Hollaaa
Siapa yang udah nungguin part 6 nihhh
(Emang ada yg nungguin?? Hehehe)
Author ga minta banyak sih
Kalo bisa 30 komen aja🤭Langsung yuk
Check it out
⬇️⬇️⬇️~a place~
"Mau pesan apa kak?"
Anna bertanya pada seorang customer perempuan di depannya."Avocado cake sama ice americano"
Anna bekerja paruh waktu di sebuah cafe milik teman bundanya. Setiap hari ju'mat - minggu, Anna akan akan bekerja disini dari jam 2 siang - 8 malam.
Anna bersyukur sekali karena masih ada yang mau membantunya. Teman bundanya itu sangat baik. Dulu teman bundanya itu pernah berniat membantu keuangannya, tapi dengan tegas bundanya menolak.
Bundanya merasa tidak enak menerima bantuan itu. Lantas temannya tadi menawarkan pekerjaan untuk Anna yang tentu saja langsung diterima gadis itu. Anna tak mau melewatkan kesempatan emas itu baginya. Apalagi impian Anna adalah menjadi seorang barista. Yah hitung-hitung Anna bisa belajar gratis, dibayar pula.
Ramai customer yang datang hari ini, membuat Anna sedikit kewalahan. Cafe ini memang terkenal dikalangan remaja, tak ayal banyak siswa-siswi ataupun mahasiswa yang datang membawa rombongan.
"Haaahh, rame banget. Tangan ku sampe pegel" keluh Anna.
"Belum weekend aja rame kaya gini. Apalagi besok udah weekend" sambung teman Anna ikut mengeluarkan keluh kesahnya.
Sampai akhirnya jam pulang tiba. Tentu saja Anna tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan ke rumah Adam, pria tampan incarannya.
"Om aku bawain kopi nih"
Ucap Anna sambil berjalan melewati Adam yang membukakan pintu untuknya."Hufftt, cape banget"
Anna menghempaskan dirinya ke sofa setelah meletakkan kopi tadi di meja."Kenapa ga langsung pulang kalo cape"
Anna menoleh menatap sinis ke arah Adam.
"Om Adam ga suka aku kesini?"
Tanya Anna dengan nada tak bersahabat."Bukan gitu. Kalo kamu cape kan harusnya langsung istirahat di rumah."
"Maunya istirahat disini"
Apa ini? Anna bertingkah menggemaskan di depan Adam dengan memasang wajah imutnya.Ahh, rasanya Adam sangat ingin menerkam gadis itu sekarang juga.
Kalau saja Adam dilahirkan tanpa akal sehat, Adam pastikan gadis itu sudah terkulai lemas di bawah kuasanya."Ehem..Udah makan?" Adam berusaha menetralisir rasa gugupnya begitu melihat wajah imut Anna. Sambil mengusap-usap leher nya Adam berjalan ke dapur.
"Pengen makan steak buatan Om. Udah lama ga makan itu"
Adam memang sering memanjakan lidah Anna dengan masakan-masakan mewah buatannya. Kalau kalian mengira Adam hanyalah seorang pria yang gila kerja dan kaku pada semua orang, no kalian salah besar.
Adam tak begitu pada Anna. Dia berusaha semampunya memberikan kenyamanan untuk gadis tersebut.
Tak sampai 20 menit, 2 porsi steak lezat sudah terhidang di atas meja. Dengan lahap Anna memakan steak itu tanpa bersisa sedikitpun. Seperti biasa mereka akan makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara.
Setelah selesai dengan makannya, Anna mencuci piring bekasnya lalu menyusul Adam yang berada di ruang tengah sedang menonton tv sambil menikmati kopi yang dibawa Anna tadi.
Melihat Adam yang sedang santai menyandarkan tubuhnya di sofa, membuat Anna tersenyum dan langsung mengambil posisi berbaring dengan kepala yang berada di paha Adam.
"Om Adam ganteng kalo diliat dari bawah"
Anna mulai menggoda Adam. Selain menyukai kegiatan berbaring di posisi ini, Anna juga sangat suka menggoda pria itu. Kadang kala dia melontarkan kata-kata manisnya untuk memuja pahatan tuhan di depannya ini."Udah tau"
Dengan pdnya Adam membalas.Dengan tak sopan nya Anna beralih memposisikan dirinya duduk berhadapan di pangkuan Adam. Kedua tangan nya diapitkan di belakang leher Adam sambil tersenyum jahil.
"Jangan memancing"
"Aku engga lagi mancing kok"
Anna masih tersenyum jahil memainkan jari telunjuknya di dada Adam seolah membentuk lingkaran."Anna" kini suara Adam terdengar begitu berat. Ah, apakah ini batasnya. Apa dia sudah tak bisa lagi menerima godaan dari gadis kecil ini.
Sekuat tenaga Adam menahan diri untuk tak menghabisi gadis di hadapannya ini. Dadanya berdetak sangat cepat, wajahnya begitu terasa panas.
Hampir 5 menit mereka diam pada posisi itu. Anna masih dengan kurang ajarnya memainkan telunjuknya di dada bidang Adam. Dan Adam yang hanya bisa menatap Anna.
"Pfftt..hahaha, telinga om jadi merah hahaha.."
Ah sialan. Kali ini Anna membuatnya malu."Om tergoda yaa" Adam sangat tak menyukai nada bicara Anna yang terkesan menjahilinya.
"Jangan main-main dengan saya Anna. Saya bisa aja nerkam kamu sekarang juga" Adam membalas dengan menarik Anna semakin dekat, dan memeluk tubuh mungil Anna, tidak erat tapi itu cukup untuk membuat Anna tak berkutik.
Kini Anna yang salah tingkah. Dia gelagapan berusaha turun dari pangkuan Adam. Tapi pelukan Adam pada pinggul dan pinggangnya malah makin mengerat.
"Om Adam ihh ga lucu tau"
Anna benar-benar merasa akan menangis kali ini. Lihatlah betapa ketakutannya gadis itu. Membayangkan apa yang akan dilakukan Adam selanjutnya membuat jantung nya ingin lepas.Sampai akhirnya Adam melepaskannya. Melihat mata cantik itu berair membuatnya tak tega.
"Makanya jangan coba-coba mancing saya. Ikan kalo dikasih umpan pasti dimakan"
Anna hanya mendelik menatap kesal pada Adam. "Cengeng banget. Gitu aja nangis"
"Om Adam jahat" umpat gadis itu pada Adam. "Mau lagi?" Adam menantang.Dengan cepat Anna menggelengkan kepalanya sambil bergerak mundur menjauhi Adam.
"Heeeh. Baru gitu aja udah takut. Gimana kalo saya..."
Adam menghentikan ucapannya begitu sadar apa yang akan dikatakan selanjutnya."Saya apa?" Tanya Anna masih kesal.
"Awas ya om macem-macem" sambung Anna mengancam."Awas apa? Kamu duluan kok yang mulai"
"Ihh udah ah aku mau pulang. Ga asik main sama om. Mainnya seriusan"
"Kamu udah saya peringatin dari awal masih aja. Ya udah pulang sana"
Dengan sedikit kesal Anna meraih kasar tas nya lalu menghentak-hentakkan kaki nya keluar rumah Adam.
"Besok aku main kesini lagi tapi"
Ucapnya sebelum benar-benar keluar."Silahkan. Mau menggoda saya lagi pun silahkan. Tapi jangan salahin saya kalo kamu lemes abis itu" tentu saja ucapan itu tak terdengar oleh Anna karena gadis itu sudah benar-benar pergi.
~a place~
To be continue....
Lanjutt tidaakkk???
KAMU SEDANG MEMBACA
a place
RandomBesok aku main kesini lagi ya om" Selalu seperti itu setiap hari. Tak pernah dilewatkannya satu haripun tanpa mengatakan kalimat tersebut. Atau... . "Pulang dulu ya om, besok aku main kesini lagi" . . "Dadah, besok aku kesini lagi ya" . . Tapi hari...