part 4

1.6K 127 32
                                    

Sebelum ke ceritanya, saya selaku author berterima kasih banget untuk kalian yang sudah bersedia mampir ke cerita ini.
Terima kasih banyak sudah mau vote cerita ini. Kalau sekiranya ada kesalahan atau ada kekurangan mohon dikoreksi ya readers.
Sekali lagi mohon bantuan vote nya🙏🙏

Yuk cusss
Check it out
⬇️⬇️

Anna terduduk di tanah
Dengan air mata yang meluncur bebas di mata cantiknya.

"Hiks..hikss..ayah"
Perasaan sedih dan marah kian bercampur.

Dengan tergesa-gesa Anna mengambil bungkusan obat yang sempat terjatuh tadi dan dengan cepat berjalan ke rumahnya. Sambil menghapus air matanya dengan kasar.

Braakk

Suara pintu di buka dengan kasar membuat bunda Anna terlonjak kaget. Begitu pun dengan Anna yang sama kaget nya saat melihat bundanya duduk di sofa sedang menangis.

"Dia bilang apa?"
Anna langsung to the point.

Dia mendekati bundanya dan mengambil posisi seperti berlutut di depan bundanya.
Menggenggam erat tangan sang bunda.

"Dia bilang apa sama bunda?"
Anna masih bersikap tegar di depan bundanya.

Melihat sang bunda yang tak kunjung menjawab dan hanya menangis membuat Anna semakin kesal. 

Pandangan Anna terpancing pada suatu benda di atas meja. Sebuah amplop yang nampak tebal.

Dengan cepat Anna mengambil amplop itu dan membukanya.

"Cuma uang?" Anna tersenyum sinis.

"Dia cuma kasih uang? Dia ga ada niat buat pulang kesini? Ga ada niatan buat liat anaknya disini?!!" Anna berteriak marah.

Bunda Anna masih terdiam tak sanggup bicara.

"Dia ga ada niatan buat nganterin bunda ke rumah sakit? Dia tau bunda sakit tapi dia cuma kirim uang?! Kita ga butuh uang dari dia, Anna bisa cari uang sendiri! Anna sanggup kerja siang malem cari uang tanpa harus pake uang haram dia!!"

"Anna..udah yaa..jangan teriak-teriak lagi. Bunda ga papa. Bunda ga perlu ke rumah sakit" bundanya sudah tak sanggup lagi melihat sang anak yang terlihat rapuh.

"Kenapa dia cuma ninggalin rasa sakit disini. Dia ga ada di saat kita butuh. Kita ga butuh uangnya. Kita cuma butuh dia ada disini"
Anna kembali terisak. Lehernya seperti dicekik.

Lalu dia berlari keluar rumah.
Meninggalkan bunda yang terus berteriak memanggil namanya.

Tapi Anna tak peduli. Dia terus berlari tanpa tujuan.
.
.
~•~

Sudah hampir dua jam bunda menunggu Anna. Tapi tak ada tanda-tanda anak gadisnya akan pulang.

Akhirnya bunda memutuskan mengambil hp nya dan menghubungi seseorang.

"Hallo" terdengar suara dari seberang sana

"Nak Adam"

"Bunda mau minta tolong"

"Ada apa bunda? Anna kemana?"
Adam bingung kenapa bunda Anna meminta tolong padanya. Kemana anak gadisnya sampai bunda meminta tolong pada orang lain.

"Itu dia dam. Bunda mau minta tolong buat cari Anna."

"Anna belum pulang?"

Bunda pun menjelaskan kejadian yang membuat Anna pergi dari rumah tadi.

Dengan wajah gusar Adam segera mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Dengan cepat Adam melajukan mobil ke tempat-tempat yang sering Anna kunjungi.
.
.
.~•~

Hari sudah mulai gelap. Matahari sudah tak menunjukkan cahaya nya lagi.

Adam sangat kacau saat ini. Dia sangat khawatir dengan gadis kecilnya.
Gadisnya?? Adam tersenyum sinis.

Kemana lagi dia harus mencari Anna.
Hampir 2 jam ini dia berkeliling di tempat-tempat yang sering Anna kunjungi tapi dia tak kunjung menemukan gadisnya itu.

Sampai sorot matanya terjatuh pada seorang gadis yang sedang berjalan sendirian di jembatan penyebrangan.  Masih menggunakan seragam sekolah.

Itu Anna.
Batinnya langsung bergejolak.

Dengan cepat Adam membelokan stir saat itu juga.

Adam keluar dari mobilnya yang sudah terparkir. Dengan cepat berlari menaiki tangga jembatan penyebrangan.
Adam terengah, detak jantungnya sangat cepat. Ah faktor usia. Padahal anak tangga jembatan tidak terlalu banyak.

Anna mematung saat melihat Adam berjalan ke arahnya dengan napas terengah. Dengan cepat Adam menarik dan merengkuh Anna dalam pelukannya.

Anna benar-benar mematung dan Adam masih berusaha menetralkan napasnya.

"Dari mana aja kamu?"
Adam tampak khawatir.

Bagaimana tidak. Gadis SMA keluar rumah sampai malam. Masih menggunakan seragam sekolah dan sendirian. Adam hampir gila memikirkannya.

"Kok om Adam disini?"

"Bunda kamu hubungi saya tadi"
Anna paham. Pasti bundanya sangat khawatir.

Adam menghela napas dan melepaskan pelukannya.

"Ayo pulang"
Sambil menggenggam erat tangan mungil gadisnya. Berjalan berdampingan menuju mobilnya.
.
.
~•~

Kruukk ..

Adam langsung menoleh ke arah Anna yang duduk di sebelahnya.

"Kamu belum makan?"

Dengan wajah memerah menahan malu Anna menggeleng pelan.

Adam kembali menghela napasnya lalu menepikan mobilnya menuju salah satu restauran.

"Turun. Kita makan dulu"

Anna yang awalnya menunduk langsung mendongak begitu mendengar perintah Adam.

"Makan di rumah aja. Nanti bunda nyariin"

"Saya sudah sms bunda kamu tadi"
Adam keluar dari mobil diikuti Anna.
.
.
.

"Lama banget sih" gerutu Anna yang tak kunjung menerima pesanan makanannya sedari tadi. Rasanya cacing di perutnya sudah berdemo ria.

"Sabar. Siapa suruh pake acara kabur dari rumah. Laper kan"

"Ga kabur kok. Cuma mau sendiri aja nenangin diri"
Bibir Anna mencebik mendengar ucapan sarkas Adam.

"Kan bisa di rumah. Dikamar sendirian. Tanpa harus keluar keluar rumah. Kasian bunda kamu khawatir"

Anna hanya mengangguk lemah mendengar siraman rohani dari Adam.

Dan makanan yang di pesan pun tiba.

Tak ada yang membuka suara setelah itu. Mereka makan dengan damai.

Anna izin ke toilet begitu selesai dengan makanannya.

Sampai sebuah suara terdengar lirih memanggil nama Adam.

"Adam?"

To be continue.

Jeng jeng jenggg!!
Siapa diaa??

Vote nya kudasai🙏🙏

a placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang