Bab 1

817 70 1
                                    

Mila tersenyum manis menyambut sang suami pulang kerja, ia sudah cantik setelah tadi mandi dan membersihkan diri, begitu juga dengan Malik putranya yang berusia hampir dua tahun. Bagi Mila sudah suatu keharusan menyambut suami dalam keadaan bersih dan segar, ia tak ingin terlihat kucal dan kumal dalam pandangan suaminya. Meski hanya mengenakan daster rumahan namun Mila tetap berusaha nampak bersih dan wangi tanpa bau asap dapur.

"Wangi banget" goda Kevin begitu mengecup pipi Mila.
"Seneng aku wangi aroma parfum apa lebih suka aroma asap dapur?" canda Mila.
"Ya aroma parfumlah yank" sahut Kevin.
"Sana mandi, biar bisa nemenin Malik main" ucap Mila.

Sudah hampir tiga tahun ini di rumah mungil dan sederhana itu, Kevin dan Mila tinggal bersama dalam ikatan pernikahan dengan seorang buah hati yang meramaikan rumah tangganya.

Kevin baru saja keluar dari kamar dengan pakaian santai rumahan yang telah melekat di tubuh kekarnya, pria tampan itu telah siap untuk bermain dengan buah hati tersayangnya.

"Yuk anak papah, kita jalan-jalan keluar" ajak Kevin.

Kevin menaikkan sang putra ke sepeda roda tiga milik sang putra, tanpa malu ia mendorong sepeda tersebut berkeliling komplek sambil menyapa beberapa tetangganya.

Sementara itu di rumah Mila menyiapkan camila kesukaan sang suami, roti panggang dan pisang goreng keju.

Sekita tiga puluh menit Kevin dan si tampan Malik pulang, si kecil itu nampak girang setelah jalan-jalan bersama sang papah. Mila menyambutnya dengan menurunkan Malik dari sepeda roda tiganya lalu menggendongnya.

"Ayo yank ngeteh dulu" ajak Mila.

Beberapa camilan dengan dua cangkir teh telah siap di atas meja yang berada di teras samping rumahnya.

Mila menurunkan Malik dari gendongannya lalu membiarkan sang putra berlarian di taman kecil rumahnya sambil terus memperhatikan.

"Gimana di kantor?" tanya Mila menunjukkan perhatiannya pada sang suami.
"Seperti biasa banyak meeting, banyak pekerjaan sayang" sahut Kevin seraya menikmati pisang keju buatan bi Inah.
"Makasih ya, makasih untuk kerja kerasmu selama ini. Aku tau pasti lelah rasanya jadi kamu, kerja keras banting tulang demi anak istri" ucap Mila.
"Apasih kamu yank, sudah kewajibanku memberi nafkah pada kalian" ucap Kevin.
"Aku mencintaimu" Mila berdiri dan memeluk suaminya.
"Aku lebih mencintaimu" ucap Kevin ia menarik Mila dan memangkunya lalu mendaratkan bibirnya pada bibir istrinya itu.

Mila tersenyum ia mengalungkan tangannya pada leher Kevin dan membalas ciuman suaminya itu. Keduanya bergegas melepaskan ciuman ketika terdengar suara jatuh dan tangisan Malik.

"Astaga nak" teriak Mila dan Kevin bersamaan begitu mendapati Malik jatuh.

Keduanya menghampiri Malik, Mila bergegas menggendongnya meredakan tangis anak tersebut. Nampak kekhawatiran di wajah Mila, ia sungguh tak tega ketika melihat sang putra terluka terlebih itu karena keteledorannya.

"Sini sama papah" Kevin mengambil alih putranya itu lalu menggendongnya masuk rumah.
"Aku... Aku ambil obat merah dulu ya mas, itu lututnya berdarah" ucap Mila dengan sebulir air mata yang jatuh di pipinya.
"Sama baskom air dan handuk yank, biar di cuci dulu lukanya" ucap Kevin.

Malik masih menangis sesenggukan, tak lama Mila datang dengan baskom air serta handuk kecil juga obat merah.

"Sini kita obatin dulu ya nak" Mila mencuci kaki sang putra dengan air dan handuk kecil yang tadi dibawanya.

Tak tega melihat putranya menangis Mila pun ikut menangis.

"Perih ya sayang. Maafin mamah ya nak, mamah teledor jagain Malik" ucap Mila.
"Jangan merasa bersalah seperti itu, di sini kita sama-sama salah" ucap Kevin.

Tak lama setelah diberi obat merah dan lukanya diplester Malik pun diam, bocah tampan itu kembali girang.

---

Usai makan malam dan menidurkan putranya maka Mila pun berpindah ranjang, ia menaiki ranjangnya yang berukuran kingsize dan menghampiri Kevin.

"Malik sudah bobo?" tanya Kevin.
"Tuh" Mila menunjuk ke ranjang kecil yang berada di seberangnya terlihat di sana sang putra sudah terlelap pulas.

Kevin tersenyum ia menarik Mila dan mendekapnya erat, kecupan pun mendarat di kening Mila kemudian turun ke hidung dan bibirnya lalu semakin turun ke leher dan pundak perempuan cantik itu.

"Yank" desah Mila ketika Kevin mencumbunya.
"Aku ingin di dalammu sayang" bisik Kevin.
"Aku milikmu mas, miliki aku malam ini" sahut Mila menggoda suaminya.

Kevin tersenyum, ia berguling menindih Mila lalu mencumbunya. Cumbuan yang kemudian membangkitkan hasrat birahi keduanya. Lenguhan dan desahan terdengar menggema di kamar mereka dan beruntung si kecil Malik tak mendengar keributan yang dilakukan kedua orang tuanya.

Satu persatu pakaian mereka terlempar ke lantai, keduanya telah full naked dan bersiap untuk memasuki inti dari permainannya. Mila memejamkan matanya menikmati kala sang suami secara perlahan memasuki dirinya.

"Pelan-pelan sayang" ucap Mila manja.
"Hm ya, kita main pelan" Kevin tersenyum seraya meremas benda kenyal yang dimiliki sang istri.
"Sayang..." desahan itu terdengar nyata dan Kevin semakin bergairah mendengarnya.

Permainan panas dan intim yang membangkitkan hasrat, itu berlangsung cukup lama. Keringat itu pun nampak jelas membasahi tubuh mereka, beberapa gaya mereka lakukan demi kepuasan nafsu birahinya.

"Aku mau keluar sayang" bisik Kevin.
"Keluarkan di dalam" ucap Mila.

Kevin mempercepat laju pinggulnya desahan keduanya pun terdengar bersahutan, hingga akhirnya Kevin menghentak cukup keras pertanda ia telah mencapai puncak dari permainannya.

❤❤❤

1
17 des 2021

Ujian PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang