[ 20 ] Epilog • Halcyon

1.5K 132 13
                                    

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Banyak hal yang sudah berlalu meninggalkan kenangan manis dan pahit. Serta luka hati yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Namun, pada akhirnya mereka mencoba berdamai dengan keadaan.

Salah satunya sosok yang sudah tumbuh menjadi lelaki sukses. Jatuh bangun telah ia lalui. Di dunia ini memang tidak ada yang instant. Setelah belajar tak kenal waktu kini dia—yang dulu hanya remjaa SMP, telah berhasil mencapai mimpinya atau mungkin mimpi orang lain.

Seiring bertambah usia, tubuhnya juga semakin menjulang tinggi. Tetapi sampai detik ini dirinya belum ada niat memiliki menjalin hubungan serius dengan wanita. Hidupnya hanya fokus pada kasus-kasus yang terjadi dilingkungan masyarakat seperti penculikan, pembunuhan dan lain sebagainya.

Ruangan itu sudah kosong karena jam menunjukkan pukul 12 malam tepat dimana seharusnya manusia beristirahat dikasur empuk mereka. Tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk satu orang ini. Dia masih setia duduk dikursi miliknya sembari membaca koran, padahal jelas-jelas matanya hampir tertutup sebab kantuk yang menyerang.

“Pulang sana!” tiba-tiba seseorang merampas koran yang ia baca.

“Apa?” suaranya lebih berat dan dalam daripada semasa SMP.

“Lo seharusnya udah pulang dari 2 jam yang lalu Haruto Watanabe.”

“Bukan urusan lo,” sejak awal pertemuan mereka, Haruto langsung menaruh rasa tak suka pada orang itu. Sebab setiap menatap wajahnya selalu mengingatkan dirinya pada sesuatu. Yang mana adalah alasan mengapa Haruto memilih bekerja ditempat ini

“Gue senior lo, mana sopan santunnya?”

“Ya ya ya, terserah,” setelah mengucapkan itu, Haruto beranjak dari duduknya dan bersiap pulang tetapi ia menyempatkan diri untuk menatap seseorang yang masih berdiri ditempatnya.

“Kak Juna...”

“Ya?”

Yang dipanggil Juna mengangkat sebelah alisnya menunggu kalimat apa yang hendak Haruto ucapkan. Dua menit terbuang akan keheningan membuat Juna berdecak malas.

“Kalau nggak ada yang ketinggalan, lo boleh pulang sekarang,” ujar Juna menunjuk pintu keluar menggunakan dagunya.

Juan....gue kangen.” Batin Haruto

“Kenapa masih berdiri disitu?” tanya Juna memukul kepala Haruto dengan gulungan kertas. Tak seperti yang Juna pikirkan, dimana Haruto yang akan menatapnya tajam ditemani kata-kata kasar seperti biasanya. Karena sosok yang lebih tinggi dari Juna itu justru memeluknya erat. Ingin menyampaikan sebuah kerinduan kepada orang yang sudah tenang diatas sana.

“Lepas nggak?”

Haruto menggeleng lemah, “Kak Juna, ijinin gue buat meluk lo selama beberapa menit kedepan.”

“To, gue Juna bukan Juan.”

“Gue tau.”

Juna menghela nafas kemudian tersenyum tipis mengusap punggung bergetar Haruto.

“Lo boleh peluk gue sepuasnya.”




| Brothership " Familyship " Friendship |

YANG JUNGWON ENHYPEN

[ Halcyon resmi selesai ]


3 April 2022

Halcyon [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang