BAB 38 [Akhir Dari Mereka]

2.2K 82 17
                                    

Padahal sudah dua hari berlalu, tapi siswa siswi tidak habis-habisnya dalam membicarakan Cinta yang pastinya berimbas kepada Agatha. Banyak sekali kalimat jahat yang menyerang dua saudara itu. Sepertinya, dengan di keluarkannya Cinta dari sekolah tidak akan membuat mereka puas. Apalagi mengingat jika Cinta hampir saja membunuh Meira dengan sengaja.

Seberapa banyak Meira atau orang terdekatnya memberikan alasan kenapa Meira tidak melaporkan Cinta kepada pihak berwajib, tidak akan pernah bisa membuat mereka berhenti penasaran. Cinta benar-benar sakit jiwa, dan mana mungkin Meira menyeretnya kedalam kantor polisi? Lagipula dengan di rawatnya Cinta di rumah sakit jiwa itu sudah cukup untuk Meira, dan keluarganya. Sekarang, dua pihak keluarga mereka memang sudah dalam kata damai. Orang-orang diluar sana saja yang masih terus mempermasalahkannya secara asal. Meira sampai tidak habis pikir dibuatnya.

Seperti kali ini, Meira melihat Agatha dikerubungi oleh beberapa siswi lagi. Meira tidak bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas, tapi Meira melihat jelas jika Agatha merasa tidak nyaman berada diantara mereka. Meira seperti tidak menemukan sosok Agatha yang dulu lagi, kakak kelasnya yang selalu terlihat berwibawa didepan orang banyak seperti Marvel. Gadis itu sekarang justru lebih terlihat tertekan luar biasa jika dihadapkan dengan orang lain.

"Aku gak habis pikir deh, Vel." Meira berbicara kepada Marvel yang memang sedang bersamanya.

"Gara-gara yang kaya gini, sekarang Agatha gak pernah ikut kumpul OSIS. Dia juga jadi lebih suka menyendiri." Marvel ikut menatap Agatha.

"Marvel, ayok samperin dia,"ajak Meira yang langsung menggandeng tangan Marvel.

Saat Meira ingin menghampiri Agatha, Meira begitu juga Marvel dikejutkan dengan seseorang yang berjalan cepat melewati mereka. Mereka berdua sempat saling lirik setelah melihat Daniel yang entah dari mana datangnya. Lelaki itu ternyata berjalan cepat untuk menghampiri Agatha, lalu menariknya pergi dari kerumunan itu.

"Aku gak salah liat kan, Vel?"

"Gak salah liat, kok. Kita liat hal yang sama."

Meira menatap Marvel dengan telunjuk tangannya yang menunjuk dirinya sendiri. "Aku aja nih, yang gak tau apa-apa tentang mereka? Kak Daniel udah baikan nih, sama kak Agatha atau gimana?" tanyanya yang terlihat begitu lucu.

Marvel tersenyum dibuatnya. Lelaki itu menurunkan tangan Meira. "Aku juga mana tau," jawab Marvel. "Daniel mungkin udah sadar diri kalo dia itu salah nilai Agatha. Terus sekarang dia merasa bersalah, mungkin," lanjutnya yang terdengar tidak yakin.

Meira mengangguk-angguk saja dengan tatapan yang kembali menuju kearah terakhir kali ia melihat keberadaan Daniel, dan Agatha tapi mereka ternyata sudah tidak ada.

Daniel sudah berhasil membawa Agatha didekat mobilnya yang masih terparkir di parkiran sekolah. Lelaki itu langsung membukakan pintu mobilnya untuk Agatha yang membuat gadis itu menatapnya heran.

"Masuk! Hari ini gue anter pulang."

Suasana diantara mereka berdua masih terasa canggung, dan hal ini semakin bertambah karena Agatha hanya menatap Daniel tanpa bersuara.

"Tha!" panggil Daniel yang masih setia memegangi pintu mobilnya.

"Gak usah, Dan. Gue bisa pulang sendiri. Makasih udah nawarin. Gue duluan." Agatha mengatakannya dengan begitu cepat.

"Enggak!"

Langkah kaki Agatha tertahan akibat cekalan tangan Daniel di pundaknya. Tanpa aba-aba, tangan besar itu langsung memutar tubuh Agatha.

"Kali ini gue maksa!" kata Daniel tidak ingin dibantah.

"Nanti gue repotin elo."

"Kalo ngerepotin, mana mau gue susah-susah nawarin elo."

MarvelMeira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang