BAB 12 - Tinggal kenangan

25 11 1
                                    

Tidak peduli seberapa jauh kamu pergi. Karena, jarak tidak akan mampu menghapus kenangan kita bersama.

***

"Sampai," ucap Mira ketika mobilnya sudah memasuki area sekolah. Mira mematikan mesin mobilnya. Lalu menoleh pada Resta. "Pulang sekolah Mama jemput, ya?"

Pagi ini, Mira yang bergantian mengantarkan Resta ke sekolah. Karena Rian harus langsung pergi ke kantornya.

"Gak usah," balas Resta dengan nada ketus. Mira hanya tersenyum.

"Oh, kamu mau pulang bareng Tiara, ya?" tebak Mira asal. Namun Resta hanya diam. "Yaudah gapapa, nanti kamu pulangnya sama Tiara aja."

Tanpa menjawab perkataan Mira, Resta langsung membuka pintu mobil dan keluar begitu saja. Mira hanya tersenyum tipis melihatnya. Tak lama setelah Resta keluar, ponsel Mira berdering. Wanita itu langsung mengangkatnya.

"Ah iya, aku langsung ke sana."

***

"Gara-gara meninggalnya Reka yang dibegal, gue jadi takut njir keluar malem," ucap seorang murid perempuan pada temannya.

"Emang meninggalnya gara-gara dibegal?" Temannya itu bertanya.

"Serius lo gak tau? Kudet banget sih lo."

"Ya maaf." Gadis itu mencebikkan bibirnya.

"Tuh! Lo tanya langsung aja ke pacarnya. Dia juga waktu itu jadi korban dan ngeliatin secara langsung kejadiannya." Gadis itu langsung menunjuk dengan dagunya ke arah Resta saat melihatnya berjalan di koridor.

"Dia pacarnya?"

"Huum."

"Siapa namanya?" tanya si gadis kudet.

"Resta kalau gak salah," jawabnya. "Eh, Resta." Gadis itu langsung memanggil Resta. Sontak Resta menghentikan langkahnya, lalu menoleh.

"Emang bener pacar lo meninggal gara-gara dibegal?"

Mendengar pertanyaan itu Resta langsung membulatkan matanya dan mengepalkan tangannya. Napasnya seketika memburu dengan kedua bahunya yang naik-turun. Matanya langsung berkaca-kaca.

"JANGAN SEMBARANGAN KALAU NGOMONG! REKA BELUM MENINGGAL!" jerit Resta membuat kedua gadis itu mundur karena terkejut. Mendengar jeritan Resta yang terdengar di koridor sekolah, semua murid langsung berhamburan keluar kelas untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Tari dan Erika-dua gadis itu- menatap bingung Resta.

Dari kejauhan, Lopi, Sesil, dan Tera melihat kejadian itu. Senyuman licik langsung terbit di bibir Lopi. Gadis itu dan teman-temannya langsung pergi menghampiri Resta.

"Eh, ada apa nih?" Lopi pura-pura bertanya.

Tari menoleh pada Lopi. "Gak tau nih Resta. Tiba-tiba marah pas gue tanya Reka meninggal gara-gara dibegal." Mendengar hal itu, Lopi langsung menatap ke arah Resta.

"Loh, bukannnya bener, ya? Reka meninggal gara-gara dibegal," ujar Lopi dengan nada jengkel. "Oh, atau gara-gara lo juga?"

Tak terima dengan tuduhan Lopi, Resta langsung naik pitam. Tangannya bergerak melayangkan tamparan pada pipi Lopi hingga gadis itu tertoleh ke samping.

Plak!

Semua yang melihat kejadian itu langsung membulatkan mulutnya terkejut. Apalagi Sesil dan Tera yang berdiri di belakang Lopi langsung berteriak kaget.

Sementara Lopi tersenyum sinis merasakan panas yang menjalar di pipinya. Lopi kembali menatap Resta dengan tatapan menantang. Gadis itu masih berusaha menahan untuk tidak dulu membalas tamparan Resta.

Kisah Resta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang