Chapter 11

150 20 2
                                    

"Kau tahu apa kesalahanmu Hyunsuk?."tanya pria yang saat ini tengah bersiap menarik pelatuk pistol ditangannya itu.

Pria itu menodongkan pistolnya ke arah Hyunsuk yang tengah terduduk lemas tak jauh dari tempatnya berdiri. Kondisi Hyunsuk sangat buruk. Penuh dengan luka memar di bagian wajahnya dan darah mengalir di bagian kepalanya.

Hyunsuk meringis memegangi perutnya yang dirasa juga terkena serangan oleh anak buah pria itu, yang mengakibatkan perutnya terasa nyeri sekarang.

Melihat kondisi Hyunsuk yang
tak berdaya itu ,membuat pria di depannya itu tertawa remeh.

"Kau lihat sekarang, kan? Kau bukanlah lawan yang sepadan untukku..." pria itu berjalan mendekati Hyunsuk yang duduk beberapa meter darinya, seraya tetap mengacungkan pistolnya ke arah Hyunsuk, "Seharusnya kau sudah tahu konsekuensi dari semua perbuatan yang kau lakukan."

Jihoon yang sudah tidak mampu menggerakkan kakinya lagi hanya mampu menatap Hyunsuk dan pria itu dari kejauhan. Sedangkan Mashiho sudah pingsan ditempat. Darah mengalir dari hidung laki-laki itu. Sudut bibirnya juga terlihat robek dan berdarah.

Haruto sudah terbaring tak berdaya tak jauh dari tempat Jihoon berada. Tenaga laki-laki itu sudah terkuras habis saat tadi melawan empat orang sekaligus. Di bagian pipi laki-laki itu juga terdapat luka sayatan akibat goresan pisau walaupun goresannya tidak terlalu panjang.

Jaehyuk yang tengah kesakitan di samping Haruto itu, mencoba untuk bangkit berdiri menahan rasa sakit di bagian pahanya, namun gagal karena  rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Jika Jaehyuk semakin menggerakan kakinya maka rasa sakit yang ia rasakan saat ini menyebar sampai ke ujung kakinya.

Luka yang di dapat oleh Jaehyuk itu,  akibat pukulan dari salah satu anak buah pria itu dengan menggunakan pipa besi untuk menyerangnya. Dan hal itu  berhasil membuat celana jeans yang dikenakan Jaehyuk terobek. Menampilkan paha Jaehyuk yang terlihat memar. 

Tak jauh dari tempat Jaehyuk berada juga terdapat Asahi yang kondisinya sama persis dengan Mashiho. Laki-laki itu tak sadarkan diri.

"Pesan terakhir untuk teman-temanmu?."

Hyunsuk menatap tajam pria di hadapannya ini, "Dasar Bajingan, Gue udah nurutin semua perintah lo. Tapi kenapa lo lakuin ini ke gue?! Kalo kayak gini caranya, gue dari awal gak mau nurut sama rencana busuk lo itu!!."

"Asal kau tahu saja, yang kau lalukan itu sama sekali tidak menguntungkanku. Justru tindakanmu itu membuat posisiku semakin terpojok. Pihak kepolisian berusaha mencari keberadaan ku dan identitasku hampir saja terbongkar karena ulahmu."

Pria itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Hyunsuk. Tetap pada posisinya yang terus menodongkan pistolnya kedepan. Bahkan saat ini mulut pistolnya sudah mengenai kening Hyunsuk.

"Aku hanya ingin memusnahkan tikus kecil yang hampir saja merusak rencanaku..." pria itu kembali tertawa kencang, "Aku bukanlah orang yang bisa membebaskan mangsaku secara cuma-cuma. Bukankah aku ini orang yang baik?." ucapnya sambil mengusap kepala Hyunsuk yang langsung dihindari oleh Hyunsuk.

Melihat reaksi Hyunsuk, pria itu tersenyum sinis dari balik masker hitamnya. Walaupun senyumannya itu tidak terlihat, tetapi garis matanya yang menyipit membuktikan bahwa pria itu tengah tersenyum.

Pria itu kembali berdiri menodongkan pistolnya tepat kearah kening Hyunsuk, "Hitungan ketiga akan ku pastikan kepalamu hancur."

"Jangan lakukan itu! Tidak ,Hyunsuk!." teriak Jihoon yang tentunya diabaikan oleh pria itu.

Baru saja pria itu ingin membuka suara dan mulai berhitung, suara deru motor yang terdengar tak jauh dari lokasi mereka berada ini mengalihkan fokus mereka semua yang masih tersadar di tempatnya itu.

T-Hunter ElveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang