Bab 7

412 63 1
                                    

Ditunggu vote dan komentarnya yaa

Happy reading...

***

Hari pertama Tria masuk kerja, tentu saja ia mendapat jabatan yang bagus di perusahaan milik sang papa. Perempuan berpostur tubuh tinggi tersebut masuk ruangannya ia tersenyum menatap sekelilingnya lalu duduk di kursi kebesarannya.

Sebuah bucket bunga dengan kartu ucapan kecil tergeletak di atas meja kerjanya, Tria merasa heran dan mengambil bunga tersebut.

"Pasti dari kak Kevin dan Mila, mereka mungkin mengucapkan selamat untuk hari pertama gue kerja" ucap batin Tria.

Namun apa yang Tria pikirkan salah bunga tersebut bukan dari Kevin dan Mila, bunga itu datang dari Rangga mantan kekasihnya.

"Selamat untuk hari pertamamu kerja sayang, jangan tanya aku tau dari mana, karena aku tau semua hal tentangmu. I miss you baby" tulis Rangga pada catatan kecil yang tersampir pada bucket bunga tersebut.

Tria menggeram kesal, ia meletakkan kembali bunga tersebut dengan kasar.

"Astaga bagaimana bisa dia tau kalau hari ini gue mulai kerja. Ya Tuhan..." gumam Tria.

Tria mendesah kesal dan ketika itu pula sebuah notifikasi dari handphonenya terlihat, ia membukanya dan mimik wajahnya semakin kesal.

"Sudah menerima bucket bunganya sayang? aku harap kamu senang dengan aktifitas barumu tersebut, i miss you Tria" tulis Rangga dalam pesannya, pria itu begitu getol untuk mendekati Tria kembali.

Lagi-lagi Tria mendengus kesal, ia kesal karena Rangga yang tak henti mencoba mendekatinya, baginya pria tersebut hanyalah masalalu yang harusnya lenyap dari kehidupannya sekarang.

Jam makan siang Rangga datang menemui Tria tentu Tria sangat kesal melihat kedatangan pria tersebut ke kantornya.

"Ngapain sih kamu" omel Tria.
"Tria aku mohon... kita masih bisa sama-sama" ucap Rangga.
"Sudah cukup Rangga, bukankah sebelumnya sudah pernah kukatakan ketika di Belanda hubungan kita selesai" ucap Tria.
"Ya tapi apa alasannya? hubungan kita bahkan baik-baik saja tapi kenapa kamu justru menyudahinya?" ucap Rangga tak terima.
"Kamu lupa? hubungan kita berdiri atas dasar saling menguntungkan, hanya sekadar urusan ranjang, jadi jangan sok merasa tersakiti" ucap Tria.
"Tapi aku sudah jatuh hati padamu Tria, aku mencintaimu dan aku... aku ingin menikahimu" ucap Rangga serius.
"Dalam mimpimu, sudahlah lebih baik sekarang kamu keluar dari sini" omel Tria.

Rangga tak begitu saja keluar dari ruangan Tria, ia menatap kesal perempuan itu dan tak terima atas pengusiran Tria padanya.

"Apa karena pria itu? kamu dan Ferdi sedang pendekatan? apa karena dia?" geram Rangga.
"Apaan sih. Dan kalau pun aku sedang dekat dengan pria itu bukan urusanmu Rangga" ucap Tria.
"Jangan macam-macam denganku Tria, kamu lupa? aku bisa saja menyebarlan video kita" Rangga menyeringai pada Tria.
"Kamu mengancamku?" geram Tria.
"Tidak, aku hanya mengingatkanmu bahwa kita pernah memiliki video bersama. Jadi jangan coba menghindar dariku" lagi-lagi Rangga tersenyum kemenangan.
"Sialan" geram Tria.
"Sore ini aku tunggu di Metropolitan Hotel kamar 607" ucap Rangga ia pun berlalu dari ruangan Tria.

Tria menggeram marah, ia kesal karena merasa terintimidasi oleh Rangga.

Maka sore itu Tria memenuhi keinginan Rangga dengan datang ke Metropolitan Hotel.

"Terima kasih sudah datang baby" ucap Rangga.
"Apa maumu?" tanya Tria to the point.
"Santai dulu, duduk dulu" ucap Rangga.
"Aku tidak punya banyak waktu" ucap Tria.
"Ayolah jangan munafik, aku yakin kamu merindukanku sama halnya seperti aku yang merindukanmu Tria" ucap Rangga dengan seringainya.
"Sayangnya tidak sama sekali" Tria tersenyum sinis.

Rangga mendorong Tria hingga perempuan itu terpojok di tembok kamar hotel tersebut. Tria tentu berontak, ia menatap tajam Rangga.

"Jangan macam-macam Rangga aku bisa teriak" ancam Tria.
"Oh silahkan, orang-orang tidak akan mempercayaimu Tria karena kamu kemari atas dasar kemauanmu sendiri bukan paksaan" ucap Rangga dengan seringainya.
"Sial..."

Ucapan Tria terputus kala Rangga membungkam bibirnya dengan sebuah ciuman. Tria mendorong berusaha menolak namun ia tak berdaya karena Rangga terus memaksanya, mencumbu dan merayunya hingga akhirnya ia jatuh dalam pusaran gairah yang Rangga ciptakan.

Pukul sepuluh malam Tria terbangun dengan tubuh polosnya yang berselimut tipis, ia menatap kesal pada Rangga yang masih terlelap pulas disampingnya.

"Sialan. Astaga sudah jam sepuluh" geram Tria.

Bergegas Tria turun dari ranjang dan mengenakan pakaiannya, ia melihat handphonenya sebentar dan di sana terdapat banyak pesan serta panggilan tak terjawab dari orang rumahnya.

"Sudah mau pulang sayang?" tanya Rangga yang baru bangun.
"Aku harap ini pertemuan terkhir kita, jangan pernah lagi muncul dihadapanku" ucap Tria tanpa menatap Rangga.
"Oh tidak, justru ini adalah awal dari hubungan baru kita" ucap Rangga.
"Tidak" sahut Tria.
"Aku akan mengantarmu ke bawah, aku juga harus pulang" ucap Rangga.
"Tidak perlu" tolak Tria.

Rangga memaksa dan akhirnya keduanya keluar bersama. Mereka berjalan menuju lift yang mengantarkannya ke lantai dasar, di sana tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Ferdi yang baru selesai makan malam bersama teman-temannya.

"Kalian..." Ferdi menatap Rangga dan Tria.

Ferdi menatap tajam Tria seolah minta penjelasan, ia terlanjur berpikiran negatif pada dua orang tersebut. Keluar lift bersama dan dengan pakaian yang sama-sama kusut.

"Kenapa? kaget?" Rangga tersenyum pada Ferdi.
"Tria tolong jelaskan ada apa ini? apa hubungan kalian?" geram Ferdi.
"Kami..."
"Jangan bilang kalian sudah menghabiskan waktu bersama?" tuding Ferdi.
"Kalau iya kenapa? masalah buat lo?" ucap Rangga.
"Diam Rangga" geram Tria.
"Loh memang seperti itu kan kenyataannya" Rangga lagi-lagi tersenyum, senyum yang membuat Tria sangat memuakkan.

Sementara itu Ferdi menatap Tria dengan tatapan tak percaya, ia pikir Tria perempuan baik yang bisa menjaga kehormatan diri sebagai seorang perempuan, namun sayang semua yang dipikirkannya salah besar.

"Aku gak menyangka Tria" ucap Ferdi yang kemudian berlalu dari hadapan Tria dan Rangga.

❤❤❤

7
27 jan 2022

Ujian PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang