membuat kejutan untuk sang pacar, Daniel. Disepanjang perjalanan menuju hotel, senyum Tiffany sepertinya tak pernah lepas dari wajahnya.

---

Esok paginya, saat matahari belum benar-benar terbit, Tiffany berjalan dikawasan rumahnya. Ia menatap rumah Daniel sembari tersenyum lebar.

"Aku kembali, Daniel." Ucap Tiffany dalam hati. Ia pun menaruh sebuah amplop didalam kotak surat rumah Daniel. Lalu, Tiffany bersembunyi di dinding rumah lain. Ia menunggu untuk memastikan bahwa surat itu langsung diambil oleh Daniel.

Tak lama kemudian, Daniel yang baru saja jogging pagi hendak masuk kerumahnya. Namun, sebelum itu, Daniel memeriksa kotak surat terlebih dahulu.

Saat Daniel tersenyum melihat surat darinya, Tiffany ikut tersenyum senang.

---

Malamnya, Tiffany tampak masuk kedalam rumahnya. Ia menyimpan barang-barangnya diruang tamu. Ia pun masuk kedalam kamarnya. Ia bermaksud ingin membuat Daniel terkejut.

Tiffany tahu bahwa Daniel selalu membaca dokumen kasus saat malam. Tiffany pun menyalakan lampu kamarnya, lalu ia membuka gorden jendelanya, dan sesuai dugaannya Daniel tampak terpaku menatapnya.

Tiffany tertawa kecil melihat ekspresi Daniel.

Namun, Daniel tetap diam terpaku. Ia seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Tiba-tiba ponsel Daniel berdering. Daniel langsung membuka ponselnya dan melihat sms dari Tiffany, "Selamat malam, Tuan Pengacara. Kau sangat keren dengan kacamata itu!"

Lalu, Daniel kembali menatap Tiffany yang masih tersenyum didalam kamarnya.

Tanpa pikir panjang, Daniel langsung berjalan keluar dari rumahnya, begitu juga dengan Tiffany.

Akhirnya mereka bertemu didepan rumah masing-masing. Lalu, Daniel langsung memeluk Tiffany dengan bahagia.

Tiffany membalas pelukan Daniel dengan tangisan bahagia, "Aku sangat merindukanmu, El."

"Aku juga."

---

Daniel dan Tiffany duduk disofa ruangan tamu Daniel. Tiffany meminum teh yang disajikan Daniel.

"Kemana Ibu mu?" Tanya Tiffany.

Daniel menjawab, "Ibu ku sedang menginap dirumah nenek. Katanya nenek lagi sakit. Jadi, Ibu ku kesana untuk merawatnya."

"Nenekmu sakit?" Tanya Tiffany. "Sakit apa?"

"Tak parah, kok. Katanya hanya kecapekan." Jawab Daniel.

Tiffany hanya mengangguk tanda mengerti, "Entah sudah berapa lama aku tak melihatmu. Bahkan saat aku melihatmu disini, aku masih merindukanmu." Ucap Tiffany.

"Aku juga sangat merindukanmu disini. Tapi, ngomong-ngomong kau semakin kurus. Jangan-jangan kau tak makan apa-apa disana." Ucap Daniel.

Tiffany tertawa kecil, "Aku tak nafsu makan karena khawatir." Ucap Tiffany. "Aku khawatir kau tak menungguku dan sudah berpacaran dengan cewek lain."

Daniel tampak kesal lalu mengacak-acak rambut Tiffany, "Aku tak mungkin melakukan hal itu, sayang." Ucap Daniel.

Tiffany memasang ekspresi cemberut, "Aku kan hanya khawatir." Ucap Tiffany sembari memperbaiki rambutnya.

"Bagaimana kalau besok kita makan malam bersama Jackson, Krystal, dan Irene?" Usul Daniel.

"AKu setuju. Aku rindu pada mereka." Jawab Tiffany dengan semangat.

"Besok kau akan melihat pemandangan yang akan membuatmu terkejut." Ucap Daniel.

"Apa itu?" Tanya Tiffany dengan penasaran.

---

Esok malamnya, tampak dua pasangan yang sedang duduk bermesraan dihadapan Daniel dan Tiffany.

Tiffany tampak bingung dengan pemandangan yang ia lihat dihadapannya. Irene tampak bergelayut manja di lengan Jackson, sementara itu Krystal menyuapkan makanan kepada seseorang yang tak dikenal oleh Tiffany.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Tiffany.

"Kami sudah jadian 5 tahun yang lalu." Ucap Irene yang disambut oleh senyum Jackson.

Tiffany tampak terkejut, "Benarkah? Selamat untuk kalian, maaf aku baru tahu." Ucap Tiffany.

"Perkenalkan dia adalah tunangan ku, kau bisa memanggilnya Harry." Ucap Krystal memperkenalkan cowok disampingnya.

Tiffany sangat terkejut, "Kau sudah tunangan?" Tanya Tiffany. "Kau benar-benar keterlaluan, mengapa kau tak mengirimkan undangan saat kalian bertunangan? Walaupun aku tak akan datang, tapi setidak nya aku tahu."

"Untung saja kau datang hari ini." Ucap Krystal, lalu memberikan sebuah undangan kepada Tiffany. "Lusa kami akan menikah." Ucap Krystal sembari melingkarkan tangannya di tangan Harry.

Tiffany tampak tersenyum, "Aku pasti datang."

---

Setelah mereka makan malam bersama-sama. Mereka pun pulang bersama pasangan masing-masing. Begitu juga Tiffany dan Daniel.

"Bagaimana kalau kita singgah dulu ditaman? Aku dengar hari ini ditaman sedang ada festival kembang api." Usul Daniel.

Tiffany hanya mengangguk setuju.

Saat mereka sampai diparkiran taman, Tiffany hendak turun dari mobil. Namun, ia ditahan oleh Daniel.

"Tak usah turun. Kita bisa melihatnya disini." Ucap Daniel. "Aku juga ingin membicarakan sesuatu."

Tiffanu hanya mengangguk lalu duduk kembali dikursi mobil, "Bicaralah." Ucapnya.

Daniel tampak gugup ingin membicarakan sesuatu, "Kau tahu 'kan tentang Jackson dan Irene yang berpacaran?" Tanya Daniel.

"Ya, aku tahu."

"Kau juga tahu 'kan tentang Krystal dan Harry yang akan menikah  nanti?"

"Ya, aku tahu." Jawab Tiffany dengan kesal, "Ayolah, langung saja ke pokok permasalahannya."

"Kita telah menjalani tahap hubungan seperti Jackson dan Irene. Bagaimana kalau kita menjalani hubungan seperti Krystal dan Harry?" Usul Daniel yang membuat Tiffany terkejut.

"Kau mau melamar..."

Belum selesai Tiffany berbicara, Daniel langsung memotong pembicaraannya, "Ya, aku ingin melamarmu. Maukah kau menikah dengan ku?" Tanya Daniel.

Tiffany masih menatap Daniel tak percaya, "Kau bercanda, bukan?" Tanya Tiffany.

"Aku tak bercanda. Aku serius."

Tiffany menunduk, dari ekspresi wajahnya, Daniel dapat menebak jawaban apa yang akan diberikan oleh Tiffany, yaitu dia akan ditolak.

"Maaf,.." Jawab Tiffany. "Aku tak bisa tak menerimamu." Jawab Tiffany.

Daniel masih mencerna kalimat yang diucapkan Tiffany, beberapa detik kemudian dia langsung bersorak.

Sementara itu, Tiffany hanya tertawa melihat tingkah Daniel.

---The End---

[1] Eyesmile CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang