SC: Past Lover [ZilFre]

656 40 122
                                    

Di bawah temaram chandelier yang cantik, berkumpul para sepasang lelaki dan perempuan tengah berdansa. Sebagiannya lagi menikmati camilan yang tersedia di meja persegi panjang. Tamu yang berkumpul pun tidak sepenuhnya manusia biasa, ada bangsa elf, bangsa iblis, bangsa makhluk jadi-jadian, penyihir, dan banyak jenisnya. Namun, mereka tetap damai dan saling membicarakan kekuatan mereka masing-masing.

Semenjak ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kastil ini, pandangannya hanya tertuju kepada perempuan itu. Perempuan yang merupakan bangsa malaikat, dimana sayap putih mereka berada di punggung.

Perempuan itu terlihat tidak bergabung dengan obrolan teman-temannya, sepertinya bosan karena pesta glamour yang tidak begitu disukainya.

"Hai." Dia mendekatinya, menghampirinya yang hampir saja mengantuk karena kekakuan suasana di balairung ini.

Perempuan itu melihatnya, lalu menganggukkan kepalanya sebagai respons. Tidak membalas sapaannya.

Dia tersenyum masam mengetahui perempuan ini tidak begitu ramah. Meskipun begitu ia tidak mau menyerah, ia membungkuk sejenak sambil mengulurkan tangannya.

"May I have this dance?" pintanya sembari memaku pandangannya pada perempuan memesona didepannya.

Kawan-kawan perempuan itu melihat aksinya, mereka segera mendorong perempuan malaikat itu untuk menerima tawaran dansanya. Sebagian menggodanya karena bukan sekali dua kali sebuah ajakan dansa tertuju padanya.

Karena merasa terganggu, perempuan itu meletakkan tangan halusnya. Menerima dirinya yang sudah menunggu.

"Sekali saja." ucapnya tanpa rasa minat sedikit pun.

Dia meliriknya, lalu menuntun perempuan itu keluar dari balairung. Menimbulkan pertanyaan bagi perempuan yang dibawanya.

"Hei! Kita mau kemana?!" Perempuan itu sangat terkejut karena mereka keluar dari kastil. Dimana salju telah turun dan membuat sebagian tanah tertutupi oleh tumpukan kristal berwarna putih.

"Aku tahu kau bosan di sana." Dia melemparkan sebuah mantel hingga kepala gadis disampingnya terlindungi dari butiran salju. "Mengapa kau tidak mengobrol saja denganku disini?"

Perempuan itu terdiam sambil memerhatikannya. Dilihat dari cara menggandengnya, perempuan itu bisa merasakan kehangatan dari tangan lelaki ini yang terasa kasar dan kapalan.

"Siapa namamu?" tanya perempuan itu penasaran.

"Aku?" Dia mengangkat alisnya mengetahui malaikat ini mulai tertarik padanya. "Namaku -----"

Ah, apa katanya?

••×••

Kelopak matanya terbuka mendengar jam wekernya berbunyi keras. Dia menghentikan benda tersebut dengan tangan lemas. Karena tidak mau diam, Freya segera membanting weker cacat itu karena tidak mau berhenti. Sunyi. Suara selimut yang menutupi tubuhnya cukup membuatnya hangat, rasanya ia tidak ingin terbangun. Ranjang yang ia tempati rasanya sangat nyaman, membuatnya semakin sulit untuk beranjak pergi ke sekolah.

Tunggu, sekolah?

Freya beringsut melemparkan selimutnya dan mengambil jam weker yang sempat dilemparnya.

Pukul 07.25.

"Aku terlambat!!" seru Freya langsung mengambil handuknya dan melakukan ritual mandinya.

Ini semua karena mimpi anehnya yang selalu berulang kali tayang setiap kali ia memejamkan matanya. Jika tempatnya bukan di balairung, pasti disuatu taman dan ia akan bersama lelaki asing yang bahkan ia sendiri tidak ingat wujudnya seperti apa.

Oneshots [MLBB Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang