{One}

1.2K 73 2
                                    

mari kita mulai :)



























~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Jisung! Jisung-ahh! Ayo cepat bangun, nanti kamu kesiangan masuk sekolah!" teriak Jaemin dari arah dapur.

Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya, Jaemin akan berteriak membangunkan anaknya sambil menyiapkan sarapan.
Sudah satu minggu berlalu sejak mereka pergi ke Pameran di Busan waktu itu. Dan tentang Jeno, suaminya itu mengatakan akan pulang secepatnya.

"Jisung-ah! Cepat bangun atau papa siram pakai sup jagung panas ini!" ancam Jaemin
Mendengar itu, Jisung langsung duduk dari tidurnya.

"Cepat pergi mandi, setelah itu pakai baju yang sudah papa siapkan" Jisung turun dari kursi masih dengan mata yang tertutup.

"Buka matamu Lee Jisung. Nanti kau jatuh" ucap Jaemin yang melihat Jisung dari meja makan.
Si anak hanya berdehem lalu pergi ke kamar mandi.

-----------------------------

"Dengar, papa akan berada si studio seharian ini. Jisung-ie ikut pulang bersama Ibu Guru Aira dulu, nanti papa jemput Jisung-ie disana" Jisung hanya mengangguk mendengar ucapan papa nya itu.

Jaemin heran melihat sikap anaknya itu, dari tadi saat bangun tidur sampai sekarang Jisung lebih banyak diam. Biasanya Jisung selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah, apalagi kalau mendengar dirinya akan pulang bersama Aira. Pasti anaknya itu akan sangat senang.

"Jisung-ah, apa Jisung sakit?.." tanya Jaemin sambil menempelkan tangan nya pada dahi Jisung "...tidak demam" lanjut nya.

"Jisung memang tidak sakit, Jisung baik-baik saja. Pa" jawab Jisung menarik tangan Jaemin dari dahi nya.

"Lalu? Kenapa daritadi Jisung hanya diam saja? Tidak seperti anak papa yang biasa nya".

Jisung menatap papa nya dengan tatapan yang siap menumpahkan seluruh air mata nya.

"Semalam Jisung memimpikan papi" ucap Jisung pelan
Jaemin mengelus rambut anak nya "Apakah itu mimpi buruk? Sehingga membuat Jisung menjadi lemas seperti ini?" bukannya menjawab, Jisung malah menangis.

Jaemin terkejut tentu saja melihat itu.
"Astaga. Kenapa malah menangis?..." ucap Jaemin membawa Jisung kedalam pelukan nya "...sudah jangan menangis, itu hanya mimpi kan? Papi pasti baik-baik saja" lanjut Jaemin sambil mengusap punggung si anak.

Bukannya tenang, tangisan Jisung malah semakin keras. Jaemin semakin dibuat heran karena nya, ingin bertanya tentang apa isi mimpi anak nya itu. Tapi tidak tega juga melihat anak nya menangis.

"Sudah-sudah. Kenapa malah semakin keras menangis nya?..." ucap Jaemin "...apa Jisung tidak malu jika Lele melihat Jisung menangis?".

"Ti-tidak hiks... Bi-biarkan hiks saja.." jawab Jisung.

"Sudah. Percaya kepada papa, kalau papi pasti baik-baik saja disana. Nanti kita telepon papi setelah papa pulang, oke?"

"Ti- hiks dak. Ji-jisung tidak mau. Jisung hiks tidak suka hiks melihat papi baik-baik saja".
Jaemin mematung mendengar ucapan anaknya "Jisung, apa maksud ucapan mu? Itu tidak baik" peringatan Jaemin kepada anaknya.

"Ta-tapi, tapi Jisung sangat marah karena papi baik-baik".

Astaga. Sebenarnya apa yang dimimpi kan oleh anak nya itu. Namun saat akan bertanya tiba-tiba saja

Tok tok tok...
ketukan pada kaca mobilnya menghentikan niatnya untuk bertanya. Jaemin melihat seorang wanita dengan rambut panjang yang digerai sedang berdiri disana.

Jaemin menurun kan kaca mobilnya.
"Kenapa kalian hanya berdiam saja didalam mobil? Sebentar lagi bel masuk sekolah, apakah Jisung tidak akan masuk?".

"Ohooo, selamat pagi Ibu Guru. Maaf, karena Jisung-ie nya sedikit rewel pagi ini..." balas Jaemin "... Jisung-ah, mau masuk kelas atau tetap menangis disini?" tanya Jaemin kepada anaknya.

Dengan cepat anaknya itu langsung mengusap air matanya, lalu mencium kedua pipi Jaemin dan dengan cepat pula keluar dari mobil lalu berlari menuju kelasnya.

Jaemin ikut keluar dari mobilnya sambil menggelengkan kepala dengan tersenyum
"Tipekal anak Lee Jeno sekali dia".

Jaemin berjalan mendekati Aira "ngomong-ngomong Jisung sedang dalam mood tidak baik, aku titip dia lagi hari ini" ucap Jaemin.

Aira menatap Jaemin di sampingnya "Apa semua baik-baik saja? Tumben sekali Jisung rewel?" tanya nya pada Jaemin.

Jaemin menggedikkan bahunya "Entahlah, tapi tadi Jisung bilang padaku. Kalau dia memimpikan Jeno semalam, saat aku mengatakan Jeno akan baik-baik. Anak itu marah dan menangis" jawab Jaemin.

"Sudah terlalu siang, aku harus segera ke studio..." ucap Jaemin "... Aira, aku titip Jisung. Aku harus berada di studio seharian ini, setelah selesai aku akan langsung menjemputnya" lanjutnya.

"Pergilah. Jisung akan baik-baik saja seperti biasanya. Anak mu pasti akan mengacak-acak Spiderman milik Mark-oppa" balas Aira membuat Jaemin sedikit terkekeh.

"Terimakasih. Maaf karena selalu merepotkan dirimu dan Mark-hyung".
"Baiklah. Aku pergi dulu, sampai nanti"

--------------------------------

Benar yang dikatakan Jaemin kalau anak nya itu sedang dalam mood tidak baik hari ini. Karena selama jam pelajaran pun Jisung tidak fokus kepada pelajaran dan lebih banyak melamun. Aira yang kebetulan wali kelas nya Jisung itu langsung menghampiri si anak saat bel istirahat berbunyi.

"Jisung-ie, ayo kita makan bersama di taman" ajak teman Jisung, namun anak itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Lele, tidak apa-apa kan kalau Lele makan bersama dengan yang lain dulu? Ibu Guru yang akan menemani Jisung disini" ucap Aira kepada anak murid nya yang bernama Lele itu.

Namun bukannya pergi, Lele malah duduk kembali disamping Jisung dan menempelkan tangan nya ke dahi Jisung.

"apa Jisung sakit? Tapi dahi nya tidak panas, Bu Guru".
Jisung memutarkan bola matanya dan menarik tangan Lele yang masih menempel di dahi nya.

"Memang Jisung tidak sakit. Jisung hanya sedang malas melakukan apapun" ucap Jisung dengan nada sarkas.

"Lele makan saja duluan, Jisung akan makan nanti".

"Tidak. Lele akan menunggu Jisung saja".

Aira yang dari tadi hanya mendengar obrolan kedua anak didepan nya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya. Gemas pikirnya.

"Baiklah. jadi Jisung-ie kenapa? Dari tadi hanya diam saja. Belajar nya pun tidak fokus?" tanya Aira kemudian.

Jisung hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Guru nya itu.

"Jisung hanya sedang kesal sama papi" jawab Jisung akhirnya.
Aira dan Lele langsung menatap Jisung setelah kalimat itu keluar begitu saja dari bibir nya.

Berbeda dengan Lele yang kembali melahap bekal nya, Aira langsung teringat perkataan Jaemin yang mengatakan soal mimpi Jisung tadi pagi.

"Kenapa Jisung kesal sama papi? Apa papi Jisung melakukan kesalahan?" tanya Aira pura-pura tidak tahu.

Jisung menatap Aira lalu mengangguk kan kepala nya.

"Jisung kesal karena papi pergi meninggalkan Jisung dan membuat papa menangis..." Aira mengerutkan dahi nya mendengar jawaban Jisung.
"...kenapa Jisung harus bermimpi seperti itu ya, Bu Guru?".

Aira menatap Jisung. Apa sebenarnya yang anak itu mimpikan? Astaga. Kenapa anak kecil seperti Jisung harus bermimpi yang macam-macam seperti itu?.

-----------------------------------------------------



















yeyyyy chapter one final prennn😊❤
maaf kalo banyak typo😅

Broken [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang