Chapter 4: Aku Akan Melindungimu

1.4K 144 14
                                    

---Daniel POV---

Pagi ini, aku menikmati sarapan ku bersama Ibu. Ya, hanya bersama Ibu. Ayahku sudah meninggal 7 tahun yang lalu karena kecelakaan saat perjalanan bisnis.

Sejak Ayah tak ada, Ibu ku membesarkanku sendirian. Aku juga anak tunggal, jadi aku hanya tinggal berdua bersama Ibu ku.

Disaat aku menikmati sarapanku, tiba-tiba aku teringat oleh ucapan Ibu Tiffany kemarin malam.

*Flashback*

Malamnya, saat aku belajar. Aku menatap jendela kamar Tiffany yang berada di seberang. Kamarnya tampak gelap, sepertinya Tiffany telah tidur.

Tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Aku segera keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan langkah kaki yang cepat.

"Tumben Ibu pulang jam begini." Pikirku sembari menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 20:30. Aku berpikir bahwa Ibu ku baru saja pulang dari kantornya. Tapi, setelah dipikir-pikir untuk apa Ibu membunyikan bel dirumah sendiri.

Aku pun membuka pekarangan dan melihat Ibu Tiffany yang berdiri di hadapanku. Aku pun mempersilahkannya masuk kedalam rumah dan menyuguhkan nya secangkir teh.

Ibu Tiffany tampak tersenyum kearahku, "Kau sudah besar, nak Daniel." Ucapnya yang tak dapat kumengerti.

Melihatku yang tak mengerti, Ibu Tiffany langsung berkata, "Aku mengingatmu, nak. Kau adalah teman kecil Tiffany." Ucap nya.

Aku membelalakkan mataku. Ternyata dia mengingatku. Tapi, mengapa Tiffany tak mengingatku?

"Kau mungkin bingung karena Tiffany tak pernah mengenal ataupun mengingatmu." Ucap nya. "5 tahun yang lalu, saat kau pindah ke Jepang, Tiffany mengalami kecelakaan. Hingga akhirnya dia mengalami amnesia karena luka dikepalanya."

Aku meneteskan air mataku. Mengapa aku harus pergi meninggalkannya di hari yang sulit itu?

"Tapi, aku bersyukur dia hilang ingatan. Karena ia tak akan pernah mengingat sikap Ayah nya dulu." Lanjut nya. "Jadi, semenjak ia menderita amnesia, aku hanya mengatakan bahwa aku sudah bercerai dengan Ayah nya, dan sekarang Ayah nya tinggal di LA."

Aku hanya diam mendengar penjelasan Ibu Tiffany, aku benar-benar tak sanggup mengatakan apa-apa, "Aku minta maaf. Aku benar-benar merasa bersalah." Ucapku sembari menundukkan kepalaku, air mata ku terus menetes.

"Kamu tak bersalah, nak." Ucap nya sembari mengusap kepalaku.

"Aku sudah berjanji pada Tiffany, bahwa aku akan melindunginya. Tapi, mengapa aku meninggalkannya dan tak bisa melindunginya dihari itu?" Ucapku menyalahkan diriku sendiri.

"Apakah kamu menyukai Tiffany?" Tanya Ibu Tiffany.

Aku terdiam mendengar pertanyaan itu. Menyukai Tiffany? "Aku belum pernah memikirkan hal itu sebelumnya." Jawab ku. Karena memang aku tidak tahu dengan perasaanku. Apakah aku ingin menemui Tiffany karena rasa suka atau hanya karena rasa persahabatan.

"Ibu rasa hal itu tak penting. Tapi, kurasa kamu pindah kerumah ini hanya karena ingin menemui Tiffany, bukan?" Tanya Ibu Tiffany. "Maka dari itu, bisakah kamu melindunginya?"

Apa maksud dari kalimat yang ia ucapkan? Aku merasa dia akan pergi kesuatu tempat dalam waktu yang lama. "Apakah anda akan pergi kesuatu tempat?"

~Flashback End~

Aku merasa sedih karena ternyata Ibu Tiffany akan pergi kesuatu tempat dan mungkin tak akan bertemu lagi dengan Tiffany. Aku bingung apakah aku harus memberitahu Tiffany atau tidak?

Namun, ada satu pertanyaan yang terus mengganjal pikiranku. Yaitu, saat Ibu Tiffany menanyakan apakah aku menyukai Tiffany atau tidak?

Jujur saja, aku bingung harus menjawab apa. Aku hanya tahu bahwa 'Aku mencari Tiffany' dan 'Aku ingin menemui Tiffany'. Tapi, aku tak tahu alasan ku ingin mencari dan menemuinya.

Apakah hanya karena hubungan persahabatan atau karena aku menyukainya? Entah. Semalam aku terus memikirkannya, namun nihil. Aku benar-benar tak tahu apa jawabannya.

Setelah menghabiskan sarapanku, aku segera beranjak dan pamit untuk pergi kesekolah.

Saat aku keluar rumah, aku berpapasan dengan Tiffany yang juga akan pergi kesekolah. Saat menatapku, ia segera membuang tatapannya dan berjalan meninggalkanku dengan cepat, mungkin dia masih malu karena sikap ge-er nya kemarin.

Aku tersenyum lalu mengejarnya. Kulihat dia mempercepat langkahnya saat tahu bahwa aku mengejarnya. Dengan cepat aku berdiri dibelakangnya dan menarik ranselnya sehingga ia mundur sampai kesampingku.

"Mulai hari ini, aku akan melindungimu." Ucapku sembari mengacak-acak rambutnya. Lalu, aku pun segera berjalan melewatinya.

Tak lama aku berjalan, kurasakan dia menarik tanganku dan bertanya, "Kau sebenarnya siapa?"

---Author POV---

Daniel menatap Tiffany dengan harapan Tiffany sudah mengingatnya.

"Barusan dikepalaku terlintas seorang anak yang mirip denganmu dan mengatakan hal yang sama seperti kalimatmu barusan." Ucapnya.

Apakah ingatan Tiffany mulai kembali sedikit demi sedikit?

"Benarkah?" Tanya Daniel. "Apakah kau ingat anak kecil itu siapa?"

Tiffany menggelengkan kepalanya, "Tapi mengapa sekarang aku merasa bahwa anak kecil itu adalah kau?" Tanya Tiffany.

Karena Tiffany belum mengingatnya, "Hanya perasaanmu saja. Mungkin saja kau keseringan nonton drama dan akhirnya kau kepikiran saking romantis nya." Canda Daniel lalu berjalan meninggalkan Tiffany.

Namun, Daniel kembali berbalik dan berdiri dibelakanh Tiffany, "Kau berjalan duluan." Perintah Daniel.

Tiffany menatap Daniel dengan ekspresi bingung, "Kenapa?"

"Mulai hari ini aku akan melindungimu, karena Ibu mu pergi ke LA hari ini, bukan?" Tanya Daniel.

Tiffany hanya mengangguk, namun masih terdiam ditempatnya.

Daniel langsung memutar tubuh Tiffany kearah depan, "Aku bisa terlambat karena mu." Ucap Daniel.

Tiffany tak menjawab dan langsung saja berjalan.

---

Tiffany pun sampai ke sekolahnya. Saat ia masuk kelas, ia tidak seperti biasanya. Biasanya ia sangat ceria sampai-sampai teriak-teriak sendiri, namun hari ini ia terlihat aneh karena terus melamun dan terdiam.

Sikap aneh Tiffany itu langsung membuat kelas itu hening dan semuanya menatap kearah Tiffany.

Merasa dirinya diperhatikan, "Ada apa?" Tanya Tiffany.

Mendengar pertanyaan Tiffany, semuanya kembali sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Ada apa denganmu?" Tanya Krystal.

Tiffany menggelengkan kepalanya, "Tak apa." Jawab Tiffany. Daritadi Tiffany terus memikirkan Daniel dan anak kecil yang melintas dipikirannya.

Tiba-tiba, ada seorang cowok yang berdiri dihadapan Tiffany, "Aku menyukaimu, maukah kau menjadi pacarku?"

---

Siapa lagi nih cowok? Belum juga Tiffany selesai memikirkan urusan Daniel, sekarang malah ada cowok yang menyatakan perasaan kepadanya.

Ditunggu terus ya, ini cowok termasuk pemeran utama juga, cuma dia baru muncul aja.

[1] Eyesmile CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang