BAB 24 [Backstreet]

4.1K 282 44
                                    

PLEASE, JANGAN HUJAT AKU 😔

AKU SADAR 100% KALO UPDATENYA LAMA BANGET UNTUK KALI INI. JUJUR SEKARANG AKU NGETIK DI SAAT-SAAT TERTENTU AJA. SEKARANG AKU GAK PUNYA BANYAK WAKTU LUANG BUAT NGETIK, KALO PUN ADA SERING KALI INI BADAN MINTANYA TIDUR MULU 🤭 DI TAMBAH LAGI MINGGU KEMARIN AKU JATUH SAKIT, JADI KAYA GINI UJUNGNYA 🥴

TAPI KALIAN MASIH SETIA GAK SIH? MASIH NUNGGUIN CERITA INI GAK SIH? TOLONG JAWAB AKU BIAR AKU GAK DI GANTUNG KEK GINI. KALO MASIH NUNGGU KAN AKU BISA NGETIK LAGI DI LAIN WAKTU, KALO ENGGAK JADINYA AKU GAK USAH NYURI-NYURI WAKTU KEK GINI 😩

DIHARAPKAN VOTE-NYA DAN COMMENT-NYA 🙃

SEMOGA KITA DIPERTEMUKAN DI PART SELANJUTNYA ❤

BYE 🖐🏻👻

•••••

Kaki jenjang itu terasa mulai pegal, membuat si tuan sedikit mencondongkan badannya dengan kedua siku yang bertumpu pada besi pembatas koridor lantai tiga, membuat salah satu kakinya tertekuk. Lebih tepatnya, koridor yang berada persis didepan kelasnya sendiri.

Matanya yang masih begitu tajam walaupun melihat dari kejauhan pun terlihat fokus memperhatikan seseorang yang memakai kaos olahraga. Seseorang yang sedang duduk sendirian di bangku yang terbuat dari beton. Bangku yang terletak di pinggir lapangan.

Dari sini, terlihat seorang gadis lain yang berjalan kearah seorang gadis yang tadi duduk sendirian tersebut. Gadis itu terlihat mengejutkannya, sampai-sampai dia terlonjak kaget dengan bibir yang bergerak, namun entah mengatakan apa.

"Melamun lagi." Suara berat seseorang lelaki terdengar. Suara itu bersumber dari seorang lelaki yang berdiri memandang gadis tadi.

Setelah beberapa detik lamanya, gadis yang mengejutkan gadia yang lainnya itu meninggalkan target tatapan lelaki tersebut yang tidak lain adalah Marvel. Dia meninggalkan gadis itu sendirian, gadis yang sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah Meira.

Marvel. Marvel tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Meira. Bukan karena Marvel bisa membaca pikiran atau yang semacamnya, tapi karena Marvel tahu masalah apa yang sedang di hadapi gadis itu.

Biasanya Meira selalu tersenyum, atau bahkan tertawa jika teman-temannya atau dirinya sendiri membuat tingkah konyol. Namun, dari penglihatan Marvel sejak kemarin, Meira jarang tertawa. Jangankan tertawa, senyum pun beberapa kali terlihat di paksakan.

Kedua tangan Marvel yang saling menggenggam, mulai terkepal. Hal ini membuat otot-otot di tangan Marvel terlihat. Melihat Meira seperti ini, membuat Marvel mengingat apa yang telah terjadi pada gadisnya itu. Dan setiap kali Marvel mengingatnya, amarahnya pasti mencuat ke permukaan.

Marvel tidak suka Meira yang seperti ini. Dia ingin Meira-nya yang dulu kembali lagi. Meski sulit, Marvel akan terus berusaha mencari sumber dari ini semua, mencari sosok peneror itu. Dan Marvel bertekad, tidak akan melepaskan orang tersebut, siapapun dia dan di manapun dia berada.

"Vel!"

Marvel berdehem pelan untuk menjawab panggilan tersebut. Setelahnya, Marvel mendengar ada dua orang berjalan kearahnya. Mereka berdiri tepat di samping Marvel. Meskipun ada dua orang lain di sampingnya, Marvel masih menatap Meira yang masih terduduk di sana.

Merasa diabaikan oleh Marvel, kedua orang tadi yang tidak lain adalah Rizky dan Daniel, ikut menatap apa yang di tatap oleh Marvel.

"Kalo liat Meira kaya gitu, kaya bukan liat Meira." Daniel menatap Rizky yang baru saja berucap. Sama seperti Marvel, Rizky terlihat begitu fokus memperhatikan Meira.

MarvelMeira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang