11.

401 40 5
                                    

Waktu menunjukkan pukul 12 malam, namun suasana di Asrama UA masih sangatlah ramai. Beberapa siswa dan siswi belum tidur, ada yang masih mengerjakan tugas bersama, belajar untuk quiz susulan, dan ada yang hanya mengobrol dan  bercanda gurau saja.

Di meja makan,  Kirishima, Sero, dan Kaminari sedang bermain Uno bersama melihat Bakugo yang turun dari kamarnya untuk mengambil air putih di dapur.

"Hei bakubro!"Kirishima menyapa Bakugo.

Bakugo memandang mereka bertiga acuh tak acuh, lalu dengan tak peduli kembali pada tujuan awalnya yaitu mengambil minum.

"Ayo bermain bersama kami sebentar, Aizawa Sensei sedang pergi minum-minum dengan para guru lainnya. Kita bebas hari ini"Kaminari melambaikan kartu uno yg sedang ia pegang.

"Tidak, aku ingin tidur"Bakugo menjawab malas dan berjalan berbalik hendak kembali kamarnya.

"Hei hei, kau sangat tidak asik bakubro. Lihat sekarang masih jam berapa dan kau sudah menghabiskan waktumu untuk terlelap di alam mimpi"Sero menunjukkan smrik andalannya. Ia tahu bagaimana cara memancing Bakugo agar tertantang dan akhirnya ikut dalam permainan mereka.

"BAHKAN ANAK TK TAU SEKARANG SUDAH TENGAH MALAM BODOH!! JANGAN AJAK AKU DI PERMAINAN TAK BERGUNA KALIAN!"

Bakugo pergi dengan segelas air putih di tangannya. Tapi dengan bersungut-sungut, hingga setengah air di dalamnya gelasnya hilang karena tumpah.

"Kurasa caramu tidak ampuh untuk kali ini"Kaminari memandang remeh Sero.

"Tidak, hanya moodnya yg sedang tidak bagus saja hari ini"Sero menyanggah, tidak terima dengan pandangan remeh dari Kaminari.

"Kurasa dia hampir tidak memiliki mood yang bagus"Ejek Kaminari.

"Kalian membujuknya di waktu yang tidak tepat, dia bukan makhluk nokturnal seperti kita"Kirishima menengahi.

"Padahal aku ingin bertanya padanya tentang dia yang pergi dengan Todoroki seharian ini"Kaminari meletakkan satu kartu Uno miliknya dan memandang wajah Sero serta Kirishima bergantian. Meyakinkan bahwa mereka berdua juga sama penasarannya seperti dirinya.

"Jika Baguko mendengarmu, aku yakin bukan hanya air saja yang mendarat di wajahmu itu"Ejek Sero.

Praaangg!!

Mungkin doa Sero tidak sepenuhnya meleset. Mereka bertiga mendengar kegaduhan di ruang tengah Asrama. Segera mereka bertiga pergi ke ruang tengah. Sesampainya di sana, bukan suasana kacau yang mereka bayangkan. Sunyi, karena siswa siswi disana tidak berkata-kata tentang apa yang baru terjadi.

Bakugo menyiramkan air yang ia bawa pada Deku dan ia kehilangan keseimbangan hingga akhirnya jatuh pada dekapan Deku. Sedangkan gelas yang ia bawa jatuh karena ia terpeleset saat hendak pergi meninggalkan pemuda berambut hijau itu.

Kirishima, Kaminari, dan Sero yang baru saja datang terkejut. Bagaimana bisa? batin mereka.

Mari kita reka ulang kejadian ini.

Bakugo yang hendak pergi kembali ke kamarnya secara tak sengaja berpapasan dengan Deku. Deku menyapa Bakugo, namun Bakugo dengan sengaja tak mengacuhkannya. Entah angin apa yang mengenai Deku hingga akhirnya ia berani memegang lengan Bakugo.

Bakugo yang sudah kesal dengan kejadian di ruang makan tadi makin menjadi-jadi ketika melihat pemuda berambut hijau di sampingnya dengan berani menghalanginya. Ketika ia hendak melepas paksakan tangannya, Deku berbicara satu kalimat yang membuat ia semakin emosi.

"Kau seharian ini pergi kemana?"

Bakugo melepaskan tangannya dengan kasar. Memandang marah pada Deku yang berada di depannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half and Half BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang