15❤️

1.1K 92 14
                                    

-Happy Reading-

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, mereka sudah berkumpul di Mansion Diana, termasuk juga Reynald. Untuk berangkat ke New York.

Saat Reynald tiba, Bryan Dan Dinda saling menatap penuh tanda tanya.

kenapa boss bisa berada disini? Batin Dinda.

Reynald tersenyum smirk, "kenapa tak bertanya langsung saja, Dinda?"

"Hah? Sa-saya boss?" tanya Dinda gelagapan.

"Iya, kamu! Kamu mau tau alasan saya berada disini bukan?"

"Hehe, kok boss bisa tau?"

"Kelihatan dari wajah kamu. Saya datang kesini mau ikut calon istri saya pulang ke New York."

"Hah?" Beo Bryan dan Dinda. Mereka saling menatap satu sama lain, lalu menatap ke arah Diana meminta penjelasan.

Melihat tatapan sahabatnya, Diana dengan cepat menyubit pinggang calon suaminya, eh salah maksudnya Reynald.

"Awss, sakit, sayang."

"Pake sayang sayang lagi, jangan ikut aja deh, kamu meresahkan banget." ucap Diana kesal.

"Nanti gue jelasin." ucap Diana menatap sahabatnya.

Bryan dan Dinda terkekeh geli melihat Boss mereka yang dimarahi sahabatnya, terlebih lagi apa tadi? Kamu? Diana memanggil panggilan aku-kamu?! Rasanya ingin tertawa terbahak-bahak melihatnya. Tapi harus tetap jaga image di depan boss.

"Gue pamit dulu ya, kalo butuh sesuatu minta aja ke maid di sini, terus ini buat kalian berdua, gunain aja kartunya. Tapi jangan lupa tugas kalian ya?!" ucap Diana memberikan Blackcard American Express  miliknya.

Dengan cepat disambut oleh Dinda, "Hehe, gampang itu." ucap Dinda cengengesan.

"Halah, soal duit aja cepet!"

"Ohh ya, kalo kalian pengen keluar tanpa supir, pilih aja mobil gue yang ada di garasi sana, kuncinya minta sama kepala maid soalnya cuma dia Maid yang tau dimana letak kunci mobil-mobil gue." ucap Diana.

"Mobil-mobil?" gumam Bryan pelan, namun dapat didengar oleh Diana.

"Iya, mobil-mobil gue." sahut Diana.

"Diana itu the real sultan, kalo lo lupa." ucap Dinda.

"Nggak lupa, cuma nggak inget aja." ucap Bryan.

"Sama aja konsepnya."

"Tapi beda tulisan."

"Terserah!"

"Ekhem!" Reynald berdehem agar ketiga orang ini ingat jika ia masih berdiri disana.

"Ayo!" ajak Reynald memegang pergelangan tangan Diana.

"Tunggu dulu." Diana melepaskan tangan Reynald yang memegangi tangannya dengan lembut.

Diana berjalan mendekati sahabatnya, lalu memeluk Dinda dengan erat dan dibalas juga dengan Dinda tidak kalah erat.

Always Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang