|Brothership " Familyship " Friendship|
YANG JUNGWON ENHYPEN
•••
warn : violence , sexual harrasment , pedophilia, blood
•••
Juan diumur 10 tahun belum mengerti banyak hal. Dirinya bagaikan benda rapuh yang mudah hancur bila tersenggol sedikit saja. Dunia luar terlalu luas dan menyeramkan. Mungkin karena itu Ratna selalu memberinya kalimat-kalimat penting seperti jangan mudah percaya dengan orang asing atau mungkin jangan mencuri meski kamu miskin. Dari situ, Juan ingin selalu jadi anak yang penurut.
Sore ini juga rasanya tidak ada yang berubah, masih sama seperti biasanya. Pemandangan penjual kaki lima memenuhi penglihatannya. Telapak tangannya mengelus pelan perut yang tertutup seragam, meminta untuk jangan berisik sebab saku Juan kosong. Juan tidak ingin bersedih ketika langit begitu memancarkan keindahan walaupun dia lapar. Senyum manis terpatri di wajah manisnya. Menarik tali ransel kemudian melanjutkan perjalanan pulangnya.
Namun karena kurang fokus, Juan tak sengaja menabrak pejalan kaki yang lain. Rambut yang diwarnai membuat Juan menaruh first impression yang buruk pada orang itu.
Juan masih bungkam, belum berniat membuka mulut. Masih asik memandangi pemuda yang lebih tinggi darinya. Tatapan mata itu berhasil membuat Juan merinding. Seakan bila dirinya bertahan dalam posisi itu lebih lama, hidupnya akan berakhir.
Saat ingin pergi karena sudah merasa tidak nyaman tiba-tiba pemuda berambut pink tersebut berbicara. “Pake gih.”
Juan menatap binggung jaket pemberian orang itu. Alis Juan kian menambah kesan binggung ketika pemuda dihadapannya melirik sinis kearah pohon besar dipinggir jalan.
“Ma──” belum juga Juan selesai mengucapkan terimakasih pemuda itu justru meninggalkan dirinya. Tanpa sadar bibir Juan mengerucut sebal. Juan pun memilih pergi dari tempat itu juga.
Juan berjalan sembari menghentak-hentakkan kakinya berhasil menarik perhatian ibu-ibu disekitar. Mereka memekik gemas ingin sekali mencubit pipi Juan. Bahkan beberapa dari mereka berniat membawa Juan pulang untuk dijadikan anak.
Juan hanya tersenyum tipis ingin menghargai ibu-ibu yang memanggilnya dengan berbagai sebutan yang terdengar lucu dan manis.
Ketika sampai ditempat yang lebih sepi, siapa sangka ternyata sore ini Juan harus merasakan kesakitan baru. Tubuh kecilnya diseret paksa memasuki jalan sempit. Rasanya sekedar untuk bernafas sangat sulit, dia sangat takut. Karena terlalu panik otaknya tidak bisa dipakai untuk berpikir. Juan terpaksa menuruti orang dewasa yang membawanya untuk memasuki rumah kecil yang tak terawat. Dinding yang mengelupas serta lumut-lumut tumbuh memenuhi pekarangan.
“Bapak, kenapa kita kesini? Juan mau pulang,” sekuat tenaga anak bertubuh munggil itu agar terlihat tenang.
Sudah sepuluh detik Juan menunggu tetapi masih tidak mendapat jawaban. Dia hanya butuh sesuatu yang bisa menyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir.
Bahkan Juan masih berusaha diam tidak memberotak sewaktu orang yang ia panggil bapak, mendorong bahunya agar duduk dikursi. Ransel yang sejak tadi Juan gendong sudah tergeletak diujung ruangan, isinya berceceran.
Juan mendongak menyebabkan mata cantiknya menatap lurus orang tadi. Wajah tak berekspresi yang Juan ditemukan. Jemarinya meremas jaket yang ia pakai, Juan gugup dan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon [ RE-PUBLISH ]
Teen Fiction[ END ] ╰➝Brothership, Familyship, Friendship.✧*。 Juan seorang yang menyukai warna biru. Dikala langit tengah membagi sesaknya, Juan memiliki alasan tersendiri mengapa hujan begitu bermakna untuknya. Semua tak pernah mudah sejak awal, tetapi kata ap...