Just Fluff [Claude & Fanny]

726 56 30
                                    

Notes: Dikarenakan sang author sangat tergila-gila dengan Claude & Fanny. Chii pun ngotot membuat ff mereka yang sangat jarang ditemukan. Apalagi ditemukan skin survey Valentine mereka sangat akfbfidnsjsjsi yang membuat Chii kejang-kejang terus modar.

Q: Terus FF Chii yang belum kelar---
A: Sssst! Diam.

Gweh lagi butuh asupan mereka nih 🗿

Enjoy(。・ω・。)ノ♡

••••

Apa kau pernah merasakan anemia? Dimana kau tak sanggup untuk berjalan dan pandanganmu berkunang-kunang? Tubuh merasa lemas dan kehilangan kesadaran?

Yah, itulah yang Fanny rasakan saat ini.

Dia terbangun di ruang auditorium dengan pandangan sedikit bertanya. Fanny yakin sebelumnya ia sedang berjalan memasuki pelataran kampus.

"Kamu sempat pingsan didepan pintu kampus."

Gadis itu menoleh kearah si penolong yang telah menyelamatkannya. "Oh, terima kasih--"

Perkataan Fanny terhenti karena ia mengenal siapa yang menolongnya hari ini. Dia sempat merasa syok sebelum kembali memokuskan dirinya pada lelaki yang tengah duduk menungguinya.

Dari sekian banyak orang disini, kenapa harus mantan pacarnya yang menolong Fanny?

"Anemia kamu kambuh kayaknya ya?"

Fanny tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lain kali jangan capek-capek ya."

"....ya." jawab Fanny pelan.

Lelaki itu mengusap kepala Fanny sekilas sebelum pamit beranjak pergi menuju kelasnya.

"Uh, terima kasih sudah menolong aku." ujar Fanny yang menghentikan langkah kaki pemuda tinggi itu.

Lelaki itu hanya tersenyum sebelum keluar dari ruang auditorium yang sedang sepi. "Sama-sama. Sampai jumpa, Fanny."

"Eung. Sampai jumpa, Saber."

•••

Claude muncul dari daun pintu sambil membawakan sekantung berisi kaplet penambah darah, botol air minum, dan roti.

"Fan! Aku dengar kamu sempet pingsan didepan kampus!" seru Claude panik. "Anemia kamu kambuh ya?! Aku bawa obat nih!"

"Claude, awas!" teriak Lesley mengingatkan Claude untuk memerhatikan langkahnya.

Baru saja Lesley memeringatinya, Claude langsung mencium ujung kepala pintu. Lelaki itu langsung meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang kepentok. Sementara, Gusion di belakangnya hanya menggeleng-geleng sambil ikut memasuki kelasnya. Dia mendengar kalau Claude ingin menemui Fanny, jadi ia memilih ikut ke kampus seni dan desain sambil menemui Lesley.

"Ih, udah tau dia jangkung. Masih aja suka lupa buat nunduk kalau masuk." omel Lesley yang tidak habis pikir dengan Claude.

"Dia panik, yang. Mana ada kepikiran buat nunduk." celetuk Gusion sambil menghela nafasnya.

Suasana kelasnya masih agak ramai meskipun mata kuliah hari ini telah usai. Claude dan Gusion yang berada di satu jurusan, yakni teknik sipil, langsung berburu ke kampus seni dan desain setelah menyelesaikan mata kuliah mereka. Keduanya sempat menunggu kelas anak seni selesai sambil makan di kantin kampus.

Oneshots [MLBB Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang