Paginya, hujan kembali turun meskipun hanya gerimis. Di gerbang sekolah, Tiffany sedang berjalan menuju kelasnya. Seperti biasa, ia memang selalu ceria jika setiap masuk ke dalam kelas.
Hingga sampai di depan kelas, Tiffany langsung menggeser pintu kelas bagian depan dengan kencang sehingga semua siswa-siswi mengira guru mereka sudah masuk, dan mereka segera duduk di bangku masing-masing.
Namun, saat semuanya tahu bahwa itu bukan guru mereka, melainkan Tiffany, mereka pun menyoraki gadis itu karena Tiffany sangat suka menjahili temannya. Sementara gadis yang disoraki itu tampak terkekeh.
"Selamat pagi semua! Selamat pagi dunia!" ucap Tiffany setengah berteriak sembari merentangkan tangannya ke atas. Seperti biasa, dia memang selalu ribut sendiri saat sampai ke kelas.
Tiffany pun duduk disamping teman sebangkunya atau bisa dikategorikan dengan kata 'sahabat'. Tiffany yang tadinya tertawa tak jelas langsung cemberut saat mengingat kejadian kemarin saat ia ditinggalkan oleh Krystal dan Irene, sahabatnya.
"Kenapa kalian meninggalkanku kemarin?" tanya Tiffany sembari melemparkan tatapan tajam.
"Maaf." Krystal sembari terkekeh. "Kemarin Irene tiba-tiba tak enak badan, jadi aku harus cepat-cepat mengantarnya pulang." lanjut Krystal sembari menunjuk orang yang duduk disampingnya, yaitu Irene.
Tiffany hanya menyipitkan matanya sembari mencari kebohongan di mata Krystal. "Oh" responsnya lalu mengalihkan perhatiannya kearah lain.
Sepulang sekolah, Tiffany berjalan bersama Krystal dan Irene kearah halte bus. Canda tawa mereka terdengar jelas oleh orang-orang disekitarnya. Lalu, mereka pun naik bus.
Mereka duduk bersama di bangku bus tersebut. Ditengah-tengah obrolan itu, tiba-tiba Irene berkata, "Eh, sebentar lagi Tiffany ulang tahun."
"Memangnya kenapa kalau dia ulangtahun?" tanya Krystal sembari memutar matanya malas. "Kejutan lagi? Aku sudah kapok mengerjai dia dulu." sambungnya sambil mengingat kejadian tahun lalu di mana dia berdandan seperti hantu untuk mengerjai Tiffany.
Tiffany tertawa terbahak-bahak karena ia mengingat kejadian itu juga, "Itu karena rencana kalian itu terlalu gampang untuk kutebak. Bagaimana kalau tahun ini kalian memberikan kejutan yang tak dapat kutebak?" tantangnya sembari mengibas rambut panjangnya.
Krystal dan Irene saling tatap dengan senyum jahil. Sementara itu, Tiffany mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Tiba-tiba saja Daniel kembali muncul di pikirannya.
Hingga sampai ke halte bus berikutnya, Krystal dan Irene pun hendak turun dari bus, karena rumah mereka berdekatan.
"Kami turun dulu, ya." pamit mereka yang disambut oleh anggukan Tiffany, lalu mereka pun turun dari bus.
Saat Krystal dan Irene turun dari bus, beberapa siswa dari SMA yang berada dekat halte bus tersebut naik ke atas bus. Di antara beberapa siswa itu, ada satu orang yang menarik perhatian Tiffany, matanya juga sempat terbelalak.
"Daniel?" Tiffany berteriak dalam hati dan terus menatap Daniel yang berjalan kearahnya.
"Boleh aku duduk disini?" tanya Daniel sembari tersenyum.
Tiffany melihat sekeliling bus yang memang sudah penuh dan hanya bangku di sampingnya saja yang masih kosong, Tiffany pun mengangguk setuju.
Daniel duduk disamping Tiffany setelah mendapat persetujuan gadis itu. "Ternyata takdir benar-benar mempertemukan kita berdua."
Tiffany masih bengong menatap Daniel.
Daniel tampak bingung dengan sikap aneh Tiffany, "Kau kenapa?" tanya Daniel. "Apakah kau baru duduk bersama lelaki tampan sepertiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Eyesmile Couple
Hayran KurguStephanie Keisha, atau biasa dipanggil Tiffany, adalah siswi SMA. Dia tak terlalu pintar, dan tak terlalu cantik. Namun, dia sangat spesial karena senyuman menawan dan eyesmile yang selalu menghiasi wajahnya. Dia jatuh cinta kepada seorang lelaki y...