3. Bugenvil

346 54 11
                                    

Dengan langkah gontai Melati memasuki rumahnya. Mawar mengerjainya habis-habisan di kantor. Sepertinya Mawar memang memiliki dendam pribadi padanya. Ingin rasanya Melati membalas semua perbuatan anak bosnya itu, tapi apa daya? Ia hanya seorang karyawan di sana, tidak memiliki cukup kuasa untuk membalas perbuatan Mawar.

"Baru pulang?" Melati mengangguk. Ia lalu mengambil duduk di samping mamihnya.

Taeyeon tersenyum, ia mengelus kepala putrinya dengan sayang, "Kerjaanya banyak banget ya sampe pulang telat?"

Melati kembali mengangguk, tapi sekarang posisinya ia memeluk mamihnya.

"Kalo capek mending kamu berhenti aja"

Melati segera menggeleng tidak setuju dengan perkataan mamihnya, susah-susah ia melamar kerja di Yoo Corp terus mau berhenti begitu saja? Melati tidak akan rela itu.

"Kalo Melati berhenti, terus Melati mau kerja apa Mih?"

"Kamu bisa bantuin mamih di rumah sakit"

Melati mempoutkan bibirnya, "Gak ah, bau rumah sakit bikin Melati mual" Taeyeon terkekeh mendengar ucapan putrinya.

"Anak dari seorang dokter kok gak suka bau rumah sakit kkk"

Melati mencebik kesal, "Mamih kok ngetawain aku sih?"

Taeyeon menarik hidung putrinya, "Kamu lucu kalo lagi marah kaya gini"

"Huh dasar mamih ngeselin. Udah ah Melati mau mandi dulu"

"Ceritanya marah nih sama mamih?" goda Taeyeon melihat Melati sudah menaiki tangga menuju kamarnya.

Melati tidak menggubris perkataan Taeyeon ia langsung masuk saja ke dalam kamarnya.

Taeyeon di buat tertawa dengan tingkah kekanak-kanakan putrinya. Sudah dewasa tapi masih saja berisikap seperti gadis SMA. Taeyeon menggelengkan kepalanya. Ia jadi teringat dengan salah satu pasiennya di rumah sakit. Wajahnya sangat mirip sekali dengan putrinya. Walaupun sifat keduanya bertolak belakang.

Taeyeon memijat pelipisnya, memikirkan hal itu membuat kepalanya jadi sakit.

🌹

🌹

🌹

🌹

🌹

~🌹~

Mawar berguling-guling di kasur empuknya. Ia sangat bahagia hari ini. Ternyata bekerja di kantor tidak seburuk yang ia bayangkan. Padahal awalnya ia menolak mentah-mentah tawaran dari ayahnya itu untuk menggantikan posisinya di Yoo Corp. Tapi sekarang ia justru bersyukur. Sepertinya mulai sekarang hari-harinya akan berwarna.

'Gue kan udah jadi pimpinan perusahaan sekarang, gue kayanya butuh sekretaris deh' pikir Mawar.

'Hhmm, siapa ya yang pantes buat jadi sekretaris gue?' Mawar berfikir keras.

'Ah, Aster? Dia pasti mau kalo gue tawarin jadi sekretaris gue' seketika senyum Mawar merekah. Ia segera mencari handphone nya.

Dengan semangat Mawar menekan nomor sahabatnya itu.

"Halo As?"

"Halo? Siapa" suara serak Aster menyapa indra pendengaran Mawar.

"Lo baru bangun As? Astaga" Mawar menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan sahabatnya yang satu itu.

"Mawar? Gue kira siapa. Ada apa?"

"Ck! Dasar pemales lo!"

"Kalo lo nelfon gue cuma mau ngatain gue, gue tutup nih telfonnya. Gue masih ngantuk, mau tidur"

"E-eh jangan di tutup dulu. Parah lo As. Tega bener sama gue"

"To the point deh lo!" Aster tampak kesal. Karena tidur nyenyaknya sudah di ganggu.

"Gue cuma mau nawarin lo jadi sekretaris gue. Mau gak lo?"

Perkataan Mawar berhasil membuat Aster segera duduk dari posisi berbaringnya, "Serius lo?"

"Gak gue bercanda. Ya seriuslah. Baik kan gue?"

"Cih!" Aster mencibir kenarsisan Mawar.

"Hah ha, jadi mau gak? Kalo lo gak mau gue cari orang lain lagi"

"Ok gue mau. Tapi bukan berarti lo bisa seenaknya nyuruh-nyuruh gue nanti"

"Yakan lo sekretaris gue dodol. Masa gue gak nyuruh-nyuruh lo?" heran Mawar.

"Bukan gitu maksud gue. Lo boleh nyuruh gue kalo itu berhubungan sama pekerjaan. Profesional tau?"

Mawar memutar matanya malas, "Tanpa lo bilang juga gue bakal profesional kali"

"Heh he, siapa tau lo memanfaatkan keadaan buat ngerjain gue. Lo kan orangnya suka jail"

Kembali Mawar memutar matanya malas, "Itu kan dulu As, waktu kita masih SMA. Sekarang gue udah dewasa kali. Gak jail lagi"

"Cih! Gak percaya gue. Kita liat aja nanti"

"Ok, oh ya udah dulu ya gue mau mandi bye bye Aster jelek"

'Tuutt'

Mawar mematikan telfonnya sepihak. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia sangat bersemangat untuk besok. Apalagi nanti di kantor ia tidak sendiri lagi. Ada Aster yang akan menemaninya.

Aster dan Mawar sudah bersahabat semenjak SMP. Mereka selalu bersekolah di tempat yang sama. Tapi setelah lulus SMA Mawar memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Jadi ia dan Aster semenjak itu tidak bertemu lagi. Tapi mereka masih saling menghubungi satu sama lain.

Besok adalah pertemuan perdana mereka. Mawar jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan sahabatnya itu.

































































~🌹Flowers🌹~

"Aku tidak sempurna
Tapi aku mencoba untuk menghapusmu dengan sempurna"

***

Flowers🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang