BAB 28 [Aku Masih Cinta]

2.8K 216 30
                                    

"Ah, aku udah gak mau belajar lagi!"

Marvel mengalihkan tatapannya dari buku yang sejak beberapa menit yang lalu menjadi fokus Marvel dan Meira. Lelaki itu beralih menatap Meira yang kali ini membuang wajah kearah lain dengan raut wajah yang kesal. Mata Marvel juga menangkap rambut Meira yang tergerai, berkibar tertiup angin sore. Melihatnya, membuat senyum lebar Marvel muncul dengan begitu menawan.

Marvel masih saja menatap Meira. Dan untuk detik ini, tangan kiri Marvel terangkat menuju rahang kirinya. Ia menyangga rahangnya dengan bibir yang masih tersenyum dan juga tatapan yang terfokus pada Meira. "Kenapa?"

Walaupun kali ini Meira mengalihkan tatapannya kearah Marvel dengan kondisi kedua mata yang melotot sempurna, senyum Marvel tidak luntur sama sekali. Matanya pun tetap bertahan menatap dalam mata Meira yang terus saja melotot.

"Masih tanya kenapa?"

Marvel mengangguk. "Kaya yang kamu denger tadi."

Marvel sempat terkekeh pelan mendengar geraman kesal dari Meira setelah mendengar ucapannya.

"Aku tuh bosen belajar!" Meira sedikit memukul meja dengan kedua tangannya. Gadis itu juga sedikit bergerak maju kearah Marvel dengan tatapan yang masih saja tajam.

Meira mendengus kesal ketika melihat senyum Marvel yang masih melebar sampai gigi lelaki itu pun terlihat. "Vel, aku emang pengin kencan berdua sama kamu." nada kesal itu masih terdengar jelas. "Tapi bukan gini caranya, ya!" kedua tanganMeira menerkam kedua bahu Marvel karena ia terlalu kesal dengan lelaki itu.

Masih dengan tersenyum yang kali ini di benci oleh Meira, Marvel tiba-tiba memegang kedua tangan Meira yang ada di bahunya. Hal ini sempat membuat Meira terkejut, apalagi ketika Marvel menarik kedua tangan Meira kebelakang. Hingga akhirnya, Marvel berhasil membuat kedua tangan Meira melingkar di lehernya.

Tidak sampai disitu. Marvel masih melakukan hal lain yang membuat Meira tidak bisa berkata apa-apa dan tidak bisa bergerak menolak apa yang sedang dilakukan oleh Marvel. Meira hanya bisa membulatkan matanya saja dengan detak jantung yang semakin menggila disaat Marvel mengulurkan kedua tangannya hingga melingkar di pinggang Meira. Dan setelah beberapa detik hal itu terjadi, Marvel menarik pinggan Meira sampai membuat Meira sedikit terpekik karena terkejut. "Yang penting kita udah berdua aja, kan?"

Meira sedikit menganga tidak percaya. Selain karena tidak mengerti kemana arah jalan pikiran Marvel, Meira juga memberikan kesempatan pada paru-parunya agar mendapat oksigen yang baru.

"Marvel!" Meira memukul pelan tengkuk Marvel. Dia kesal dengan jawaban Marvel tersebut, tapi dia lebih kesal dengan dirinya sendiri yang masih saja tidak bisa mengendalikan detak jantung dan deru napas ketika Marvel melakukan hal-hal yang tidak terduga seperti kali ini. Padahal mereka berdua sudah lama menjalin hubungan ini, tapi lihat lah, rasanya masih sama saja ketika mereka baru memulai segalanya.

Sedangkan disisi lain, Marvel hanya tersenyum melihat raut wajah Meira yang sedang mencoba melepaskan diri dari dekapan Marvel. Entah bagaimana, yang pasti sejak dulu Marvel menyukai setiap ekspresi Meira.

"Ih, lepas!"

Dan ketika kalimat itu terucap oleh Meira, Meira benar-benar terlepas dari dekapan Marvel. Hal yang membuat Meira bernapas dengan lega tanpa melepaskan tatapan kesalnya pada Marvel yang kini justru terkekeh pelan.

"Dasar, gak ada akhlak!"

Marvel membiarkan Meira berdiri dari duduknya. Ia menatap saja setiap langkah Meira yang membawa gadis itu menuju pembatas rooftop sekolah. Dan senyum itu terbit kembali ketika Marvel memperhatikan Meira yang sudah berada di batas rooftop tengah memegang dadanya dengan kedua bahu yang naik turun. Lelaki itu tahu, jika Meira sedang menormalkan detak jantungnya sendiri karena tindakan yang tadi Marvel lakukan.

MarvelMeira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang