The Fated Bet [Aluya]

1.4K 88 23
                                    

Repost!

"Alucard! Alucard! Alukerad! Alufeeder! Alukampret!"

"Miya! Sudah aku bilang berapa kali jangan suka ngejek nama aku." Alucard mendesis jengkel membuka pintu pada gadis yang berusia 17 tahun sedang mengetuk-ngetuk pintu rumahnya. Sebenarnya dibandingkan mengetuk justru yang Miya lakukan seperti menggedor-gedor pintu.

"Hehe.." cengiran khas Miya melebar melihat raut jengkel yang terlihat dari wajah Alucard."Ayo, Alu! Kita harus pergi!!"

Alucard hanya mendengus, ia mengambil kunci mobilnya dan mengikuti Miya yang sudah berlalu menunggunya di depan mobilnya.

Seperti biasa, di weekend pagi yang cerah ini pasti keduanya akan pergi ke mall Land of Dawn untuk bersenang-senang. Sebenarnya Alucard tidak pernah menyetujui kegiatan ini mengingat ia sangat menikmati waktunya di rumah dengan wi-fi terpasang di kamarnya, tetapi memang nasib--sahabatnya yang selalu menemaninya dari kecil pasti akan mendatanginya setiap pagi untuk mengajaknya pergi ke sana hingga menjadi sebuah rutinitas.

"Alu! Alu! Kamu tau gak sih? Aku ditembak loh sama kakak kelas yang auranya emang calm gitu." kikik Miya ketika mereka berada di mobil dan Alucard mengendarainya dengan santai.

"Emang ada yang mau sama kamu?" tanya Alucard dengan senyuman miring membuat Miya menggembungkan pipinya sebal.

"Aku seriuuus! Namanya kak Estes! Dia manis banget tau! Nembak aku pake surat--"

"Surat? Hah! Ketinggalan jaman banget. Jaman sekarang kalo suka ya tinggal ngomong aja!" potong Alucard yang sebenarnya agak geli dengan cara lelaki menyatakan perasaan pada perempuan dengan cara pasaran seperti itu.

"Kamu tuh gak memahami esensi dari cara nembaknya kak Estes." dengus Miya sambil menyilangkan kedua tangannya menatap Alucard."Padahal kalo kamu mau tahu, cara itu yang bisa bikin semua cewek meleleh alias baper."

Alucard mengangkat alisnya, mengarahkan mobilnya menuju pintu masuk mall untuk parkir."Masa? Aku gak percaya tuh. Emang kamu baper?"

"Hehehe... Engga sih." Miya terkekeh membuat Alucard menyeringai.

Sudah kuduga.

Lagipula melihat Miya terkenal tomboy di sekolahnya membuat Alucard tak kaget lagi. Dengan rambut pendek sebahunya berwarna matahari senja dan gayanya yang sedikit kelaki-lakian membuat beberapa perempuan dan lelaki menyukai kepribadiannya. Baginya, perihal cowok dan percintaan itu kecil mengingat dia sudah beberapa kali ditembak dan akan menceritakannya pada Alucard tidak peduli jika sahabatnya itu mendengarnya atau tidak.

Tanpa sadar mereka telah sampai di mall Land of Dawn. Seperti biasa keduanya akan memasuki wilayah dimana tempat mereka bermain.

Pertama adalah melempar bola basket terbanyak ke dalam ring.

Jangan ditanya itu kemampuan siapa. Alucard Hunter. Meskipun gaya rambutnya macam mangkuk, dia memiliki pesona sendiri sampai beberapa pengunjung yang lewat terpesona dengan keseriusannya.

Permainan kedua adalah DDR.

Sudah dipastikan itu kemampuan siapa. Miya Archer. Kemampuannya menari tak bisa diremehkan. Apalagi kalau musik sudah mulai terputar, dia akan bergerak dan menari dengan lincah membuat Alucard bertanya-tanya apakah Miya mantan anak penari kontemporer melihat kemampuan menarinya sangat ahli.

Beberapa permainan lagi yang sampai terlalu banyak untuk disebutkan karena mereka amat menikmati sisa weekend mereka untuk bersenang-senang. Alucard pun tak urung ikut menikmatinya dan mengakui dalam hati kegiatannya bersama Miya bak rutinitas tiap weekend ini lebih baik daripada menikmati wi-fi di rumahnya.

Oneshots [MLBB Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang