7. Tulip Putih

342 45 13
                                    

Mawar menatap tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat di depan matanya. Adiknya, Rain, terkapar tidak berdaya di pangkuan Melati. Wajahnya di penuhi banyak luka, kaki dan tangannya pun demikian. Bagaimana bisa? Bukankah adiknya sedang menemani temannya di rumah sakit? Setahunya begitu.



'BRUUKK'


Mawar jatuh pingsan. Taeyeon yang berdiri di sampingnya pun segera menompang tubuh Mawar. Ia tidak mengerti dengan situasi ini.

"M-mel d-dia_____?" Taeyeon menatap wajah putrinya.

"Dia Rain mih, adik Mawar yang pernah Melati ceritain" Taeyeon terdiam seribu bahasa. Apa tadi? Rain adik Mawar? Ia tidak tahu jika adik Mawar itu Rain.

Taeyeon mengenal Rain karena Rain merupakan kekasih dari Winter, pasien yang dirinya pulangkan. Ia menyuruh Melati untuk mengecek keadaan pasiennya itu karena ia sudah lancang memulangkannya tanpa seijin Rain, yang merupakan kekasihnya. Dan Rain datang ke ruangannya mengancamnya jika terjadi sesuatu pada Winter, Rain akan meminta pertanggung jawabannya. Itulah alasan kenapa Taeyeon menyuruh Melati untuk mengecek keadaan pasiennya.

Tapi ini apa? Kenapa Rain bisa seperti ini? Dan lagi dimana Winter? Kenapa dia tidak bersama Rain. Taeyeon benar-benar tidak mengerti.

Ambulance datang dan Melati segera mengangkat tubuh adik Mawar masuk ke dalam mobil. Penampilan Melati acak-acakan. Bajunya terdapat banyak noda darah. Tentu itu darah Rain.

Mawar juga ikut di bawa ke rumah sakit karena dia belum sadarkan diri juga.

Taeyeon merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi. Ini salahnya. Benar-benar kesalahan terfatalnya dalam hidupnya. Harusnya ia tidak mengijinkan Winter pulang, karena walau bagaimanapun keadaannya saat itu belum pulih, tapi ia justru mengijinkannya pulang hanya karena Winter terus saja merengek minta pulang. Dan lebih parahnya lagi ia tidak memberitahukan Rain terlebih dahulu. Padahal jelas-jelas Rain sudah bilang padanya kalau Winter adalah tanggung jawabnya. Karena Winter tidak memiliki keluarga selain Rain. Tapi ia dengan bodohnya membiarkan Winter pulang sendirian.

Sedari tadi Taeyeon hanya diam saja. Sampai mereka tiba di rumah sakit.

Rain sudah di bawa ke ruang UGD. Taeyeon dan Melati menunggu di luar.

Melati menunggu dengan perasaan cemas. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Rain.

Hubungan Melati dengan adik Mawar itu terbilang cukup dekat. Melati mengenal Rain dari Mawar. Saat mereka melakukan kencan untuk pertama kalinya, Mawar membawa Rain untuk ikut bersama mereka. Mawar juga memberitahukan hubungan mereka pada adiknya itu. Mawar bilang Rain adalah segalanya untuk dirinya. Jadi apapun yang berkaitan dengan Mawar, Mawar akan memberitahukan pada Rain. Begitu pun sebaliknya. Jadi jangan heran kenapa Melati bisa mengenal Rain.

Melati tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Mawar mengetahui fakta kalau adiknya sudah mengalami pelecehan seksual. Melati tidak sanggung melihat respon dari Mawar ketika dia mengetahuinya. Melati merasa sangat menyesal karena datang terlambat. Jika saja ia datang lebih cepat, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Rain masih baik-baik saja.

"Mih__" Melati menatap ibunya yang masih betah diam saja di tempatnya. Bahkan Taeyeon belum mengucapkan sepatah kata pun semenjak mereka sampai di rumah sakit.

"Sebenernya apa yang terjadi? Kenapa bisa adik Mawar ada di sana? Bukannya mamih bilang Melati suruh memastikan keadaan pasien mamih? Terus kenapa Rain yang ada di sana? Apa pasien mamih itu Rain?" pertanyaan bertubi-tubi Melati layangkan pada ibunya. Ia memang tidak mengerti ketika melihat Rain yang ada di sana. Apalagi keadaannya saat itu sudah sangat kacau. Pakaian yang sudah compang camping dan wajah yang di penuhi banyak luka. Ia yakin Rain pasti berusaha melawan saat si pelaku mencoba menyentuhnya, alhasil si pelaku menyerangnya habis-habisan.

Melati tidak akan membiarkan si pelaku bebas begitu saja. Ia bersumpah pada dirinya sendiri.

"Pasien mamih namanya Winter, dan Rain itu kekasihnya. Winter mengalami kecelakaan dan kakinya lumpuh. Rain bilang Winter tidak memiliki keluarga lagi selain dirinya. Jadi winter menjadi tanggung jawab Rain. Tapi saat Rain ijin untuk pulang ke rumahnya, Winter terus merengek ke mamih buat ijinin dia pulang. Dia itu mirip banget sama kamu, dari wajah dan sikapnya. Mamih merasa kamu yang ada di depan mamih saat itu. Jadi mamih ijinin dia pulang. Tapi dengan bodohnya mamih gak kasih tau Rain dulu. Rain datang marah-marah sama mamih karena udah memulangkan Winter. Dia ngancem mamih kalau sesuatu terjadi sama Winter. Mangkanya mamih nyuruh kamu buat ngecek keadaan Winter. Mamih gak nyangka kalau Rain ternyata langsung ke rumah Winter setelah dari ruangan mamih. Dan mamih benar-benar gak tau kalau keadaannya bakal kaya gini hikss hikss" tangis Taeyeon akhirnya pecah setelah dari tadi ia mencoba menahannya. Ia menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya.

Rasa bersalah menyelimutinya, "Dan mamih gak tau kalau Rain itu adik Mawar" lanjut Taeyeon. Wajar jika Taeyeon tidak tahu kalau Rain adik Mawar, karena Mawar tidak pernah mengenalkannya. Walau Melati sering bercerita tentang Rain, Melati tidak menyebutkan namanya saat dia bercerita. Jadi Taeyeon tidak tahu.

Melati memeluk ibunya. Kenapa semua ini harus terjadi pada mereka?

"R-rain mih hikss dia u-dah dilecehin sama orang hikss" tangis Melati tidak sanggung lagi. Rain masih sangat muda untuk mengalami cobaan seberat ini.

"Gimana bisa Rain ngalamin hal itu Mel? Siapa yang udah perkosa dia? Terus ke mana Winter? Kenapa kamu cuma sama Rain tadi?" Taeyeon menangkup wajah putrinya.

"Aku gak tau mih, pas aku sampe sana Rain udah ada di lantai. Dia udah gak sadarkan diri. Aku juga gak liat siapa-siapa di sana selain Rain. Bahkan pelakunya aja aku gak tau siapa hikss hikss. Kalau aja aku dateng lebih cepet mungkin aku bisa tau semua jawabannya hikss dan Rain pasti belum ngalamin ini" kembali menangis. Sampai saat ini ia masih menyalahkan dirinya. Walau bukan dia yang salah, karena dia pun tidak tahu menahu permasalahan yang terjadi. Karena ibunya hanya menyuruhnya untuk mengecek keadaan pasiennya saja tidak lebih.

"Semua salah mamih Mel hiksss hikss"

Rumah sakit itu menjadi saksi bisu tangisan ibu dan anak yang menyesali sesuatu yang sudah terjadi.































































~🌹Flowers🌹~

"Aku satu-satunya yang seakan telah kehilangan segalanya"

***

Flowers🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang