21

1.2K 179 7
                                    

Siapa yang kemarin mau update lagi?









*
*

Hyunjin kembali dengan semangkuk air dan sekotak obat di kedua tangannya. Ia duduk di hadapan kedua orang yang enggan menatap satu sama lain.

"Nyusahin aja lo berdua." Hyunjin berdecak kesal.

Hyunjin menatap keduanya, taeyong benar benar tidak memiliki luka satupun, hanya bagian tangannya merah yang di gunakan untuk memukul.

Sedangkan muka mantan bosnya bos nya itu sudah tampak memar di keseluruhan. Hyunjin sampai menatap ngeri keduanya.

"Nih kompres tangan lo." Mengulurkan salah satu kain yang dibawanya. Lantas taeyong menerimanya dengan raut mukanya yang cemberut.

Setelah mengulurkan kain pada taeyong, hyunjin lalu tanpa berbicara mengulurkan tangannya untuk membersihkan luka pada mantan bosnya.

"Shh aww"

"Siapa suruh diem?! Gak bisa berantem pak?" Hyunjin menekan lebih keras tangannya yang sedang membersihkan luka pada wajah chan, tetapi yang di lihatnya lelaki itu malah tersenyum pada dirinya.

"Ekhem, lo ngapain si ngurusin dia jin?" Ujar taeyong.

"Gue ga mau ada korban jiwa ya di sini. Ntar kalo kenapa ni rumah ga bisa di jual, gue nya rugi tanggung jawab lo?!" Sehabis itu taeyong pun langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Lalu hyunjin tetap melanjutkan kegiatannya mengobati chan, sehabis di bersihkan dengan selembar kain yang ia rendam pada mangkuk berisi air. Lalu ia menuangkan obat pada kapas, setelah itu ia kembali mengulurkan tangannya untuk kembali mengobati wajah chan.

"Ahh kamu dendam sama saya ya jin?"

"Iya! Udah diem aja deh."

Melupakan taeyong, lelaki itu melirik pasangan sejoli itu dan meninggalkan keduanya. Lalu ia memilih kedapur, urusan perutnya lebih penting sekarang.

*
*

"Makasih jin."

"Lagian aneh banget si, tau di tonjokin lawan gitu tahan gitu. Ga bisa berantem apa emang udah tua ga bisa nahan tenaga si taeyong?"

Usai mengobati chan hyunjin lantas menggerutu sebal, tidak habis pikir kenapa laki-laki di depannya diam saja ketika di serang.

Chan yang melihat itu merasa senang, ia rindu gerutuan hyunjin. Rindu ketika bibir itu terus berucap bahwa sang empunya tengah kesal. Ia merasa hyunjin begitu lucu ketika menggerutu, ekspresi wajahnya pun tidak kalah lucu.

"Ngapain lagi senyam-senyum. Abis di tonjokin malah seneng, aneh."

Sebelum berhasil bangkit, hyunjin lebih dulu di tahan oleh chan. lantas tubuhnya terasa kaku akibat perbuatan tiba-tiba yang di lakukan oleh lelaki itu.

Chan memeluknya.

"Jangan usir saya jin, kamu juga jangan pergi. Saya kangen sama kamu jin. Selama ini saya cari-cari kamu kemana-mana."

Dalam pelukan itu, mata chan terpejam ia mengeluarkan seluruh keluh kesahnya selams ini ketika hyunjin pergi meninggalkannya.

"Kenapa kamu bisa sehebat itu sembunyi jin? Maafin saya kalau pertemuan waktu itu berakhir bikin kamu jadi pergi. Sekarang jangan tinggalin saya ya? Saya juga ga mau pergi dari kamu jin."

Rasanya bahu hyunjin telah basah, dan pelukan pada pinggangnya pun semakin erat yang membuatnya merasa sesak. Dan jangan lupakan perut bulatnya itu memerlukan ruang lebih, tetapi kini ia malah di apit sedemikian rupa.

Secretary Hwang [Chanjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang