part 2

1.9K 128 2
                                    

Langsung aja yaa
Check it out
⬇️⬇️

"Bunda" Anna bersuara memanggil seorang wanita yang menjadi alasannya bertahan sampai sekarang. Tak ada jawaban. Rumahnya sepi seperti tak ada penghuni. "Bunda" panggilnya lagi sambil berjalan menuju kamar sang bunda.

Tangan Anna menggantung hendak menyentuh gagang pintu kamar bundanya. "Anna? Udah pulang?" Tapi Bunda Anna keluar dari kamar lebih dulu sebelum Anna membukanya.

"Bunda, kenapa ga nyaut Anna panggil dari tadi?" Raut Anna nampak khawatir.
"Bunda ga denger na" sambil berjalan menuju dapur bundanya menjawab.

"Mau makan?"
"Nanti aja, Anna capek bun"
"Mandi sana, langsung kerjain tugas kamu"
Selalu seperti itu. Bundanya tak pernah mengurangi porsi perhatiannya pada Anna sedikitpun. Ia selalu memastikan Anna mendapatkan perhatian dan kasih sayang lebih meskipun tak ada Ayah disisinya.
.
.

~•~

Saat ini Adam tengah larut dalam pikirannya. Di usianya yang sudah hampir masuk 34 tahun ini pikirannya masih saja seperti abg labil. Dia bingung akan perasaanya sendiri. 

Apa pantas dia yang berusia hampir 34 tahun ini menjalin hubungan dengan gadis yang masih SMA. Pertanyaan itu terus berputar di otaknya sejak kemarin.

Dia menyayangi Anna. Awalnya dia merasa ini hanya sebatas rasa kasihan. Karena awal pertemuan mereka waktu itu. Anna dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Waktu itu Adam melihat Anna terduduk lemas di tanah sambil menundukkan kepalanya, dikelilingi beberapa siswi yang tampak memakai seragam yang sama dengan Anna. Saat itu juga Adam langsung mengerti situasinya. Ah anak itu dikucilkan. Batin Adam.

Adam kemudian berjalan mendekati gerombolan siswi itu dan langsung membubarkannya. Tentu saja dengan kata-kata pedas dan berbagai lontaran ancaman.

Adam berdiri di depan gadis malang itu "mereka sudah pergi. Kamu bisa berdiri sekarang" Adam berucap sembari membantu gadis itu berdiri. Anna berdiri tapi pandangannya masih menuju tanah.

"Ada yang luka?" Adam memegang kedua sisi kepala Anna berusaha membuat gadis itu menunjukan wajahnya. Ah dia menangis. Anna menangis dan dia ingin menyembunyikan wajahnya. Dia tidak suka memperlihatkan wajah muramnya pada orang lain.

"Makasih" Anna segera menyingkirkan tangan Adam dengan pelan dan berlalu begitu saja meninggalkan Adam yang mematung.

Tak tega dengan keadaan gadis yang baru ditemuinya itu Adam berinisiatif untuk mengantarkan gadis tersebut pulang.

Dengan berbagai bujukan akhirnya Anna menerima itikad baik Adam untuk mengantarnya tapi dengan syarat tidak pulang kerumahnya melainkan ke rumah Adam. Setelah melewati berbagai sesi bujuk rayu Adam pun membawa Anna ke rumahnya.

Dari situlah kisah mereka di mulai.

~•~
To be continue ...

Vote nya kudasai:v

a placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang