Dari kejauhan terlihat sebuah mobil jeep berwarna hitam datang mendekat dengan sorotan lampu yang menyilaukan mata.
"Gue punya firasat buruk tentang ini."
Mashiho menoleh ke arah Jihoon dengan raut wajah yang panik, " Lebih baik kita kabur dari sini sebelum kekacauan ini semakin parah. Nyawa kita dalam bahaya."
Asahi yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, "Percuma. Gak ada celah buat kita kabur. Motor kita taruh diujung sana. Mau lari pasti ke tangkep."ucap Asahi seraya menunjuk letak dimana motor mereka berada.
Keenam laki-laki itu terdiam. Mereka semua tidak memiliki ide yang muncul dalam otak mereka untuk melarikan diri dari tempat ini. Mereka terus memperhatikan mobil jeep itu hingga mobil itu berhenti , memunculkan kelima pria berbaju hitam dengan masker hitam di wajahnya.
Pria yang sedari tadi hanya duduk santai di dalam mobilnya itu pun membuka pintu mobilnya, lalu berjalan keluar dengan gaya angkuhnya.
Pria itu berjalan mendekat ke arah enam laki-laki yang masih bergeming ditempatnya berdiri itu.
"Kalian pikir ini sudah berakhir? Tidak akan semudah itu mengalahkan anak buah ku."
Salah satu dari kelima anak buahnya yang baru saja datang itu, berjalan mendekat ke arah pria itu.
"Wah, sepertinya barusan ada pertunjukkan menarik yang ku lewatkan, boss." ujar anak buahnya itu seraya memainkan pisau lipatnya yang berada ditangannya itu.
Pria yang di panggil boss itu tertawa, "Belum. Tadi baru awal belum ke pertunjukkan yang sebenarnya." ucapnya seraya menatap tajam keenam pemuda di hadapannya itu.
"Kalian ini sebenarnya siapa?! Kami bahkan tidak mengenal kalian. Kami tidak punya urusan dengan kalian semua!." pekik Mashiho emosi. Habis sudah kesabaran laki-laki itu.
"Aku memang tidak punya urusan dengan kalian tapi dengan bocah itu." Jawab pria itu seraya menunjuk ke arah Hyunsuk.
Jihoon yang mendengar itu terkejut lalu meraih kerah baju Hyunsuk yang masih terdiam itu, "Sialan! Berarti dugaan gue sama Yoshi bener. Lo tega banget ngelakuin ini ke kita semua."
" Kak, tenang dulu. Jangan bertindak gegabah!." Haruto berlari untuk memisahkan mereka berdua.
Jihoon menyentak tangan Haruto yang memegangi tubuhnya hingga terlepas, "Lo gak lihat, hah?! Ini udah jelas kalo dia pelakunya. Dia yang tega neror temennya sendiri. Bener-bener keterlaluan Lo, Hyunsuk!!." ujarnya marah.
Suara tepuk tangan membuat keenam laki-laki itu kembali menoleh, memfokuskan pandangan mereka kepada pria di depan mereka ini yang terlihat sedang tertawa puas melihat keributan yang terjadi di hadapannya itu.
"Kalian bocah-bocah bodoh. Malam ini ku pastikan kalian semua lenyap dari muka bumi ini."
Hyunsuk yang mendengar perkataan pria itu langsung menarik paksa tangan Jihoon dari kerah bajunya hingga cekraman tangan Jihoon dari kerah bajunya terlepas. Lalu berjalan mendekat ke arah pria yang sedang tertawa itu.
"Gue bodoh karena percaya sama lo. Ini gak sesuai sama perjanjian. Lo nipu gue brengsek!."
Setelah mengatakan itu Hyunsuk memberikan bogeman keras ke pipi pria itu hingga tubuh pria itu jatuh ke aspal. Jihoon, Asahi, Haruto, Jaehyuk dan Mashiho terkejut karena tindakan berani yang dilakukan Hyunsuk.
Setelah melayangkan tinjuan kerasnya, Hyunsuk menolehkan kepalanya ke belakang menatap Jihoon, "Lo denger Hoon, semua yang lo tuduh ke gue itu gak bener. Apa kata lo tadi?! Neror? Gue bahkan gak tahu dari kalian ada yang diteror. Kalian gak cerita ke gue."
Jihoon , Asahi, Mashiho, Jaehyuk dan Haruto masih diam ditempatnya tanpa berniat membalas ucapan Hyunsuk. Mereka bahkan tidak tahu siapa yang salah sekarang.
Pria yang baru saja dihajar Hyunsuk itu bangkit berdiri seraya mengambil sebuah pistol dari saku celananya, "Berani sekali kau Hyunsuk..."ujar pria itu tidak terima. Pria itu mengacungkan pistolnya ke atas lalu terdengarlah suara tembakan yang mengarah ke langit-langit, "KALIAN SEMUA, HABISI MEREKA!!!." teriaknya kepada anak buahnya.
Jihoon panik, "Sialan, kalau begini tamatlah riwayat kita."
"Gue gak mau mati!." Ucap Jaehyuk tak kalah panik.
"Kalian menjauh biar gue aja yang hadapin." ujar Hyunsuk seraya mendorong pelan Mashiho, Asahi dan Jihoon untuk menjauh.
"Gue gak mau pergi."ucap Asahi seraya berjalan ke depan tanpa menoleh ke arah teman-temannya, "Kita hadapi sama-sama."
Jaehyuk meringis mendengar ucapan Asahi, "Lo gila Sa. Jumlah mereka terlalu banyak..." Jaehyuk mengedarkan pandangannya, "Dua belas orang lawan kita yang cuma berenam?! Gue rasa itu gak mungkin." lanjutnya setelah melihat ketujuh anak buah yang sebelumnya terkapar karena habis di hajar oleh mereka berenam kembali bangkit berdiri seraya melakukan ancang-ancang untuk siap menyerang.
"Gue tahu, tapi mau bagaimana lagi. Gak ada jal-."
Serangan dari salah satu anak buah itu membuat Asahi tidak bisa melanjutkan perkataannya. Tendangan kuat mengenai pinggang Asahi hingga laki-laki itu jatuh terlentang. Hyunsuk yang melihat itu tak tinggal diam. Hyunsuk segera meninju perut salah satu anak buah yang telah menendang Asahi.
Jaehyuk dan Haruto ikut bergabung untuk melindungi Asahi. Sedangkan Mashiho dan Jihoon dikepung oleh salah satu anak buah yang membawa pisau lipat di tangannya itu.
Mashiho dan Jihoon masih diam seraya mengambil ancang-ancang untuk melindungi diri mereka sendiri, jika nanti mereka diserang secara tiba-tiba.
Mereka berdua tidak berani melakukan perlawanan terlebih dahulu, melihat lawan mereka ini menggunakan pisau lipat membuat Mashiho dan Jihoon lebih memilih bertahan daripada menyerang.
Anak buah yang membawa pisau lipat itu mulai bergerak maju ke arah Jihoon. Hampir saja Jihoon kena tusukan di bagian perutnya itu, sebelum Mashiho menendang pisau lipat itu hingga terlepas dari tangan laki-laki yang memegangi tangannya kesakitan di hadapan mereka itu.
Tak berselang lama tubuh Mashiho terpental beberapa meter akibat tarikan kuat dari pria bertubuh besar yang tidak terima temannya disakiti.
"MASHIHO!."pekik Jihoon. Jihoon tidak terima lalu meninju keras wajah pria besar itu.
"SIALAN KAU!!"
Jihoon terus memberi pukulan di wajah pria itu hingga mengeluarkan darah di hidungnya. Setelah berhasil membuat pria itu tumbang, Jihoon terjatuh karena tendangan keras mengenai paha Jihoon hingga laki-laki itu berlutut kesakitan memegangi kakinya.
Haruto yang masih diserang oleh keempat pria didepannya itu berhasil melumpuhkan mereka sekaligus. Haruto menghajar mereka semua walau beberapa kali ia terjatuh karena serangan tiba-tiba dari lawan-lawannya itu.
Jaehyuk yang sedari tadi memperhatikan Mashiho dan Jihoon yang tidak dalam kondisi baik itu, segera berlari ke arah mereka untuk membantu mereka berdua.
Jaehyuk berlari kencang ke arah pria yang ingin menusuk Jihoon dengan pisaunya itu. Dari arah belakang Jaehyuk memberikan tendangan kuat ke punggung pria itu. Lagi-lagi pisau pria itu terlepas dari tangannya.
Jaehyuk berulang-kali menendang tubuh pria itu yang sudah terbaring lemas itu. Jaehyuk yang melihat musuh dihadapannya sudah tak berdaya, langsung mengarahkan tangannya untuk membuka masker di wajah pria itu. Tetapi belum juga ia sampai menyentuh masker pria itu, seseorang memukul bagian belakang lehernya menggunakan besi panjang.
Jihoon yang sedari tadi memperhatikan perkelahian Jaehyuk itu, berusaha bangkit dari duduknya. Baru saja Jihoon ingin memaksakan kakinya yang sakit itu untuk berlari ke tempat dimana Jaehyuk berada, suara dering ponsel dari dalam saku hoodienya membuatnya segera mengambil ponselnya itu.
Setelah itu, Jihoon segera menggeser tombol hijau di layar ponselnya ketika melihat nama penelepon yang tertera di layar ponselnya itu.
"Lo dimana sekarang? Share lokasi lo sekarang!."
#Happy Reading
#Thank You
KAMU SEDANG MEMBACA
T-Hunter Elve
FanfictionCast : -Yoshinori -Jihoon -Hyunsuk -Jaehyuk -Mashiho -Yedam -Haruto -Asahi -Junghwan -Jeongwoo -Doyoung -Junkyu Seberapa pintar rahasia di sembunyikan tidaklah menutup kemungkinan suatu hari akan terbongkar. # First Story