Bab 5

428 55 2
                                    

Tria baru saja bangun di jam sembilan pagi ini, ia merasa sangat pusing akibat dari alkohol yang dikonsumsinya semalam, perempuan itu berjalan sempoyongan ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

"Aduh anak gadis jam segini baru bangun" ucap Dina yang masuk ke kamar Tria dan mendapati anak sambungnya tersebut baru keluar kamar mandi dan masih mengenakan lingery.
"Tadi malam tidur terlalu larut mam" sahut Tria.
"Ya sudah sana mandi. Oh ya rencanamu apa hari ini Tria?" tanya mamanya.
"Mungkin di rumah aja mam. Oh enggak aku mau ke makam mamaku, lalu mau jalan-jalan ke rumah teman" ucap Tria.
"Ok" angguk mamanya.

Tria usai sarapan perempuan itu bergegas meninggalkan rumah.

Berbeda dengan Tria yang baru saja memulai aktifitasnya, Mila justru sudah sibuk sejak di pagi buta. Hari ini ia bangun saat hari masih sangat gelap, ia menyiapkan keperluan Kevin dan Malik, lalu menyiapkan sarapan tentunya dibantu art lalu memandikan Malik dan menemani Kevin sarapan. Setelahnya ia bersantai bersama sang putra di ruang keluarga.

Tengah bersantai Mila dikagetkan dengan dering dari handphonenya terlihat nama Kevin di sana.

"Sayang... sini papa video call nih" ucap Mila pada putranya.

Malik pun mendekat dan Mila menggeser tombolnya untuk menerima panggilan video call dari suaminya tersebut. Terlihat di layar wajah tampan Kevin yang tersenyum pada dua kesayangannya.

"Papa..." panggil Mila.
"Lagi ngapain kalian?" tanya Kevin.

Seperti biasa di waktu luang jam kerjanya Kevin selalu menyempatkan diri menghubungi Mila entah itu melalui sambungan video call, telpon atau pun hanya sekedar chat saja. Begitu pun dengan Mila ia selalu memberi perhatian pada sang suami di kala prianya itu tengah berada diluar rumah.

"Lagi santai sama anak kamu nih, dari tadi gak bisa diam" ucap Mila.
"Gak tidur nak?" tanya Kevin.
"Gak ngantuk pap" sahut Malik dengan suaranya yang menggemaskan.
"Kamu sudah makan siang sayang?" tanya Mila.
"Barusan" sahut Kevin.
"Sama siapa? sama cewek ya?" canda Mila.
"Apaan sih kamu" omel Kevin.
"Ya sudah nanti langsung pulang ya sayang jangan mampir ke mana-mana" ucap Mila.
"Eh aku mau ngopi sebentar sama teman-temanku" ucap Kevin.
"Hm okelah" sahut Mila
"Ya sudah aku tutup, bye sayang" ucap Kevin dan sambungan pun terputus.

Baru saja menutup telponnya pintu ruangannya terbuka Eka sekretaris Kevin berdiri di sana.

"Ada mba Tria diluar pak" ucap Eka memberitahu bosnya.
"Tria? ya sudah suruh masuk saja" ucap Kevin.

Eka keluar dan mempersilahkan adik sambung bosnya tersebut masuk ruangan.

Tria tersenyum ia menatap sekeliling ruangan Kevin lalu beralih menatap si pemilik ruangan tersebut.

"Ada apa lo kemari?" tanya Kevin yang sibuk dengan beberapa berkasnya.
"Gue dari makam nyokab gue, gak sengaja lewat sini dan gue putuskan kemari, sudah lama juga gue gak mampir ke kantor lo ini" bohong Tria, ia memang telah berencana untuk mengunjungi Kevin ke kantor demi melancarkan aksinya.
"Mau minum?" tanya Kevin.
"Boleh, air mineral saja kak" sahut Tria.

Kevin mengambilkan air mineral dingin dari dalam lemari es kecil yang ada di ruangannya. Pria itu menyuguhkan pada Tria lalu ikut duduk di sofa dan berbincang dengan adik sambungnya tersebut.

"Apa rencana lo? gak mungkinkan pulang dari Belanda lo justru jadi pengangguran di sini"  ucap Kevin.
"Ya enggaklah kak, jauh-jauh gue kuliah ke Belanda masa iya pulang-pulang gue justru nganggur" ucap Tria dengan tawanya.
"Lalu apa rencana lo?" tanya Kevin lagi.
"Rencana gue... nikah" ucap Tria.
"Ya jelas... tapi itu nantikan, lo aja gak punya pacar. Maksud gue rencana lo sekarang ini apa" tanya Kevin lagi.
"Papa nawarin kerja di kantornya sih, dan sepertinya gue mau ambil tawaran itu deh" sahut Tria.
"Bagus dari pada lo keluyuran gak jelas" ucap Kevin.
"Ih apaan sih kak siapa yang keluyuran coba" ucap Tria.
"Ya elo lah" ucap Kevin.

Tengah berbincang dengan sang adik pintu ruangan Kevin kembali terbuka Eka sekretarisnya kembali masuk dan menyampaikan kedatangan Ferdi sahabat Kevin.

"Suruh masuk" ucap Kevin.

Ferdi masuk ia tampak mengenari Tria dengan seksama.

"Tria kan?" tanya Ferdi memastikan.
"Ya benar sekali, apa kabar mas Ferdi? lama gak ketemu" ucap Tria.
"Baik, akhirnya lo balik juga" ucap Ferdi.
"Selama ini dia menanyakan lo terus Tri" ucap Kevin.
"Hm kenapa mas?" Tria menatap Ferdi.
"Ya gapapa, gak boleh gue menanyakan lo? ada yang marah ya?" tanya Ferdi serius.
"Ya enggak sih" sahut Tria.

Tria pamit pulang ia tak ingin berlama-lama berbincang dengan Ferdi, ia tak terlalu menyukai sahabat kakaknya tersebut. Ia sadar Ferdi menyukainya namun ia justru tak menyukai Ferdi sama sekali, baginya Ferdi bukanlah tipe pria idamannya.

Sementara itu Ferdi justru minta bantuan Kevin agar memuluskan jalannya dalam mendapatkan cintanya Tria, sudah sejak lama ia mengincar adik sambung sahabatnya itu namun tak ada respon dari Tria maka itu pikir Ferdi sekarang adalah waktu yang tepat, Tria telah lulus dari pendidikannya dan telah kembali ke Indonesia.

"Kalau bokap gue minta lo buat melamar Tria langsung gimana?" tanya Kevin bercanda.
"Gue siap. Karena gue tau Tria gadis baik-baik, dia tipe gue dan mantu idaman nyokap gue" ucap Ferdi.
"Ya nanti gue bantu bicara dengan Tria, tapi gue gak janji. Lo save dulu nih nomernya dia, ajak dia jalan aja dulu" ucap Kevin seraya memberikan nomer handphone Tria.

❤❤❤

5
25 jan 2022

Ujian PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang