bagian 1 seorang juru taksir

164 5 4
                                    

Pada beberapa tahun yang lalu
datanglah seorang juru taksir dia bisa menganalisis barang dengan benar. dia bernama zanio muhanni dan usia 32 tahun.

"Barang apa ini? barang nampaknya berharga sekali coba gue periksa dulu apa ini asli? " ucap zanio sambil mengambil barang itu dan mengecek dengan menggunakan kaca pembesar.

"Bos kamu lagi pegang apa?" tanya yoni.

"Ooh ini, ini saya ketemu di semak ini saya sudah menganalisisnya emas ini ternyata ini asli bukan palsu. "ucap zanio.

"Yakin nih bos, kamu tidak salah menganalisisnya. "jawab yoni.

"Ya tentu, tidak mungkinlah saya salah lihat saya sudah lama jadi juru taksir gak mungkin salah menilai barang itu?," kalau kamu gak percaya kamu bisa lihat sendiri.

"Eh gak usah bos, bukan saya gak percaya sama kamu, cuman saya kurang bakat seperti bos semuanya bisa melihat."

"Dari kecil saya sudah diajar meneliti barang, namun juga saya gak pernah memaksa diri saja belajar, itu cuman pengalaman pribadi saja."

"Iya bos yang penting bos punya bakat."

"asalkan kita punya hati nurani itulah kita menyelidikinya, kamu sebagai lelaki kamu taukan hidup susah itu."

"Saya tau bos karena hidup bagiku bukanlah senang hanya kita harus menguji cobaannya"

"Benar katamu, namun juga sebagai kehidupan memang memiliki tes kepada kita agar kita bisa mengikuti kehidupan tidak dengan sembarangan"

"Iya bos." ucap Yoni.

"Siapa bos disini," germeni bertanya.

"Ada apa mencari bos kami." yoni menjawab dengan heran alispun naik sebelah.

"Sebenarnya saya ada urusan mencari dia." germeni menatap yoni.

"Urusannya apa?" yoni bertanya.

"Kamu gak perlu tau, panggil bosmu saja." Germeni menggunakan seakan mau marah.

"Yoni ada apa saya dengar dari dalam tadi" ucap zanio.

"Bos dia bilang dia mau mencarimu." Jawab yoni.

"Kamu?" dengan matanya melotot menjadi besar melihat germeni.

Zanio menyambut kedatangan teman lama, teman lamanya bernama germeni dia adalah seorang perempuan yang pernah naksir kepada zanio dan usia 29 tahun.

"Silakan duduk sini." ucap zanio dengan lembut.

"Terima kasih," ucap germeni dengan lembut.

"Apa kabarmu, apa baik-baik saja?" Zanio bertanya.

"Saya baik, apa kabarmu zan." Jawab germeni.

"Lumayan baik." Jawab zanio dengan lembut.

"Kamu bekerja sebagai seorang juru taksir ya," tanya germeni dengan langsung.

"Iya ger," jawab zanio.

"Apakah susah kerja disini." ucap germeni.

"Menurutku boleh saja sih walaupun susah yang penting menghasilkan uang saja demi kebutuhan hidup." Zanio menjawabnya dengan senyum.

"Iya benar katamu, hidup bukan senang malahan banyak yang menderita karena hidup begini." Germeni pun menggunakan senyum menjawabnya.

"Enggak taulah kenapa manusia harus perlu membuat uang dan segala macam kebutuhan manusia." ucap zanio.

"Karena kehidupan memiliki strategi dan bersosialisasi maupun manusia tanpa hidup kelompok bisa saja gak mampu hidup lagi karena perlu orang lain menanam padi, kopi, tembakau dan lain-lain untuk tetap tahan hidup." Ucap germeni dengan tepat dan langkah.

Juru taksirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang