24❤️

803 73 13
                                    

"Arrgh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arrgh...shit, kenapa?"

"Kenapa harus Reynald? kenapa aku tidak menyadari bahwa Dia yang selama ini aku cari."

"Dua Pria yang sangat aku cintai, dan hari ini mereka sudah memberikan luka yang begitu besar."

Diana, gadis itu terus saja mengoceh sepanjang jalan. Bahkan, dia sendiri tidak tahu kemana arah tujuannya saat ini.

Derrr... tanpa sengaja Diana menambrak sebuah pohon yang tumbang.

"Shit! Pake acara nambrak lagi." umpat Diana, gadis itu memperhatikan sekitar yang banyak ditumbuhi perpohonan. Seketika bulu tubuhnya merinding.

Tiba-tiba, sebuah tangan kekar menepuk pundak Diana dari arah belakang, gadis itu semakin menegang. Jika manusia, dia masih bisa melawannya. Tapi, jika itu bukan manusia, bagaimana dirinya bisa melawan.

"Hello, Sweetheart." ucap Pria itu dengan sensual tepat di telinga Diana.

Wait, Diana kenal dengan suara ini. Kepalanya menoleh ke belakang, matanya melotot mendapati Pria yang tidak asing dilihat.

"Reynand." ucap Diana.

Diana langsung memeluk tubuh Reynand, "Syukurlah, kau disini." ucapnya.

Reynand tersenyum, membalas pelukan Diana, "Aku kesini untuk menjemputmu, Sweetheart." ucap Reynand.

Diana melepaskan pelukannya, menatap Reynand heran. Sejak kapan Reynand memanggil dirinya dengan sebutan sweetheart, dan untuk apa Reynand datang menjemputnya.

"Apa yang kau— awwss..." Diana merintih pelan saat sebuah jarum suntik menusuk lengan kirinya.

Reynand menyutik Diana dengan obat tidur agar gadis itu tertidur dalam waktu yang lama.

Tidak butuh waktu yang lama untuk obat itu bekerja, buktinya Diana sudah pingsan dengan sigap Reynand menangkapnya.

"Sleep well, Sweetheart." ucap Reynand. Menggendong Diana ala bridal style, membawa Diana menuju mobil yang terpakir sedikit jauh dari tempat Diana menabrak pohon.

°°°

"Dimana Putriku, Devano?" tanya Papanya. Setelah mendengar Diana kabur dengan membawa mobil Axel, Papanya langsung mengumpulkan semua orang di ruang tengah.

Semua para tamu yang hadir sudah pulang, setelah mendengar Putri tuan Coppen kabur. Terpaksa mereka di pulangkan.

"Jawab Papa! Dimana Diana?!" tanya Papanya marah.

Always Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang