Chapter 4

213 17 1
                                    

Suara teriakan dari salah satu kamar membuat penghuni asrama berhamburan keluar dari kamarnya masing-masing.
Mereka semua terlihat bingung bercampur kaget.

Doyoung, Yedam dan Junghwan yang mengenali suara teriakan tersebut langsung berlari menghampiri salah satu kamar tempat dimana Junkyu berada. Dapat dilihatnya Junkyu sedang menangis ketakutan.

"Lo kenapa Kak?!." tanya Yedam panik sambil merangkul temannya itu.

Jeongwoo, Jaehyuk dan Haruto yang baru saja keluar dari kamar mereka dan dalam kondisi seperti orang yang baru habis bangun tidur itu pun segera menghampiri sekumpulan orang yang tengah berdiri di depan kamar Junkyu.

"Heh, ada apa ini? Astaga, Kak lo kenapa?!." Tanya Haruto panik bercampur bingung melihat kondisi Junkyu yang berantakan.

Junkyu diam tak menjawab. Ia hanya dapat menangis histeris sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.

"Kalau lo gak jawab kita gak bakalan tahu lo kenapa." ucap Jeongwoo khawatir.

"Doy, coba lo periksa kamarnya." Ucap Junghwan.

Doyoung yang diperintah pun segera memeriksa kamar Junkyu. Dimulai dari kolong kasur lalu langit-langit atap kamar. Kemudian Doyoung beralih menuju kamar mandi yang pintunya tertutup itu.

Saat pintu kamar mandi telah di buka, bau busuk yang menyengat langsung tercium oleh semua orang yang berada disana.

"Busett, bau apaan ni?!." Tanya jeongwoo sambil menutup hidungnya.

Doyoung terkejut saat melihat benda yang mirip sekali dengan organ manusia. Dari bentuknya yang berlendir dan warnanya yang berwarna merah membuat Doyoung yakin kalau benda itu memang benar organ manusia.

Doyoung yang melihat itu langsung berlari keluar kamar sambil menahan cairan yang akan keluar dari mulutnya. Ia merasakan mual.

Jaehyuk yang penasaran dengan apa yang dilihat Doyoung segera masuk ke kamar mandi.

"YA AMPUNNN, ULAH SIAPA INI?!." teriak Jaehyuk.

Teriakan Jaehyuk membuat kegaduhan dari seluruh penghuni asrama semakin ricuh. Mereka semua mencoba untuk masuk ke dalam kamar Junkyu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mencoba masuk dengan tidak sabaran sehingga membuat beberapa barang yang ada di dalam kamar Junkyu terjatuh.

Akan tetapi, sebelum mereka berhasil masuk suara teriakan seseorang mampu menghentikan pergerakan mereka.

"KALIAN SEMUA BERHENTI!."

Teriakan Yoshi yang baru datang itu mampu membuat semua orang di asrama terdiam membatu.

"Kalian pergi dari sini atau mau terima bogeman dari gue." Ucap Yoshi dingin.

Tatapan mata Yoshi tajam tersirat akan kemarahan.

"Gue gak perduli. Gue cuma mau lihat di dalam ada apa." jawab seseorang yang mencoba menerobos masuk ke dalam kamar Junkyu.

Tapi sebelum orang itu berhasil masuk, Yoshi lebih dulu berlari menghampiri orang itu lalu meninjunya tepat di tulang pipi laki-laki itu.

Melihat Yoshi yang lepas kendali seperti ini membuat seluruh penghuni asrama berlari kabur dan masuk ke kamar mereka masing-masing. Mereka tidak ingin bernasib sama seperti laki-laki dengan luka lebam dipipinya itu.

"KAK LO APA-APAAN?! HENTIKAN!!." Teriak Haruto.

Haruto segera memisahkan Yoshi yang terus-terusan menghajar orang itu. Jihoon, Asahi, dan Mashiho ikut melerai perkelahian kedua orang itu.

"YOS, HENTIKAN!! KALAU SATPAM DISiNI TAHU, KITA DALAM MASALAH BESAR." ucap Jihoon panik sambil memegang lengan Yoshi

Mendengar itu, Yoshi langsung menghentikan pergerakannya. Membiarkan orang yang habis dipukulinya itu pergi.  Setelah itu Yoshi beralih menatap Junkyu yang masih meringkuk dalam pelukan Yedam.

"Junkyu kenapa?."tanya Yoshi kepada orang-orang yang ada di dalam kamar Junkyu.

Jaehyuk menunjuk ke arah kamar mandi yang terbuka, "Coba lo lihat di dalam."jawab Jaehyuk dengan nada suara yang agak bergetar.

Yoshi langsung berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Yoshi melotot tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Jihoon...."

"Haruto...."

"Asahi....."

Sebelum melanjutkan perkataannya, Yoshi menolehkan kepalanya menatap ketiga orang yang ia sebut namanya itu.

"Perkataan Hyunjin waktu diperpustakaan tadi siang kayak nya ada hubungannya sama semua ini."

Asahi mengangguk, "Gue jadi bingung mau curigain siapa."

Jihoon menghela napas, "Hyunsuk.... Dia belum kembali sampai saat ini."

"Kalau memang dugaan kita benar, gue belum siap nerima kenyataan itu." Ujar Haruto sambil melamun memikirkan sesuatu.

"Maksud kalian apa?." tanya Jaehyuk tak mengerti.

"Tadi siang waktu gue, Yoshi, Haruto sama Asahi ke perpustakaan tiba-tiba ada Hyunjin yang nyamperin kita. Dia bilang kita disuruh hati-hati sama Hyunsuk." Jawab Jihoon

"Hyunjin yang ikut lomba sama gue itu?." tanya Yedam

Jihoon mengangguk.

"Apa? Gak mungkin lah. Hyunsuk itu teman kita. Kenal juga udah lama. Masa cuma gara-gara omongan orang hubungan pertemanan kita jadi berantakan?." Ujar Mashiho tak percaya.

"Waktu dia bilang kayak gitu juga kita berempat gak percaya. Tapi setelah kejadian ini ,masa kita gak boleh curiga sama sekali ke Hyunsuk?." Sahut Asahi.

"Tapi tunggu dulu.." ucap Jaehyuk menggantung kalimatnya, "Kalian ingat gak sama Yeonjun? Yang waktu itu juga nyamperin Hyunsuk karena ada yang mau disampein. Jujur aja sih gue curiga sama si Yeonjun itu."

"Jadi sebenarnya siapa yang harus dicurigain?." tanya Jeongwoo.

"Hyunsuk, Hyunjin dan Yeonjun. Gue rasa mereka adalah orang yang berbahaya." Jawab Yoshi sambil menatap ke arah luar jendela kamar Junkyu.

"Jadi kita harus apa?." Tanya Doyoung.

"Bertindak seolah tidak terjadi apa-apa."  Jawab Mashiho.

Jeongwoo menggeplak kepala Mashiho," Candaan lo gak lucu."

Mashiho mengacak-acak rambutnya frustasi, "Habisnya kita mau ngapain? Gue gak mau kalau ngelawan nyawa kita dalam bahaya. Gue gak mau mati."

"Kejadian Junkyu ini juga udah jelas menunjukkan kalau nyawa kita semua udah dalam bahaya. Jadi gak perlu nunggu nanti karena  kita gak tau kedepannya bakalan kayak gimana" Ucap Junghwan

Jihoon mengangguk setuju, "Justru kalau kita diam, mereka akan bertindak lebih parah dari ini."

"Gue setuju sama rencananya Mashiho."

Jawaban Yoshi membuat semuanya terkejut.

"Lo gila apa?!!Cupu banget lo gak berani lawan mereka. Tadi aja berani ninju orang sampai babak belur." bentak Jihoon.

Yoshi menatap kesal Jihoon, "Gue gak takut sama mereka. Gue cuma merasa lawan mereka gak segampang yang kita kira."

Jihoon menghela napas, "Oke, berarti kita ikuti permainan mereka. Tapi gue minta tolong sama kalian semua.."Jihoon menggantung kalimatnya.

"Mulai sekarang jangan ada yang pergi sendirian karena gue rasa mulai detik ini hidup kita gak bakalan aman kayak dulu."






#Happy Reading
#Thank You




T-Hunter ElveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang