Prolog

578 40 4
                                    

Seoul, 13 Juni 2013

      Sejak subuh para member Bangtan sudah terbangun dan tak bisa lagi memejamkan matanya dengan tenang. Setelah penantian panjang mereka akhirnya ke tujuh pemuda dari daerah yang berbeda di Korea selatan itu akan mulai debut.

      Perjuangan, hingga tangis dan air mata mereka akan terbayar hari ini. Mungkin terlalu dini mengatakan ini adalah akhir, perjuangan mereka masih panjang. Tapi beberapa tahun kebelakang setelah mengalami banyak ujian yang cukup membuat mereka jatuh bangun, ketujuhnya melangkah dengan percaya diri meski dengan hasil yang sama sekali belum bisa mereka pastikan.

"Jimin-a!!, " Sejin Hyung memasuki kamar kecil mereka, dan memanggil Jimin.

    Kamar dengan 3 ranjang bertingkat yang bahkan selalu dihuni oleh nyamuk dan beberapa serangga yang kadang ikut masuk bila Namjoon atau Jimin lupa menutup pintu. Mereka tinggal di dorm yang serba kekurangan tapi senyum tak pernah lepas dari bibir mereka sejak Bang PD mengatakan akan mendebutkan mereka menjadi sebuah boy grub beranggotakan 7 orang dengan nama "Bangtan Soyeondan"

"Ya, Sejin Hyung, " Jimin masih bersiap, pria itu baru saja mencoba baju yang disarankan oleh Hoseok untuk keberangkatan mereka menuju tempat showcase nanti malam.

"Semua keluarga kalian sudah ada di ruang tunggu, tapi sepertinya orang tua Jimin kehilangan anak perempuan mereka."

"Chaeyoung?, "tanya Jimin, semua member yang tengah berlatih juga menjadi panik, yang mereka ketahui adik perempuan Jimin baru duduk di kelas 5 sekolah dasar.

"Bagaimana bisa?, "tanya Jimin ikut panik.

"Beberapa staff dan pihak keamanan tengah mencoba mencarinya, sepertinya dia ketinggalan rombongan yang menjemput keluarga kalian di stasiun.

"Chaeyoung itu buta arah, ia bahkan juga sering tersesat di Busan. Aku akan membantu mereka mencarinya Hyung, "kata Jimin.

"Kami juga akan mencarinya, "kata Hoseok,

"Tetaplah di dorm dan berlatih Hyung, kalian bahkan belum pernah bertemu adikku."

"Setidaknya biarkan aku ikut, akulah yang paling mengetahui daerah Seoul, aku pasti bisa dengan cepat menemukan adikmu."

"Baiklah, hanya J-hope, yang lainnya teruslah berada di dorm, "Sejin akhirnya leluar diikuti Jimin dan Hoseok.

                         *****

      Chaeyoung berusaha untuk tak menangis sambil terus mengenggam tali tas selempang yang ia kenakan. Saat membeli kimbab di pintu keluar stasiun, Chaeyoung terpisah dari keluarganya. Gadis berusia 12 tahun itu terus mencoba mencari orang tuanya, tapi tanpa ia sadari Chaeyoung telah berjalan menjauh dari daerah stasiun.

    Ini kali kedua Chaeyoung yang berasal dari Busan itu pergi ke Seoul, mengunjungi kakaknya yang akan melakukan sebuah konser malam ini. Padahal Chaeyoung sudah berusaha menghafal jalan, ia tak ingin Park Jimin, kakaknya mengolok-oloknya sebagai anak bayi karena selalu buta arah dan tersesat di jalan.

    Chaeyoung punya banyak kelemahan termasuk ia tak pandai menghafal jalan. Chaeyoung selalu buta arah. Di Busan saja ia sering tersesat bagaimana ia bisa menemukan jalan saat tersesat di Seoul?

    Lagi, kejelekan Chaeyoung adalah selalu menyalahkan orang lain, sekarang ia bahkan merutuki kakaknya. Jimin terlalu membanggakan saat pemuda yang selisih enam tahun darinya  itu akan memulai debut menjadi idol hari ini setelah masa training yang tak begitu lama. Kedua orang tuanya begitu membanggakan kakaknya hingga mereka menempuh perjalanan yang jauh dari Busan ke Seoul.

Love and smile "JHS" J-hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang