Bagian 43

217 28 3
                                    

"Aku tidak akan keberatan lagi bila Hyung menjalin hubungan dengan Chaeyoung lagi. Tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini Hyung, semua orang mengkhawatirkanmu."

   Itulah kata pertama yang diucapkan Jimin setelah Hoseok membukakan pintu untuknya. Sudah sebulan berlalu dan keadaan Hoseok tidak baik-baik saja. Pria itu sama sekali tak keluar rumah, bahkan tak mengizinkan Hyesung untuk masuk rumahnya. Meminum alkohol dan memakan makanan cepat saji. Penampilan Hoseok juga tak jauh dari celana training dan kaus kebesaran. Berambut sedikit panjang dengan sedikit kumis tumbuh di wajahnya. Bukannya sangar, Hoseok si pria perfeksionis itu sekarang malah terlihat begitu menyedihkan.

"Tapi Chaeyoung ingin berpisah denganku. Ia tak ingin melihatku. Kau ingat saat terakhir ia melihatku? Dia berteriak histeris."

"Chaeyoung juga tak baik-baik saja saat tak ada kau."

"Apa dia sakit lagi?, "tanya Hoseok segera dengan raut wajah khawatir.

    Jimin tersenyum meremehkan saat Hoseok bereaksi berlebihan ketika ia mengatakan Chaeyoung sedang tak baik-baik saja. Jimin tak sadar tapi mencintai seseorang itu terkadang membuat kita jadi sedikit bodoh. Ia mengalaminya sendiri.

"Sakit hati!! Kau juga kan!."

"Aku tak bercanda Jimin-a."

"Aku juga tak bercanda, lihat saja keadaanmu Hyung."

     Hoseok bahkan lupa terakhir kali ia berkaca. Bangtan sedang cuti sementara dan ia menolak semua pekerjaan. Jimin akhirnya memutuskan untuk mengunjungi pria itu ke rumahnya. Walau bagaimanapun Hoseok tetap saja ia anggap seorang kakak.

"Jungkook menikah minggu depan, Hyung akan tetap seperti ini?, " Jimin membenci Hoseok, kesal dengan pria yang menghancurkan hati adiknya tapi Jimin akhirnya tahu itu kesalahpahaman. Lagipula yang kehilangan bukan hanya Chaeyoung, Hoseok bahkan terus diliputi perasaan bersalah.

"Kita juga harus secepatnya mengukur baju Hyung, kau tak ingin melihat Jungkook menikah."

"Bagaimana keadaan Chaeyoung, Jimin-a."

"Yang pasti dia lebih baik darimu, masa magangnya telah berakhir karena alasan kesehatan. Dia telah kembali ke Busan bersama ibu,"kata Jimin.

"Dia jarang memposting di akun medianya. Benarkan dia baik-baik saja?."

"Hyung menjadi penguntit? Astaga, temui saja Chaeyoung dan tanyakan sesuatu jangan seperti ini kau tampak menyedihkan, " Jimin menggelengkan kepalanya. Kemana perginya Jung Hoseok yang dulu selalu tersenyum paling lebar diantara mereka bertujuh.

    Jimin kembali menghela nafasnya saat Hoseok tak menanggapi ejekannya. Biasanya pria itu setidaknya akan memukul pelan kepalanya saat Jimin terus menggodanya.

"Chaeyoung tetap terlihat baik, tapi dia sering menangis sendirian di malam hari."

"Seringlah mengunjunginya, dia pasti kesepian."

"Hyung benar tak mau menemuinya? Bagaimana bila Chaeyoung mulai didekati banyak pria, dia,, "

"Mungkin suatu saat aku perlu melihat dia bersanding di altar dengan pria lain, seperti Jieun dan Jungkook."

"Apa kau berfikir untuk bunuh diri? Tak melihat adikku selama sebulan saja kau sudah sekacau ini, sekarang kau berfikir melihatnya bersama pria lain. Memangnya kau sanggup!! Ibuku memang susah ditaklukkan tapi semua akan berhasil bila kau berusaha."

"Chaeyoung yang ingin berpisah Jimin-a. Aku tak ingin sekali lagi menjadi penyebab luka dari gadis yang aku cintai. Kapan kita pergi untuk mengukur baju, sampaikan jadwalku pada Hyesung. Pulanglah,,"

Love and smile "JHS" J-hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang