Setelah kejadian di mana adiknya mengalami pelecehan seksual, sikap Mawar berubah drastis. Mawar yang biasanya suka mengerjai Melati kini tidak lagi. Mawar yang biasanya suka marah-marah kini tidak lagi. Mawar kini menjadi sangat pendiam dan dingin. Kepada Aster yang sahabatnya saja dia dingin. Setiap hari Mawar selalu menghabiskan waktunya di kantor. Pekerjaan yang seharusnya di kerjakan besok, malah di kerjakan hari ini juga oleh Mawar. Hal itu membuat orang-orang di sekitarnya jadi khawatir. Mawar jarang pulang ke rumahnya, dia selalu lembur di kantornya, makan tidak teratur apalagi tidur. Tidak tahu ada apa dengan Mawar sebenarnya?
Aster uring-uringan melihat sikap sang sahabat yang memprihatinkan. Dia tahu Mawar pasti sangat terluka atas kejadian yang menimpa adiknya itu. Tapi Mawar juga harus memikirkan dirinya sendiri bukan? Aster bingung harus bagaimana membuat Mawar agar bisa seperti biasa lagi. Dia tidak suka Mawar yang sekarang, dingin dan pendiam. Lebih baik Mawar marah-marah ketimbang diam seperti ini.
"Mel" kebetukan sekali Melati lewat di depannya. Melati yang merasa di panggil pun lalu menghampiri Aster.
"Ya bu, ibu memanggil saya?" tanya Melati sopan. Aster rasanya ingin tertawa saja mendengar Melati berbicara formal padanya.
"Gak usah formal gitu kali Mel, kita kan udah kenal lama" ujar Aster.
Perlu kalian ketahui, Aster tahu hubungan Mawar dan Melati. Dia dulu juga kakak kelas Melati. Tapi tidak terlalu dekat. Aster kenal Melati juga karena Mawar mengenalkannya. Jadi dia tahu hubungan keduanya. Tapi jika di kantor, dia bersikap seolah-olah tidak mengenal Melati, tentu itu atas suruhan Mawar. Karena Mawar tidak mau sampai orang kantor tahu kalau Melati mantan kekasihnya dulu. Bisa geger semua orang kantor jika tahu. Melati pasti akan menjadi pusat perhatian.
"Gak enak ini masih di kantor" jawab Melati. Aster mengerti, dia akhirnya mengajak Melati ke ruangan yang lebih tertutup agar tidak ada yang melihat apalagi mendengar pembicaraan mereka.
"Jadi gini, gue mau minta bantuan lo" ujar Aster to the point setelah mereka masuk ke ruangan pribadinya.
Melati tidak mengerti dengan maksud Aster, "Bantuan apa?" tanyanya bingung. Kenapa Aster tiba-tiba meminta bantuannya?
Aster menghela nafas sejenak, "Lo tau kan keadaan Mawar akhir-akhir ini?" Melati mengangguk.
"Gue kasian sama dia, tapi gue juga gak bisa bantuin dia. Yang bisa bantuin dia cuma lo Mel"
"Kenapa gue?" Aster tidak menyangka Melati ternyata belum menyadari jika Mawar masih menyukainya. Harusnya Melati sadar, selama ini Mawar mengerjainya itu hanya untuk mencari perhatiannya saja. Kenapa Melati bodoh sekali? Apa dia menganggap Mawar melakukannya cuma karena iseng? Sungguh Aster tidak mengerti dengan jalan pikiran Melati.
'Kayanya gue harus bilang yang sebenernya, biar masalah mereka berdua cepet kelar' pikir Aster. Dia sudah bosan menjadi tempat curhat Mawar perihal masalah percintaannya itu. Setiap hari yang di ceritakan Mawar selalu tentang Melati. Bilangnya mau move on, tapi masih menyebut-nyebut nama mantannya terus. Dasar Mawar.
"Mawar itu masih suka sama lo. Jadi cuma lo yang bisa bikin Mawar balik kaya biasanya lagi" Melati terdiam. Dia cukup terkejut mendengarnya. Dia kira Mawar sudah menemukan penggantinya. Karena hubungan mereka sudah bertahun-tahun berlalu. Melati tersenyum tipis.
"Ok" tanpa banyak bicara Melati mengiyakan permintaan Aster. Aster sampai heran, harusnya Melati bertanya lebih banyak bukan tentang alasan Aster meminta bantuannya? Tapi ini tidak. Dengan mudah Melati mengiyakan permintaannya begitu saja.
"Lo serius? Lo mau bantuin gue?" tanya Aster yang masih tidak percaya.
"Iya gue mau bantuin lo" jawab Melati. Sebenarnya Aster ingin tahu alasan kenapa Melati bisa dengan mudah menyetujui permintaannya itu tapi dia memilih untuk tidak bertanya lagi. Mungkin Melati punya alasan tersendiri. Aster tidak ingin terlalu kepo.
"Ok, thanks" ucap Aster. Melati mengangguk, lalu setelah itu dia pamit pergi, karena sekarang sudah masuk jam makan siang.
'Semoga Melati bisa bikin Mawar happy lagi kaya dulu' batin Aster penuh harap.
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹
~🌹~
'Tookk tookk'
"Masuk!"
Melati masuk ke dalam ruangan Mawar, dia membawakan banyak makanan untuk bosnya itu. Bukan Mawar yang menyuruhnya, itu atas inisiatif Melati sendiri. Dari informasi yang dia dapat dari Aster, Mawar selalu telat makan. Jadi Melati membawakan makanan untuknya, agar Mawar tidak melewatkan makannya lagi.
"Ngapain kamu?!" dingin Mawar melihat Melati sedang menata makanan yang di bawanya tadi, di atas meja dekat sofa.
"Ibu gak liat apa saya lagi ngapain?" bukannya menjawab, Melati justru melemparkan pertanyaan kembali pada Mawar. Membuat Mawar geram.
"Saya sibuk! Saya tidak punya waktu mengurusi kamu! Lebih baik kamu keluar dari ruangan saya!!" usir Mawar.
"Ibu ngusir saya?"
"Kalau sudah tahu ngapain kamu nanya?!" Melati mengedikkan bahu acuh. Dia tidak memperdulikan nada ketus Mawar. Menurutnya itu sudah biasa.
"Kamu budeg apa?!! Saya bilang keluar?!!" Mawar meninggikan suaranya. Tapi Melati tetap tidak beranjak dari tempatnya. Dia justru kini tengah asik memakan makanannya.
Mawar tentu semakin geram dengan perilaku Melati, dia menghampiri Melati dan bersiap mengumpatinya. Namun belum sempat mengumpat, tangannya sudah lebih dulu di tarik Melati, sampai Mawar jatuh tepat di pangkuan Melati. Mawar membeku. Sudah lama mereka tidak berada di posisi seintim ini.
"Aa?" suruh Melati, tapi Mawar belum juga membuka mulutnya. Mawar masih sibuk memperhatikan wajah Melati. Tidak ada yang berubah dari wajah Melati. Menurut Mawar wajah Melati masih seperti dulu, sangat cantik dan menggemaskan. Bahkan pipinya saja masih chubby seperti dulu. Bagaimana bisa Mawar move on dari makhluk secantik orang yang ada di depannya ini? Mawar bahkan sampai rela belok hanya untuk Melati.
"Gak usah liatin aku kek gitu, aku tau aku cantik" pede Melati walau faktanya memang benar. Mawar mendengus kesal dengan kepedean mantannya itu.
"Emang benar kan aku cantik?" ucap Melati sambil mengunyah pizzanya. Dia masih memangku Mawar, karena Mawar belum beranjak juga dari pangkuannya.
Mata Mawar kini hanya fokus ke pizza yang sedang di makan Melati. Dia tidak mendengarkan perkataan Melati dengan baik. Dengan gerakan super cepat, Mawar memakan pizza yang ada di mulut Melati. Melati sampai di buat melongo dengan tindakan Mawar itu. Di tangan Melati ada Pizza kenapa Mawar justru memakan yang ada di mulutnya?
Karena terbawa suasana, Melati menarik tengkuk Mawar. Dia mengajak Mawar berciuman. Mereka berdua melupakan pizzanya. Mawar yang tadinya duduk menyamping kini mulai menghadap Melati. Dengan posisi masih sama seperti tadi. Duduk di pangkuan Melati. Tangan Mawar pun bergerak dengan sendirinya, mengalung di leher Melati. Sedangkan tangan Melati memegangi pinggang Mawar.
Mereka hanyut dalam cumbuan yang sangat memabukan itu. Sampai Melati lupa tujuan awalnya untuk membuat Mawar mau makan.
~🌹Flowers🌹~
"Hanya ada cinta dalam ilusi gelap ini"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers🌹
FanfictionTiap kali aku memikirkan puisi tentangmu Aku ingin menghafalnya Agar aku mengingatmu ~Flowers~