Guys bantu vote nya yaaa
Vote kalian sangat berharga
Cusss check it out
⬇️⬇️Bruukk
"Ah maaf" Gadis itu langsung berjongkok dan mengambil buku-buku seorang siswi yang tak sengaja ditabraknya tadi. Tapi siswi tersebut hanya berdiri diam menatap nya dari atas. "Bukumu, maaf ya" ucap gadis itu sambil menyodorkan buku-bukunya. Siswi tersebut langsung menyambar buku-buku itu dan berlalu pergi dengan cepat.
Gadis itu terdiam sejenak lalu menarik sedikit sudut bibirnya tersenyum masam. Lalu berlalu menuju kelasnya.
Saat langkah kaki nya sudah memasuki kelas, pandangan teman-teman kelasnya langsung tertuju padanya. 'Teman?' lagi-lagi gadis itu tersenyum geli. Dia menuju meja nya yang terletak paling pinggir sebelah kiri. Menduduki kursinya lalu mengalihkan pandangannya ke jendela yang berada di sebelahnya sambil menopang dagu dengan tangan kanan.
Seperti ini setiap hari. Gadis itu bersikap acuh seolah sudah terbiasa dengan semuanya. Tak apa, dia hanya harus melewati kurang dari satu tahun lagi. Lalu pergi sejauh mungkin dari tempat ini.
"Anna" sebuah suara terdengar menyebut nama gadis itu. Ya, namanya Anna. Dia anak dari seorang Ayah pecandu narkoba. Rumor itu beredar sekitar 8 bulan yang lalu. Saat Anna masih dikelas 2 akhir. Selama itu pula Anna berusaha bersikap acuh akan pandangan para murid-murid lain. Bahkan saat teman dekatnya menjauhinya dia masih bersikap acuh. Sampai Anna kini sudah berada di kelas 3.
Anna hanya menoleh dan diam menatap pemanggilnya itu. "Dipanggil bu Mitha ke ruang guru" lanjutnya. Anna berlalu keluar kelas menuju ruang guru.
Bu Mitha tersenyum melihat Anna yang berjalan menuju mejanya. "Duduk disini Anna"
"Kamu sudah ada tujuan mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Mitha pada Anna yang sudah duduk bersamanya. Anna menggeleng "Belum bu".
"Nilai kamu bagus na. Sayang kalau tidak lanjut kuliah. Kalo kamu mau kamu juga bisa daftar beasiswa". Anna diam menunduk sambil memainkan jari-jarinya. "Nanti Anna pikirin lagi bu". Anna berdiri lalu berlalu menuju kelas lagi. Mitha hanya bisa menatap sendu pada muridnya itu.~•~
Pulang sekolah adalah waktu yang ditunggu-tungu para murid tak terkecuali Anna. Gadis itu bergegas menuju halte bus dengan wajah ceria. Dia tak henti-hentinya memasang senyum manis selama bus berjalan menuju tempat tujuannya.
Dan disinilah Anna sekarang. Duduk di bangku di depan sebuah rumah yang cukup besar dan elegan. Menunggu seseorang. Pemilik rumah.
Tak sampai setengah jam, sebuah mobil berhenti di depan rumah tersebut. Menampilkan seorang lelaki dewasa dengan kemeja dan celana bahan serta dasi yang menggantung rapi di leher tak lupa dengan jas yang disampirkan dilengannya. Walaupun sudah berumur tetap tak menghilangkan kesan tampan di wajahnya. Walaupun dia kerap memasang wajah dingin.
Namanya Adam. Pemilik perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan.
Anna menyambut pria itu dengan senyum termanisnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata Anna mengekori pria itu memasuki rumahnya.
Bau maskulin langsung menyapa indra penciuman Anna saat memasuki rumah tersebut.
"Om aku boleh masak mi ga?" Anna bersuara yang sedetik kemudian memdapatkan tatapan tajam dari lawan bicaranya.
"Seminggu ini sudah berapa kali makan mi?Jangan sering-sering." Anna hanya bisa memasang wajah malas. "Om Anna mau cerita." Berusaha mengalihkan obrolan. "Om mau mandi dulu."
.
.
.
.
.
.
Kurang lebih 15 menit Adam menghabiskan waktunya untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian bergabung dengan Anna yang sedang menonton tv di ruang tengah."Cerita apa?" Adam tak melupakan niat Anna tadi. "Anna disuruh sama wali kelas buat kuliah. Ditawarin beasiswa gitu. Tapi Anna ga mau." Yang kemudian dibalas dengan tatapan bingung milik Adam "kenapa ga mau?" Tanya Adam singkat.
"Anna pengennya mau langsung kerja aja."
"Memangnya mau kerja apa?"
"Anna pengen kerja di cafe, jadi barista gitu om"
"Kuliah aja. Fokus belajar mumpung masih muda. Abis kuliah baru kerja, kalau bisa buka cafe sendiri."Anna mengalihkan pandangannya yang semula menatap layar tv kemudian beralih menatap wajah Adam.
"Kan buka cafe butuh modal om. Modal darimana coba."
"Abis kuliah kan kamu kerja dulu. Kumpulin uang buat modal. Kalau udah ada bekal ilmu dibidang usaha kan semakin mudah kamu ngejalaninnya."Anna tampak bimbang, disatu sisi menurutnya masukan dari Adam ada benarnya, tapi disisi yang lain dia merasa harus menghasilkan uang dengan cepat untuk pengobatan ibunya.
"Kamu ga pulang? Sudah sore" Adam kembali membuka suaranya setelah sekian lama berdiam diri, hanya memainkan ponselnya. Anna tersenyum lalu berdiri dan mengambil tasnya. "Yaudah aku pulang dulu" ucapnya sambil berjalan menuju pintu. Memakai sepatunya lalu membuka pintu tersebut. "Besok aku main kesini lagi ya om" ucapnya lalu keluar.
.~•~
Lanjuttt????
Komen disini➡️
KAMU SEDANG MEMBACA
a place
DiversosBesok aku main kesini lagi ya om" Selalu seperti itu setiap hari. Tak pernah dilewatkannya satu haripun tanpa mengatakan kalimat tersebut. Atau... . "Pulang dulu ya om, besok aku main kesini lagi" . . "Dadah, besok aku kesini lagi ya" . . Tapi hari...