- mission.

777 42 1
                                    

Dor!

"Selamat pagi, Master."

Yang dipanggil master menurunkan pistol yang pelurunya baru saja ia lepaskan dan mengenai titik sasaran di sebuah pohon yang berada sepuluh meter di depannya. Ia menoleh dan tersenyum melihat sosok salah satu tangan kanannya.

Lelaki berkepala empat itu menaruh pistolnya dan mengambil secangkir teh yang salah seorang bawahan bawakan tadi. Setelahnya mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang tersedia. Tak lupa mengisyaratkan tangan kanannya itu untuk mendekat.

"You're so early." ujarnya dengan pujian tersirat.

Sosok tangan kananya tersenyum kecil dan membungkuk singkat sebagai tanda terima kasih.

"Saya tidak suka membuat Anda mengulang panggilan terhadap saya." balasnya membuat atasannya tertawa.

"Itu yang ku suka dari mu. So, Soobin- ah, Steve. Ready for your next mission?" katanya tanpa berbelit-belit.

Tangan kanan yang dipanggilnya sebagai Soobin kembali membungkuk singkat. "As always, Master."

Ting!

Ponsel Soobin berbunyi. Saat atasannya mengisyaratkan Soobin untuk membuka ponselnya. Dengan segera pun Soobin melaksanakannya.

Sebuah foto seorang laki-laki berambut silver terpampang jelas di ponselnya. Seorang asisten masternya yang mengirimkannya.

"Sederhana. Ini misi yang sudah sangat biasa kau lakukan." kata sang master sambil kembali meminum tehnya.

Soobin mengangguk paham. Jelas sekali, perintahnya adalah membunuh objek yang ada di foto tadi.

"Lima bulan. Cukup singkat?"

Sebelah alis Soobin terangkat. "Saya rasa terlalu lama? Satu malam pun bisa saya selesaikan."

Sang master mengangkat jari telunjuknya dan menggoyangkannya pelan. Tanda Soobin telah salah.

"Dia bukan orang sembarangan, Steve. Informasi tentangnya bahkan butuh lebih dari setahun untuk didapatkan. Itu pun belum sangat detail. Dan hanya aku yang bisa mendapatkannya."

Soobin terdiam. Sekedar informasi saja, seorang Kim Seokjin, masternya, ternyata sesulit itu?

"Tugas mu bukan hanya membunuhnya. Tapi juga mendapatkan informasi sebanyak dan sedetail mungkin tentangnya."

"Maaf sebelumnya, tapi boleh saya tau, siap orang ini?"

Seokjin meneguk tehnya lagi. "Kau akan tau sendiri nanti, Steve. Ingat, jangan sampai kau harus mengulang misi ini atau lebih buruknya, orang lain yang menggantikan mu. Kau boleh menggunakan cara apapun, meminta bantuan pada siapapun. Tapi ingat, kau harus berhasil dalam waktu lima bulan kedepan."

Soobin tau ia tak bisa bertanya atau menambah apapun lagi kali ini. Jadi, ia hanya bisa membungkuk patuh.

"Informasi yang kudapat akan asisten ku kirim. Jika kau perlu apapun, bilang padanya." Seokjin menatap Soobin dengan senyum tampan yang jujur, mengerikan. "Aku mempercayai mu, Choi Soobin. Tau konsekuensi jika kau mengkhianati ku?"

"Tentu, Master."

"Good then. Do your best." akhir Seokjin sambil beranjak dari duduknya dan masuk kembali ke dalam mansion tempatnya tinggal.

Meninggalkan sosok Soobin yang hanya menatap pistol masternya. Ia lalu kembali menatap ponselnya kala asisten masternya mengirimkan informasi yang ada tentang sasarannya kali ini.

Seorang mahasiswa jalur beasiswa di sebuah kampus ternama Seoul. Dua tahun lebih muda daripada Soobin. Punya pengaruh terhadap target masternya tahun ini, memanipulasi pemerintahan South Korea demi menguasai negara dengan ekonomi tertinggi dunia.

So? Siapa sebenarnya laki-laki yang tulisannya berstatus mahasiswa tapi bisa mengacau goal masternya?

Whatever, Soobin akan menjalankan perintah sang master dengan sebaik mungkin. Tak ada yang bisa menghentikan langkah masternya. Siapapun itu.

 Siapapun itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coming soon.
정현재.

•Mission• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang