7.

681 95 0
                                    

Kedudukan sekarang berbalik, tanpa terduga membuat Sero menjadi alas duduk Bakugo. Lama ia melambai-lambaikan tangannya. Menyerah atau dia akan berubah menjadi abu dalam umur semuda ini. Kirishima sedari tadi dengan usaha  sia-sianya terus menenangkan Bakugo dan menyuruhnya untuk bangun dari tubuh Sero. Mereka bertiga sibuk tarik-menarik dan berargumen sedangkan Kaminari dan Ashido memilih diam menonton pertunjukan mirip topeng monyet tersebut. Agaknya melakukan pekerjaan neraka ini lebih baik.

"Hey kalian, cepat berhenti atau sensei akan kemari dan menghukum kita semua!"Iida menghampiri kelompok Bakugo, sebagai ketua kelas ia menegur mereka dengan gerakan tangannya yang khas. Tentu perkataan tersebut hanya mereka–khususnya Bakugo anggap angin lalu saja.

"MANUSIA SELOTIP SIALAN!"Bakugo masih tetap menduduki tubuh Sero, dengan mengunci kepala Sero menggunakan kakinya.

"Ayolah Bakugo!  Jangan seperti anak kecil, lihatlah bagaimana wajahnya!"Kirishima terus berusaha menarik Bakugo. Ia bahkan harus menggunakan quirk pengerasnya karena Bakugo terus melawan dan malah mencoba meledakkannya.

"Ukhh... oke Bakugo aku minta maaf, tenang dan lepaskan aku. Aku benar-benar tak ingin mati semuda ini"Sero terus menggeliat, memukul-mukulkan tangannya pada kaki Bakugo. 

Alih-alih luluh dan melepaskan kuncian, Bakugo malah semakin mengeratkan kakinya. Membuat teman-teman lainnya yang awalnya berpura-pura tak peduli menjadi semakin khawatir dan mencoba membujuknya.

Saat keadaan semakin rusuh, secara tiba-tiba tubuh Bakugo ditarik. Tubuhnya dililit oleh semacam kertas dan di angkat jauh dari tempat kejadian perkara. Murid-murid lainnya tentu terkejut dan melihat kemana Bakugo ditarik. Seketika mereka terkejut dan takut, sensei yang diharapkan tidak muncul datang dengan muka yang lebih suram dari biasanya. Berjalan ke arah mereka dengan mata tajam namun tak terlihat jelas rasa amarah.

"Lepaskan aku!!"Bakugo memberontak dengan tubuh yang masih dililit dan terbang di udara. Berjalan beriringan dengan Aizawa sensei.

Aizawa sensei tidak menjawab, ia masih terus berjalan. Bakugo semakin kesal dan mulai menggunakan quirknya. Suara ledakan terdengar, seperti bersautan-sautan. Murid-murid lainnya melihat pemandangan itu merasa ngeri dan sedikit iba.

"Aku tidak pernah ingat untuk menyuruh kalian beradu kekuatan di sini"Kalimat pertama yang Aizawa sensei katakan saat telah sampai di tempat kejadian perkara tadi.

"Tidak sensei, kami tidak beradu kekuatan. Bakugo dan Sero hanyalah sedang bergurau dan bercanda"Iida berusaha menjelaskan, sedikit menutupi kebenaran dari apa sebenarnya terjadi.

"Sero tadi mencoba untuk menggendong tubuh Bakugo. Bakugo sudah meneriakinya tapi Sero tetap keras kepala"Todoroki memberi alasan yang lebih rinci. Ia ragu sebab melihat ekspresi wajah sensei nya yang seakan tak mempercayai perkataan Iida tadi.

"Aku tidak terlalu peduli, tapi kuminta cepat selesaikan pekerjaan ini dan pulang ke asrama. Aku tak ingin mendapat teguran dari kepala sekolah hanya karena candaan kalian ini"

"Baik sensei!"

"Kau sudah selesai kan? Cepat turunkan aku sekarang!"

"Bakugo, kau kuberi pengecualian. Sebelum pulang, pergilah ke ruang guru dan temui aku"

"Kau... KENAPA HANYA AKU YANG DISALAHKAN!!"

Aizawa sensei berbalik pergi dengan membawa Bakugo disampingnya, tentu dengan kondisi Bakugo yang terikat dan terbang di udara. Dan juga quirk kembang apinya yang terus meledak.

•   •   •

"Sudah kubilang Sero yang memulai!"Bakugo berteriak dihadapan Aizawa sensei. Ruang guru telah sepi karena hari telah sore. Hanya ada Aizawa sensei yang duduk diam menatap Bakugo yang berteriak-teriak.

Half and Half BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang