Dokter kepala berang. Ia sudah mendengar semua laporan Sasuke yang mangkir dari tugas. Hanya karena mempertahankan perasaan pribadi, Sasuke melepas tanggung jawab shift hari kemarin.
"Tujuanku mempertahankanmu di rumah sakit juga demi menangani pasien bencana" tegas dokter kepala, "dekat daerah itu hanya ada satu rumah sakit kecil. Kalau mereka butuh bantuan, mereka selalu merujuk pasien kemari"
Sasuke hanya diam tak berkomentar.
"Kemarin ada puluhan pasien rujukan yang harus ditangani di ICU"
"Sumimasen, saya bersiap menerima konsekuensi"
"Sebagai peringatan pertama, aku sudah memutuskan sanksi yang tepat"
Hukuman Sasuke bukanlah skorsing, sesuatu yang diharapkan sehingga mampu mengambil waktu luang. Dokter kepala justru menambah shift Sasuke tanpa memberikan cuti selama tiga minggu penuh.
"Ini tidak adil!" tolak Sasuke.
"Tanyakan keadilan itu pada keegoisanmu! Kemana kau saat ada pasien yang masuk ruang ICU? Kau kira bisa mempermainkan nyawa sesukamu?!"
Tck. Sasuke kesal. Ia tak menyangka harus dihukum seberat itu. Kesempatan untuk mencari Sakura justru memudar.
Menjalani shift dobel membuat Sasuke makin tertekan. Belum lagi tugas menggantikan Neji sementara. Walau bukan dokter spesialis seperti Neji, sedikit banyak Sasuke menguasai ranah pemeriksaan Neji.
Memang benar. Setelah mengumpulkan pundi-pundi tabungan dari pekerjaan, Sasuke akan segera mendaftar kuliah spesialis jantung. Sebelum itu, dia terus mencicil dan berdiskusi dengan sang senior tentang apa-apa saja cakupan pelajaran kelak.
"Sasuke-san, istirahatlah sejenak. Kau kelihatan dehidrasi" cegah Hinata Hyuga, adik sepupu Neji sekaligus perawat di rumah sakit, "aku akan membeli minuman isotonik di vending machine jika kau mau"
"Iie, arigatou. Kau boleh pergi. Shiftmu sudah berakhir, bukan?"
"Hai. Terima kasih atas kerja kerasnya"
Sasuke terduduk di kursi lorong yang sepi. Jari-jemarinya menari di atas ponsel, menghubungi orang yang ia percaya. Di sela shift, Sasuke tak lupa menelpon Neji untuk menanyakan laporan terbaru.
"Jangan mengganggu saat bertugas. Kurasa kau tau tentang peraturan itu, Sasuke-sensei"
"Hai, aku hanya menanyakan-"
"Sakura Haruno belum ditemukan" lapor Neji singkat lalu menutup telpon.
Sasuke menunduk lesu. Rasa frustasi sudah memenuhi pikiran selama tiga hari ini. Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?
Di keheningan tersebut, Sasuke dikejutkan langkah cepat seseorang. Keluarga dari pasien ICU, dia hafal bunyinya. Tak berapa lama, ia melihat wanita berambut merah panjang dan pria berambut blonde.
Mereka orangtua Naruto!
Sasuke bergegas menyusul. Menyapa orang-orang baik padanya semasa kuliah, Kushina Uzumaki dan Minato Namikaze. Dua orang yang kemungkinan sedang menunggu kabar pasien di ruangan.
"Doumo, Uzumaki-san" salam Sasuke ramah.
"Ah, Sasuke-kun!" balas Kushina dengan wajah cemas.
"Sedang apa?"
"Kami mendapat laporan kalau Naruto sudah ditemukan dan sekarang masuk ICU. Apa kau tidak tau?" timpal Minato, "gomen, pastinya kau sibuk dengan pasien lain ya. Tidak mungkin pasiennya hanya Naruto seorang di sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love of Us
Misteri / Thriller| On Going || SASUSAKU pairs | ⚠ Violence/Disturbing Chapter included ⚠ Sasuke Uchiha mencintai wanita itu. Sakura Haruno, perempuan yang sejak kecil selalu tergila-gila padanya. Sasuke sudah membulatkan tekad akan melamarnya setelah si model cantik...