"Hufft, sampai kapan kita akan melakukan pekerjaan ini? Aku bahkan tidak bisa lagi merasakan keberadaan tanganku!"Kaminari menyeka keringat yang mengucur deras di pelipisnya. Ia bersandar pada cangkul yang sekarang tertancap di tanah.
"Aizawa sensei pasti kehabisan bahan soal untuk kelas materi kita. Kenapa tidak diganti dengan kelas praktek saja"Ashido mengeluh.
Bakugo yang sedari tadi bekerja memindahkan tanah terganggu dengan keluhan teman-temannya.
"Jika kalian mengeluh hanya untuk mencangkul dan memindahkan tanah, mengapa kalian mendaftar kesini untuk menjadi Hero! Cih! Tidak berguna!"
"Kata-kata mu selalu menyakitkan Bakugo, apakah tiap hari kau memakan wasabi sebagai selai dengan roti untuk sarapan?"Sero yang berada di samping Kirishima berusaha untuk menggoda Bakugo.
"Diam kau manusia selotip!"
Hampir kurang lebih 10 kali Bakugo bolak-balik dari zona kelompoknya menuju kelompok Deku yang berada jauh di seberang sana. Sesekali ia menggerutu karena lapangan yang luasnya bukan main ini. Bisa dibilang Bakugo tak ada bedanya dengan Ashido dan Kaminari.
"Bakugo, sini biar kubantu"Kirishima menawarkan bantuan padanya. Ia sedikit khawatir karena Bakugo terlihat sangat kelelahan mengangkat ember-ember yang berisi tanah tersebut.
"Tidak usah! Kau tidak perlu mengasihaniku, ini hanya seperti semut bagiku!"Bakugo berteriak pada Kirishima dan pergi meninggalkan nya begitu saja.
Sero menepuk pundak Kirishima,"Kau tau sifat Bakugo seperti itu, kenapa menawarkan bantuan? Lebih baik kau membantu Kaminari, tubuhnya sekarang tidak ada bedanya dengan lumpur tanah yang kita cangkul".
"Aku hanya khawatir melihatnya sedikit tertatih membawa ember-ember berat itu"
"Aku juga khawatir, tapi ya Bakugo tidak akan mau menerima bantuan begitu saja. Malahan ia menganggap kita sedang meremehkannya"
Mereka berdua menghembuskan nafas.
"Oii! Kalau kalian hanya bermalas-malasan, menyingkir dari hadapanku. Tubuh tak berguna kalian menghalangi jalan!" secara tiba-tiba Bakugo berada di belakang mereka. Tubuhnya berkeringat, peluh hampir seperti basah kuyub terkena hujan.
'Ah, bau manis ini' batin mereka bersamaan.
"MINGGIR ATAU KU LEDAKAN KALIAN!!!"Bakugo kesal, ucapannya hanya dianggap angin lalu saja.
"Ah iya-iya"Kirishima mundur sedikit, memberi jalan pada Bakugo untuk lewat. Sedangkan Sero tetap pada tempatnya.
Saat Bakugo melewati mereka berdua, terbesit satu ide jahil pada otak jenius (bodoh) Sero. Ia ingin sedikit menggoda angry pomeranian tersebut.
"Hey Bakugo, kurasa sekarang tubuhmu mulai melemah. Lihatlah, kau berjalan seperti kakek-kakek tua yang sering aku temui di halte bus saat ke sekolah"Kirishima yang mendengar Sero berkata seperti itu kaget.
'Apa-apaan dia?'
Bakugo terhenti seketika. Ia berbalik, menatap Sero dengan wajah hitamnya. Tubuhnya lelah, ingin segera berada di kamarnya untuk istirahat. Ia mencoba untuk sabar, namun Sero sialan malah membuat mood nya bertambah buruk.
Bakugo berlari sprint menuju Sero. Sero awalnya kaget namun kemudian menyeringai. Yeep umpan sudah di makan!
Sedangkan Kirishima sedari tadi sudah berlari meninggalkan mereka berdua. Pikirannya kacau, haruskah ia memisahkan mereka? Memanggil Aizawa sensei? atau menyiapkan tempat kremasi–ah bukan, kendi untuk tempat abu tubuh Sero?
Keributan kelompok Bakugo sampai ke telinga Deku dan kelompoknya. Sejenak mereka mengalihkan perhatian dari pekerjaan mereka untuk sekedar menonton keributan bom api melawan selotip tersebut. Namun secara tak disangka, Sero berhasil selamat dari amukan api Bakugo.
Sero pintar, ia tidak akan membiarkan tubuhnya menjadi abu begitu saja. Terlalu cupu dan tidak keren. Ia sudah memikirkan ide jahil ini dengan matang. Dengan cekatan dan bergantung pada ketepatan waktu, ia melilit tubuh Bakugo menggunakan selotip yang keluar dari sikunya. Dan secara tiba-tiba, Bakugo telah berpindah tempat. Ia berada di gendongan tangan Sero sekarang, dengan gaya yah semacam pengantin yang baru menikah?
"Apa-apaan kau ini?!!!" Bakugo memberontak, berusaha untuk mencekik leher Sero.
"Wah, tak kusangka tubuhmu benar-benar ringan! Pinggangmu juga sangat kecil, kau tak pernah makan Bakugo?"
"Tentu aku makan sialan, sekarang cepat turunkan aku atau otakmu nanti yang akan ku makan!!"
"Tidak tidak, aku ingin memamerkannya terlebih dahulu pada Aizawa Sensei"Sero tersenyum mengejek.
"AKHH SIALAN, TURUNKAN AKU!!!"Bakugo sudah mulai memercikan api dari tangannya.
Sero menatap horor, "Wah-wah Bakugo, tolong jangan kau keluarkan quirk malapetakamu atau kita berdua akan hangus"
Teman-teman yang berada di sekitar mereka berpura-pura tuli.
'Lebih baik tak peduli daripada kena hukuman Aizawa Sensei'
Sero dan Bakugo masih bercanda gurau, yang boleh jujur hanya merupakan sudut pandang dari Sero saja. Menggoda Bakugo sangat seru, ia akan berubah menjadi tomat merah masak yang siap mengeluarkan cairan kesegaran. Bedanya Bakugo mengeluarkan api yang siap membawa ia ke neraka nanti.
"KU BILANG TURUNKAN!!"
"Tidak, tidak akan hahahaha.." Sero tertawa semakin keras menikmati reaksi Bakugo yang menurutnya lucu tanpa ia tau percikan api di tangan Bakugo semakin membesar.
"Kau..."Bakugo mendesis. Suara percikan semakin keras dan Sero baru tersadar bahwa nyawanya sekarang dalam bahaya.
"Tu-tunggu Bakugo, Tenanglah!"Karena panik, Sero malah mengeratkan pegangannya, alhasil Bakugo semakin terhimpit.
Dan yah..
Mereka berdua meledak..
DARRRR!!!
"Bakugo!!"Kirishima berlari menghampiri Sero dan Bakugo dan tertawa saat melihat wajah Sero yang sekarang hitam seperti warna bulu Tokoyami.
"Ahahahaha liat wajahmu Sero, kau ingin berubah menjadi siluman hah?"Kaminari yang tertawa paling keras, di dukung Ashido yang sekarang berguling-guling di tanah.
"Curang kau Bakugo! Kenapa hanya wajahmu saja yang tak hitam!"Sero berdiri, ia mendekati Bakugo namun yang didekati agaknya masih merasa kesal. Alhasil, Sero dibuat ciut kembali dengan tatapan nyalang dari iris crimson itu.
"Quirk ku tahu siapa pemiliknya"
Kelompok Deku dari seberang sana asik melihat kelakuan mereka.
"Kelompok Bakugo sangat asik sekali"Uraraka duduk di tanah yang beralaskan sepatunya.
"Ahahahaha, jika tidak ada mereka mungkin kita tak ada hiburan seperti ini"Iida menyahut, menunjuk kelompok Bakugo dengan gaya tangan robotnya.
Midoriya hanya tertawa mendengar ucapan Uraraka dan Iida. Sedangkan Todoroki diam tanpa ekspresi miliknya. Matanya memandang datar lurus pada Bakugo yang sekarang berusaha untuk membunuh Sero.
- Yooo flowerbloom balik lagi nih dengan cerita kapal unyu" kita yang pasti bikin kita gemes pengen nyekek Mineta, eh engga, maap salah /setengah ikhlas.
Betewe betewe ada yang tau maksud kalimat terakhir di paragraf terakhir? hemmmm
Apakah pangeran rambut belang kita nuang cuka kebanyakan di sobanya???(ಠ_ಠ)
KAMU SEDANG MEMBACA
Half and Half Bastard
FanfictionTodoroki yang notabenenya adalah seseorang yang sangat tidak peka tiba-tiba mulai memberikan perhatian pada anjing pomeranian kelas 1-A ini. Namun sayang, Bakugo selalu berusaha untuk menghindari segala macam modus dan tipu muslihat pemuda dengan s...