Chapter 1

369 28 0
                                    

Di pinggir sebuah jembatan terlihat seorang laki-laki berdiri sambil mengisap rokoknya. Ia terlihat melamun memikirkan sesuatu. Tak perduli dengan angin kencang yang membuat rambutnya berantakan. Ia juga tidak memperdulikan beberapa kendaraan yang melintas.

Laki-laki itu sedang menahan rasa sakit yang selama ini ia pendam. Yoshinori Kanemoto, seorang anak yang selalu mendapat kekerasan secara fisik maupun mental oleh ayah kandungnya sendiri.

Kedua orang tua Yoshi telah bercerai tepat 7 tahun yang lalu dan Yoshi terpaksa harus tinggal dengan ayahnya karena ibunya tidak ingin terbebani dengan kehadiran Yoshi.

Yoshi sangat paham mengapa perceraian ini dapat terjadi. Kelakuan kedua orang tuanyalah yang membuat keharmonisan keluarga yang harusnya saling melindungi malah menyakiti satu sama lain.

Egois

Itu yang yang Yoshi tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya. Karena keegoisan mereka membuat seorang anak telantar.

Walaupun ayahnya masih mau memberikan uang untuk keperluan Yoshi tapi sama saja, baginya tinggal dirumah tanpa saling bertegur sapa bukankah itu seperti orang asing?

Yoshi memang jarang berbicara dengan ayahnya karena ayahnya seorang yang pemarah. Ia kerap kali memukul Yoshi sebagai bentuk pelampiasan akan kekesalannya terhadap sesuatu.

Seperti hari ini, ketika Yoshi baru pulang dari sekolah tiba-tiba saja ayahnya memarahinya habis-habisan tanpa sebab dan juga memberikan sebuah tamparan keras di pipi Yoshi hingga pipinya terasa panas seperti terbakar.

Yoshi sempat kaget dengan yang dilakukan ayahnya. Yoshi  merasa dirinya tidak melakukan kesalahan apapun tapi ayah gilanya membuatnya sangat frustasi.

Yoshi membuang rokoknya ke tanah lalu menginjaknya. Setelah asap rokoknya telah padam, ia kembali melihat kedepan di mana pemandangan air sungai lebih menarik perhatiannya malam ini.

Ditengah kegiatan melamunnya memandangi sungai, tiba -tiba saja suara dering ponsel terdengar. Yoshi segera mengambil ponselnya dari saku celana panjang hitamnya.

Nama Haruto terpampang jelas di layar ponselnya. Yoshi terdiam sesaat sambil memandangi ponselnya yang terus menyala itu. Ia kemudian menggeser tombol hijau hingga terdengar suara helaan napas seseorang dari seberang telepon.

"Syukurlah lo angkat telpon gue. Lo sekarang ada dimana?! Kak Jihoon panik lihat lo gak ada di rumah tadi. Barusan dia datang ke rumah lo. Tapi kata bi Lea lo habis bertengkar sama bokap lo. Terus lo pergi dari rumah gak balik-balik sampai malam ini. Please jawab gue, jangan bikin panik."

Yoshi diam tak menjawab. Tatapan matanya kosong.

"Kak Yoshi jawab gue, Jangan diam aja. Anak-anak pada panik tahu gak lihat lo kayak gini?! Kak Jihoon lagi dijalan sekarang dia mau nyusul lo, jadi tolong beri tahu lo ada dimana sekarang. Jangan sampai Kak Hyunsuk emosi lihat lo kayak gini!"

Tanpa di minta air mata jatuh dari pelupuk mata laki-laki berdarah jepang itu. Padahal sudah dari tadi ia menahannya supaya tidak menetes.

Yoshi menjawab dengan suara yang bergetar, "Jembatan Yeongdodaegyo ."

"YAKKK, YOSHI AWAS AJA LO BERBUAT MACAM-MACAM GUE HAJAR LO!!." Teriak seseorang dari seberang sana yang suaranya sangat Yoshi kenali itu.

Choi Hyunsuk, salah satu teman akrabnya yang sudah mengganggap Yoshi seperti saudaranya sendiri.

Suara Haruto kembali terdengar, kali ini suara haruto lah yang bergetar seperti menahan isak tangis, "Kak Yoshi tunggu ya, jangan bertindak gegabah, bentar lagi Kak Jihoon sampai."

T-Hunter ElveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang