-Happy Reading-
"Tapi sekarang Diana suka membunuh manusia, terutama para Pria."
Arah pembicaraan ini cukup menarik sekarang. Sepertinya banyak pertanyaan yang harus Reynald tanyakan kepada Devano.
"Mengapa harus para Pria?" tanya Reynald sedikit penasaran.
"I don't know, ask to her if u wanna know." jawab Devano.
"Aku tidak tahu pasti, tapi Diana tidak membunuh sembarang orang. Dia memiliki kriteria dari orang yang akan dibunuhnya." sambungnya,
Devano tidak terlalu ikut campur dalam urusan membunuh yang Diana lakukan. Lagipula, Dia sudah menyuruh si Kembar untuk menjaga dan membersihkan jejak pembunuhan yang gadis itu lakukan.
"Cukup menarik." Kedua sudut bibir Reynald tertarik membentuk senyuman.
"Cukup menarik bagi psikopat sepertimu, Rey." ucap Devano tersenyum.
Deg!
Seketika senyum Reynald luntur. "Bagaimana kau tahu bahwa diriku juga seorang Psikopat?" tanyanya dengan wajah serius.
"Aura yang terpancar dari dirimu sudah memperlihatkan itu, dan Diana juga sudah memberitahu tentang dirimu itu." Devano menuangkan dan menyesap minuman anggur yang terisi digelas. Meminum sedikit tidak membuatnya mabuk bukan? Dia juga menuangkan untuk Reynald.
"Diana?"
"Sewaktu kalian menjalin kasih dulu."
Reynald tersenyum, ikut meminum anggur itu. Tidak masalah jika Devano mengetahui identitas aslinya. Yang terpenting sekarang bantuan Devano agar Diana dapat mengingat dirinya.
Setidaknya beban dipikiran Reynald sedikit berkurang sekarang.
"Aku butuh bantuan darimu, Devano." ucap Reynald to the point.
"Baiklah, jika ada yang bisa aku bantu maka aku akan membantumu."
Devano berdiri ikuti Reynald. Mereka saling berjabat tangan, mata coklat milik keduanya saling beradu.
"Pergilah ke ruangan Diana dulu. Katakan kepada gadis itu bahwa aku masih ada rapat sebentar."
"Baiklah. Tapi aku tidak tahu dimana ruangan Diana."
"Para bodyguardku akan mengantar dirimu."
Reynald keluar dari ruangan Devano. Disana sudah ada dua bodyguard yang akan mengantarnya. Tidakkah terlalu berlebihan sampai ada dua bodyguard untuk mengawal dirinya?
Setibanya diruangan Diana. Para bodyguard izin menunggu diluar ruangan.
"Masuklah, Tuan. Kami akan berjaga diluar." ucap salah satu bodyguard.
Jadilah, ada empat bodyguard yang berjaga diluar ruangan Diana.
Saat Reynald masuk, terlihat Diana yang sedang tertidur di meja kerja dengan tangan sebagai tumpuan untuk wajahnya.
Dengan langkah tegap, Reynald berjalan menuju meja kerja Diana, duduk dimeja gadis itu.
Memperhatikan wajah cantik Diana yang selalu menempel diotaknya. Apalagi saat tertidur, wajah gadis itu terlihat sangat damai. Senyum kecil terbit dari bibir Reynald.
Saat wajah Diana hampir terjatuh, Reynald menahan wajahnya menggunakan tangan agar wajah gadis itu tak terbentur meja.
Diana terbangun dari alam mimpinya, saat merasa tangan kekar menahan pipinya.
"Sleeping beauty, Miss?"
"REY!" teriak Diana terkejut, Reynald menutup telinga dengan kedua tangannya, suara Diana melengking hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be Mine [END]
RomanceREYNALD MAHENDRA(30): CEO muda yang berhasil mengembangkan usahanya saat berumur 25, dan sekarang sudah hampir 5 tahun dia menjabat sebagai CEO paling muda. Dia memiliki banyak cabang perusahaan di berbagai Negara. Dia juga terkenal dengan wajahnya...