5. Anyelir Merah

342 51 5
                                    

Mawar baru saja sampai di kantornya, ia sengaja berjalan melewati meja kerja Melati, niatnya ia ingin kembali mengerjainya, namun ia merasa aneh karena tidak mendapati keberadaan Melati di sana. Mejanya tampak rapih seperti belum tersentuh oleh pemiliknya.

"Daisy kemana Melati? Kenapa dia tidak ada di meja kerjanya? Bukankah ini masih jam kerja?" pertanyaan bertubi-tubi Mawar layangkan pada Daisy. Membuat Daisy sedikit kebingungan ingin menjawab yang mana dulu pertanyaan Mawar.

"Maaf bu, tadi Melati ijin pulang katanya ada urusan mendesak" jawab Daisy akhirnya.

Mawar menatap Daisy tidak senang, "Kenapa dia tidak minta ijin pada saya dulu?!" tanyanya pada Daisy. Hal itu membuat para karyawan mencuri pandang ke arah mereka berdua. Mereka menatap iba Daisy. Pasti setelah ini Daisy akan terkena masalah.

"Saya kurang tau bu" Daisy menunduk takut. Apa setelah ini ia akan di pecat? Oh Tuhan selamatkan lah dirinya dari Mawar. Jika Melati bukan sahabatnya, ia mana mau di titipkan pesan seperti itu. Dan kenapa juga Melati tidak meminta ijin terlebih dahulu pada Mawar. Sungguh Melati membuat dirinya terkena masalah.

"Masih pagi udah marah-marah aja lo" itu Aster yang baru saja datang dan melihat keributan yang di timbulkan oleh sahabatnya. Masalahnya sepele tapi Mawar membuatnya seakan-akan itu masalah besar.

"Ck!" Mawar menghempaskan tangan Aster yang memegang bahunya. Lalu ia masuk ke dalam ruangannya.

"Lo gak papa?" tanya Aster pada Daisy.

Daisy mengangguk, "Makasih bu" ucapnya. Jika bukan karena Aster, mungkin dirinya masih menjadi sasaran kemarahan Mawar.

Aster tersenyum, "Sama-sama, jangan lupa nanti makan siang sama gue" kembali Daisy mengangguk. Ia tidak punya alasan untuk menolak ajakan Aster. Walau ia masih merasa canggung dengannya. Mereka belum lama kenal, tapi Aster memperlakukannya seperti ia sudah mengenalnya lama. Daisy juga tidak tahu alasan pasti kenapa Aster selalu berusaha mendekatinya. Semoga saja alasannya baik.

Aster pergi ke ruangan Mawar. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia masuk begitu saja. Toh sudah biasa juga.

"Lo lagi kenapa sih? Masih pagi udah marahin anak orang aja" ujar Aster duduk di depan Mawar. Ia memandang wajah Mawar yang tampak seperti sedang gelisah.

"Lo kenapa?" kembali Aster mengajukan pertanyaan pada Mawar. Karena Mawar belum juga menjawab pertanyaannya.

"Gue kok tiba-tiba ngerasa gak enak ya?" alis Aster mengerut, "Maksud lo?"

"Gue khawatir sama seseorang, tapi gue gak tau siapa yang gue khawatirin" Mawar memijat pelipisnya. Tadi ia masih merasa baik-baik saja, tapi semenjak ia dengar Melati ijin karena ada urusan mendesak, mendadak pikiran-pikiran anehnya mulai muncul. Tidak tahu kenapa?

"Lo lagi khawatir sama Melati kali" tebak Aster.

"Gak tau gue, kaya ada sesuatu yang bakal terjadi sama orang terdekat gue, tapi siapa ya?" Mawar semakin resah. Ia mulai memikirkan keluarganya satu per satu.

"Gak usah di pikirin kali War, mungkin itu cuma perasaan lo aja" ucap Aster.

"Gue harus ketemu sama Melati, gue mau mastiin sesuatu" Mawar berdiri lalu membereskan barang-barangnya.

"Lo emang tau Melati ada di mana?" heran Aster dengan sahabatnya. Mawar ini sebenarnya sedang kenapa sih? Aneh sekali. Tadi marah-marah tidak jelas, sekarang panik sendiri.

"Gak!" jawab Mawar singkat dan langsung pergi meninggalkan Aster sebelum Aster banyak tanya lagi. Ia tidak punya waktu. Ia harus segera menemui seseorang.

🌹

🌹

🌹

🌹

🌹

~🌹~

Taeyeon mondar mandir di ruangannya. Ia menunggu kabar dari putrinya. Tapi sampai sekarang Melati belum juga mengabarinya. Kenapa mendadak perasannya jadi tidak enak? Seberusaha mungkin Taeyeon mengusir pikiran-pikiran negatifnya. Pasti semuanya akan baik-baik saja kan? Pasti.

Seharusnya tadi ia tidak usah menyuruh putrinya untuk membantunya memastikan keadaan salah satu pasiennya yang sudah ia pulangkan. Bagaimana jika nanti Melati kenapa-kenapa di sana?


'TOOKK TOOKK'

Suara pintu ruangannya di ketuk. Taeyeon dengan segera pergi membukanya siapa tahu itu Melati.

"Mawar?" ternyata bukan Melati.

"Iya tan ini aku" Mawar tersenyum canggung, sudah sangat lama ia tidak bertemu dengan Taeyeon lagi. Semenjak hubungannya kandas dengan putrinya.

"Masuk sayang" ucap Taeyeon mempersilahkan mantan kekasih putrinya masuk ke dalam ruangannya. Dari dulu Taeyeon sudah menganggap Mawar seperti putrinya sendiri.

Sejak Melati memperkenalkan Mawar sebagai kekasihnya pada Taeyeon. Sejak saat itulah Taeyeon sudah merestui hubungan keduanya, walau awalnya ia sedikit merasa aneh, karena yang di bawa Melati seoarang gadis cantik bukan pemuda tampan. Tapi ia mencoba untuk mengerti dengan jalan yang di pilih putrinya itu tanpa menghakiminya sedikitpun.

Walau sudah mendapat restu, hubungan Melati dan Mawar ternyata tidak bertahan lama. Taeyeon juga tidak tahu kenapa hubungan mereka bisa berakhir. Sudah ia coba tanyakan pada putrinya, tapi sampai sekarang putrinya itu masih belum mau menjelaskannya juga. Pada akhirnya Taeyeon berhenti menanyakannya. Mungkin Melati dan Mawar punya alasan sendiri mengapa mereka memilih mengakhiri hubungan mereka.

"Tumben kamu ke sini?" tanya Taeyeon setelah menyuruh Mawar untuk duduk. Mawar sedikit canggung, ia juga bingung harus bicara dari mana.

"Heh he, iya tan, kebetelun tadi lewat, jadi mampir deh" pintar sekali Mawar mencari alasan.

Taeyeon mengangguk, "Oh ya, gimana kabar kamu? Kenapa jarang mampir lagi ke rumah? Padahal tante nungguin loh"

Mawar tersenyum, "Kabar Mawar baik kok tan, Mawar juga mau mampir tapi malu" ya jelas Mawar merasa malu, tidak mungkin juga ia mendatangi rumah mantannya. Nanti dikira ia masih berharap lagi. Walau faktanya memang iya. Jadi bisa kalian tebak sendiri, kenapa Mawar suka sekali mengerjai Melati saat di kantor. Ya karena di memiliki dendam pribadi pada Melati. Sampai sekarang ia masih tidak terima di putuskan sepihak. Melati yang lebih dulu mengakhiri hubungan mereka. Ia tidak tahu alasannya. Padahal ia masih sangat mencintai Melati. Dan ia yakin Melati juga begitu.

"Kenapa malu? Kan ada tante," ujar Taeyeon. Mawar mengangguk, "Nanti lain kali Mawar mampir deh"

"Nah gitu dong, walaupun hubungan kalian udah berakhir, tapi bukan berarti kalian jadi kaya orang musuhan kaya gini. Kan bisa kalian jadi temen"

'Aku gak mau jadi temennya tan, maunya jadi ceweknya' batin Mawar.

Mereka berdua lalu larut dengan obrolannya, sampai-sampai Mawar melupakan tujuan awalnya.























































































~🌹Flowers🌹~

"Jika aku terus menunggumu seperti ini
Maka ada sebuah kata yang tak bisa terus aku pendam

Aku mencintaimu"

***

Flowers🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang