20❤️

924 91 5
                                    

Digelap malam, sebuah mobil Lamborghini melaju kencang membelah jalanan New York yang begitu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Digelap malam, sebuah mobil Lamborghini melaju kencang membelah jalanan New York yang begitu ramai. Mobil-mobil yang terpakir rapi di jalan raya, lampu yang terang menghiasi jalan.

"Kemana kita akan pergi?" tanya Reynald, Pria itu duduk di kursi sebelah kemudi. Sedangkan, Diana, gadis itu duduk di kursi kemudi.

"Mencari kesenangan." Senyum devil terlihat dari sudut bibir Diana.

Reynald paham dengan senyum dan maksud dari kata-kata itu. Kesenangan yang dimaksudkan oleh Diana adalah membunuh. Kesenangan bagi Psikopat seperti mereka.

Dret dret!

Tiba-tiba ponsel Diana berbunyi, "Siapa?" tanya Diana karena Reynald yang memegang ponsel miliknya.

"Devano."

"Angkat cepat!"

Reynald menggeser tombol hijau.

"Hal—" belum sempat Reynald menyelesaikan perkataannya, teriakan Devano lebih dulu menganggu indra pendengarannya.

"DIANA, PULANG!" teriak Devano dari seberang telepon.

"NOT NOW, BRO!" ucap Diana ikut berteriak.

Telinga Reynald sudah sakit mendengar teriakan Kakak Beradik ini, disatu sisi Diana, dan disisi lain Devano.

"NOW!" titah Devano. Pria itu langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

"So?" tanya Reynald.

"Kita pulang." putus Diana. Mengingat Kakaknya yang jarang berbicara serius seperti itu, berarti ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan dirinya.

"Baiklah."

Diana menambah kecepatan mobilnya. Reynald hanya diam, bermain dengan ponsel Diana. Sekedar mengecek siapa saja yang Diana hubungi.

Netra coklat Pria itu melihat nama kontaknya dengan emoji pisau Dan love hitam. Senyum tipis terbit di bibirnya. Kemudian, senyum itu kembali luntur, berganti dengan wajah yang serius dan penuh tanda tanya saat melihat nama yang hampir mirip dengan namanya.

Reynand? Apakah Reynand adikku? Tapi tidak mungkin Reynand, Dia baru saja datang beberapa hari yang lalu, mana mungkin Dia kenal dengan Diana, bahkan memiliki nomornya. ~ Batin Reynald.

"Rey! Rey! REYNALD!" Reynald kembali sadar dari lamunannya, saat pisau menggores lengannya.

"Aakh! What are you doing?!" sentak Reynald, pisau itu masuk semakin dalam.

"You ignored me." jawab Diana santai, lalu mencabut pisaunya dari lengan Reynald.

Darah segar Pria itu mengalir begitu deras. Diana mengoyakkan gaun yang ia kenakan, untuk menutupi luka Reynald agar darahnya tak terlalu banyak keluar.

Always Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang