Setelah pemakaman Ibu Tiffany selesai. Kini tinggal Tiffany yang masih duduk didepan makam itu. Daniel dan Ibu nya tampak masih mengawasi Tiffany dari jarak yang agak jauh.
"Hiburlah dia seperti yang kamu janjikan dengan Ibu nya." Ucap Ibu Daniel sembari tersenyum tipis. "Sekarang, Ibu akan langsung ke kantor karena Ibu masih ada pekerjaan." Lalu, Ibu Daniel pun pergi.
Setelah Ibu nya pergi, Daniel dengan kemeja dan jas hitam yang ia kenakan, pun berjalan mendekati Tiffany yang masih menatap kosong kearah makam Ibu nya.
"Apakah kau ingin pulang sekarang?" Tanya Daniel yang tanpaknya tak tahu harus mengatakan apa.
"Kau tahu? Hidupku sangat tak adil. Ibu ku mempunyai perusahaan besar di LA, namun Ayah ku merebut perusahaan itu, karena Ayahku memaksa Ibu ku menandatangani kontrak pemindahan tangan pemilik perusahaan." Ucap Tiffany tanpa menoleh kearah Daniel yang berdiri di belakangnya. "Setelah itu, Ayahku menikahi wanita lain. Aku dan Ibu ku dibuang ke jalanan. Hingga kami dipindahkan ke negara ini."
Daniel hanya diam mendengar Tiffany yang mengeluarkan semua apa yang ia katakan.
"Selama ingatanku hilang, hanya Ibu ku yang mengingat dan menanggung beban itu sendirian. Sementara aku hanya hidup tanpa beban dan menganggap Ibu ku baik-baik saja." Lanjut Tiffany yang matanya kembali berkaca-kaca. Dengan suara berat, Tiffany melanjutkan kalimatnya, "Kurasa aku terlambat mengingatnya. Mengapa baru kemarin aku mengingatnya? Mengapa kemarin?" Air mata Tiffany kembali menetes dan isakan tangisnya memecah keheningan makam itu.
Mendengar hal itu membuat Daniel semakin merasa bersalah karena tak memberitahu Tiffany dari awal.
"Sebenarnya..." Daniel akan memberitahu bahwa ia sudah mengetahuinya sejak awal. "Sebenarnya, dua minggu yang lalu, Ibu mu memberitahuku tentang penyakit yang ia derita."
Tiffany berdiri dan menatap kearah Daniel, "Apa maksudmu?" Tanya Tiffany dengan air mata yang masih mengalir dari matanya.
"Maaf aku tak memberitahumu dari awal." Ucap Daniel menundukkan kepalanya.
Tiffany tertawa tak percaya, "Mengapa kau lakukan itu?" Tanya nya sembari memukul-mukul pundak Daniel dengan keras. "Kau tahu? Kau membuatku menyesal telah menyukaimu. Mengapa aku harus menyukai orang yang melakukan hal se-tega itu padaku?" Tiffany terus menangis sembari memukul-mukul pundak Daniel.
Daniel tampak terkejut dengan ucapan Tiffany. "Tiffany menyukaiku?" Tanya nya dalam hati.
---
Daniel mengantar Tiffany pulang mengendarai mobil nya. Tiffany memilih duduk di kursi belakang dan tak sekalipun ia memandang ke depan karena ia tak ingin melihat Daniel.
Sampai didepan rumah Tiffany, mereka pun turun dari mobil.
Tanpa menatap Daniel, Tiffany berkata, "Untuk sementara, jangan temui aku. Aku tak ingin melihat wajahmu dulu." Lalu, Tiffany masuk kedalam rumahnya.
Daniel hanya diam. Hatinya sangat sakit melihat Tiffany bersedih seperti itu.
---
Jam 3 sore, Daniel keluar dari rumahnya dan melihat dua orang cewek yang berpakaian sekolah sedang berdiri didepan rumah Tiffany.
"Kalian sedang apa?" Tanya Daniel kepada dua orang cewek itu.
Ternyata dua orang cewek itu adalah Krystal dan Irene. Krystal tampak menggenggam kantung kain yang berisi tiga kotak cheesecake.
"Kau mengenal Tiffany? Apakah dia ada dirumahnya?" Tanya Krystal sembari menunjuk rumah Tiffany.
Daniel mengangguk, "Langsung saja masuk kedalam rumahnya, dia tak akan marah karena kalian temannya." Ucap Daniel. "Bisakah kalian menghibur dia?" Pinta Daniel.
"Kau siapa?" Tanya Irene. "Apakah kau pacarnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Eyesmile Couple
FanficStephanie Keisha, atau biasa dipanggil Tiffany, adalah siswi SMA. Dia tak terlalu pintar, dan tak terlalu cantik. Namun, dia sangat spesial karena senyuman menawan dan eyesmile yang selalu menghiasi wajahnya. Dia jatuh cinta kepada seorang lelaki y...