5

303 52 1
                                    

       Hari ini tepat 15 tahun Nanon lahir ke dunia. Tay juga memperingati 15 tahun dirinya kehilangan satu kaki dan istri yang amat ia sayangi. Seharian Tay sibuk di dapur, Membuat nasi kuning untuk dibagikan ke tetangga, Seperti tahun tahun sebelumnya.

        Tay terus tersenyum mengingat Nanon yang kini sudah beranjak dewasa. Seingatnya baru kemarin ia menimang Nanon, Menggendong anak itu di pelukannya.

       "Kasian kamu nak, Kamu ngga punya ayah yang bisa kamu banggakan. Maafin ayah ya Nanon, Kamu harus menanggung malu karna punya ayah cacat. Semoga di ulang tahun kamu kali ini, Kamu mendapat lebih banyak kebahagiaan." Tay bermonolog. Tangannya tak henti mengiris telur dadar untuk ia jadikan toping nasi kuning.

        Tay akhirnya selesai membuat beberapa porsi nasi kuning. Ia lalu mengambil kue yang disimpan di kulkas, Kue yang ia beli spesial untuk putra kesayangannya. Sambil menunggu Nanon pulang sekolah, Tay membungkus hadiah yang akan ia berikan. Sepasang sepatu yang Tay beli beberapa hari lalu, Dibungkus dalam sebuah kotak berwarna biru langit. Tak lupa pita biru tua ia pasangkan untuk mempercantik kado.

        Tak lama kemudian Nanon pulang dengan wajah letih. Wajar saja, Seharian ia belajar di sekolah. Tay menyambut anak itu dengan senyum tulus.

        "Selamat ulang tahun Nanon anak ayah." Ucap Tay. Ia mendekati Nanon dengan wajah berseri seri.
        "Aku pikir ayah lupa sama hari ulang tahun aku."
        "Hahahaha ya ngga lah Non, Mana mungkin ayah lupa sama hari ulang tahun anak sendiri. Ayo duduk, Ayah udah bikin nasi kuning. Kamu pasti laper kan?"
        "Ayah ngga beli kue?" Nanon bertanya pada ayahnya. Mendengar itu Tay tertawa. Bagi Nanon, Kue ulang tahun adalah segalanya.

        "Beli dong, Bahkan kue ulang tahun adalah barang pertama yang ayah beli, Karena ayah tau kue ulang tahun penting banget buat kamu."

        Nanon tersenyum, Ia lantas berdiri dan memeluk ayahnya.
        "Ayah, Maafin aku kemarin ya. Aku ngga bermaksud ngomong gitu ke ayah."
        "Iya ngga papa nak, Ayah tau kemarin kamu emosi jadi ngga bisa ngontrol ucapan. Udah ayo bantu ayah bawa kue ke sini, Terus nanti bagiin nasi kuning ke tetangga."

         Akhirnya keadaan keluarga itu kembali menghangat. Nanon berjalan ke dapur dan mendapati kue cokelat yang sangat ia sukai. Disampingnya juga ada sebuah kotak.

        "Ini buat aku Yah?" Tanya Nanon. Tay mengangguk dan mempersilahkan Nanon membuka kado tersebut.

         Begitu mata Nanon menangkap sepasang sepatu dalam kotak, Senyumnya memudar. Kadonya tak sesuai ekspektasi. Ia kurang suka dengan sepasang sepatu itu.

         Tay yang tak sengaja menatap Nanon langsung menyadari kalau ia salah membeli kado. Terlihat dari ekspresi Nanon yang biasa saja, Bahkan terkesan kecewa.

         "Nanon ngga suka sama kadonya ya? Gini aja deh, Nanon bilang sama ayah lagi pengen beli apa, Nanti ayah beliin."
         "Ngga usah Yah, Aku suka kok. Makasih ya."

          Ada perasaan sedih ketika melihat Nanon berpura pura menyukai kado yang Tay berikan. Ia tahu Nanon tak suka sepatu pemberiannya. Namun yang lebih menyedihkan adalah ketika Nanon enggan terbuka padanya, Ayah dia sendiri.

***

         "Selamat ulang tahun ya Nanon, Ini ada hadiah kecil dari om. Semoga kamu suka."

         Nanon membuka sebuah kotak pemberian Off sehari setelah hari ulang tahunnya. Senyum anak itu terbit saat melihat sebuah jam tangan mahal melingkar cantik di wadah.

       "Ini serius buat aku om?" Tanya Nanon dengan mata berbinar. Off mengangguk. Tangannya mengelus punggung Nanon.

       Hari itu Nanon senang bukan kepalang. Kado yang benar benar memuaskan hatinya. Ekspresi Nanon kali ini sangat berbeda dengan saat ia menerima kado dari Tay, Ayahnya sendiri.

       Hati ayah mana yang tak hancur melihat putra kesayangannya membanggakan kado dari orang lain, Didepan matanya sendiri. Ada sedikit perasaan cemburu di hati kecil Tay. Namun apalah daya Off lebih mampu membahagiakan Nanon daripada ia sendiri.

       "Makasih ya Off, Sebenernya ngga perlu ngasih kado yang mahal mahal loh, Toh Nanon masih belum terlalu butuh."

        "Ah ngga papa Tay, Sekali kali nyenengin keponakan sendiri."

         Apapun itu, Nanon masih belum tahu kalau Off bukan om nya. Semua yang Off lakukan dan berikan untuk Nanon, Semata mata untuk menebus rasa bersalahnya karena kecelakaan yang merenggut nyawa ibu Nanon, Dan satu kaki Tay.

       Saat itu, Off yang sedang dalam keadaan mabuk, Menyetir dengan kecepatan tinggi dan menerobos lampu merah, Menabrak sepasang suami istri yang tak lain adalah Tay dengan istrinya. Mereka mengendarai motor, Hendak mengantar sang istri ke rumah sakit untuk melahirkan. Naas, Kaki Tay terlindas mobil Off sementara istri Tay terlempar beberapa meter dari tempat kejadian.

        Semuanya terjadi begitu mengerikan, Dengan keadaan yang menegangkan, Off membawa Tay beserta istrinya ke rumah sakit. Bersyukur bayi Nanon bisa diselamatkan, Sementara istri Tay harus meninggal karena kehabisan banyak darah.

         Di ruangan lain, Tay harus merelakan satu kakinya demi menyelamatkan nyawa dia sendiri. Sejak saat itu, Off merasa bertanggung jawab untuk membantu keluarga malang tersebut. Ia membantu membiayai pendidikan Nanon. Memberi dukungan moral pada Tay, Dan menganggap Nanon seperti putranya sendiri. Terlebih ia dan suaminya, Gun tak memiliki anak dan tak mau mengadopsi anak.

Hai kak, Ngga bosen bosen aku ingetin, Jangan lupa vote ya hehehehehe

MALAIKAT BERKAKI SATU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang