[ 12 ] Halcyon • Dua belas

1.3K 183 44
                                    

| Brothership " Familyship " Friendship|


YANG JUNGWON ENHYPEN

•••

"Lo jelek!"

"Kalian jelek, pokoknya semua jelek."

Pagi ini Juan tiba-tiba menghampiri Riki dan Haruto yang tengah asik bermain game. Kehadiran anak itu menimbulkan tatapan binggung dari kedua sahabatnya. Ditambah setelah Juan berbicara seperti tadi langsung pergi dan duduk dikursinya.

"Juan tuh kok makin kesini jadi keliatan beda. Awal-awal gue kenal anaknya dewasa, kalem. Kok jadi gini ya? Random, binggung gue," ujar Haruto setelah menyimpan ponselnya. Kemudian mengambil sebungkus permen karet.

"Karna udah ketemu keluarga kandungnya mungkin. Soalnya dulu 'kan Juan dipaksa keadaan buat jadi orang mandiri," Haruto mengangguk mendengar jawaban Riki.

"Kalau menurut gue, yang kita liat sekarang tuh sisi Juan yang lain. Yang nggak pernah Juan tunjukin. Paham nggak?"

"Paham gue Rik, tapi lucu nggak sih liatnya. Noh dia sekarang malah jongkok ngitung semut," Haruto menunjuk keberadaan Juan dengan dagunya. Kemudian mereka berdua tertawa bersama.

"Temen lo tuh," balas Riki.

"Ah tapi gue masih nggak habis pikir sama kejadian semalem," lanjut Riki melirik Haruto sekilas. Sahabatnya itu baru saja menegak setengah air mineral.

"Alasan dia pengen ngekos?"

Riki mengangguk."Iya."

Haruto tersenyum tipis untuk beberapa saat menyebabkan siswi sekelasnya menahan diri agar tak kelepasan meneriaki nama Haruto. Entah Haruto dan Riki sadar atau tidak jikalau mereka selalu diperhatikan serta dikagumi oleh banyak siswi. Namun sepertinya keduanya tidak memiliki waktu untuk mengurus hal tersebut.

"Pertama kali gue denger Juan nangis pas di kamar mandi waktu itu. Dari situ gue mulai ngerti, Juan punya cara sendiri buat nutupin luka nya."

"Langsung keintinya bisa?" tanya Riki sedikit kesal.

"Katanya pinter," sindir Haruto hingga ia harus merelakan kakinya ditendang Riki.

Tetapi setelah itu keduanya diam, sibuk menjelajahi pikiran masing-masing. Tak lama kemudian Haruto kembali membuka mulutnya,"gimana kalau alasan yang semalem kita denger cuma kebohongan?"

Setelah membuat Riki berpikir keras, dengan tidak tanggung jawabnya Haruto meninggalkan Riki sendirian. Dia menyusul Juan yang sekarang duduk dikursi sembari menikmati sebungkus sari roti.

"Dugaan lo terlalu klasik Rik. Gue justru mikir Juan lagi berusaha nutupin masalah dia dari orang lain,"  Batin Haruto memandang sendu Juan yang berada disampingnya. Setelah menjadi teman dan mengenal Juan, dia sedikit demi sedikit memahami seperti apa sosok Juan.

"Makan nggak bagi-bagi," Dengan cepat Haruto mencuri sepotong roti milik Juan. Berakhir punggungnya dipukul berulang kali karena Juan tidak ikhlas.

"Lo jelek banget, nggak mau tau!" Juan menatap tajam Haruto. Tatapan mata mereka saling bertemu membuat tiba-tiba rasa sesak didada Juan kembali tumbuh. Tangannya yang bebas meremat pinggiran kursi.

Haruto sadar, dibalik bola kembar yang menatapnya sengit ada luka yang sengaja disembunyikan si pemilik. Perlahan Haruto menarik sudut bibirnya.

"Iya gue jelek. Makanya kasih gue contekan," nada bicara Haruto terdengar halus tetapi mampu mencairkan suasana yang sempat menegang.

Halcyon [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang