17

241 47 1
                                    

       "Bunuh diri bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah, Ucap mereka mereka yang bisa tertidur pulas dan tertawa lepas tanpa merasakan apa yang orang lain rasakan. Sebagian orang memilih mengakhiri hidup bukan karena mereka pengen bener bener mati Non, Tapi karena dunia udah ngga bisa diajak kerja sama. Apalagi denger cerita kamu tadi, Ayah yakin apa yang udah Prim lalui sangat berat."

          Nanon mendengarkan perkataan ayahnya. Sepulang sekolah ia langsung menceritakan apa yang terjadi pada Prim. Gadis itu meninggal di tempat kejadian. Tay mencoba menenangkan Nanon yang masih terlihat syok.

          "Ayah, Kata temen aku, Orang yang meninggal karena bunuh diri ngga akan masuk surga ya?"
          "Masuk atau tidaknya seseorang ke surga itu cuma Tuhan yang tau. Pendeta, Biksu, Ustad, Pastur atau siapapun yang paham agama, Ngga ada yang bisa jamin. Kebaikan seseorang semasa hidup ngga akan ilang gitu aja hanya karna dia bunuh diri."

           Prim yang malang. Saat ia mulai menemukan tempat yang aman. Seseorang yang seharusnya menjadi pelindungnya, Justru mencoba menggiring dia ke penjahat yang sudah menghancurkan akal sehatnya.

           "Prim nyebut nama Ayah sebelum dia dorong aku dan akhirnya lompat." Tutur Nanon. Mendengar itu Tay hanya tersenyum.

           "Semoga Tuhan memberi tempat terbaik untuk malaikat baik seperti Prim."

***

          Sudah seminggu sejak tragedi mengerikan itu terjadi. Suasananya masih berbeda. Yang paling menonjol adalah perubahan sifat Chimon. Wajah anak itu muram sepanjang hari. Tak ada senyuman sinis dan kata kata menyakitkan yang biasa keluar dari mulutnya.

          "Chi, Hasil penyelidikan polisi udah keluar?" Tanya Sing dengan hati hati. Ia takut melukai perasaan sahabatnya.

           "Udah, Polisi bilang kejadiannya murni bunuh diri. Ngga ada yang bisa di salahkan dalam kematian Prim. Tapi ada sesuatu yang ditemuin sama polisi, Yang bikin gue nyesel senyesel nyeselnya baru tau sekarang."

          "Polisi nemuin apa Chi? Cerita dong." Drake yang notabenenya bukan teman dekat Chimon bahkan tertarik untuk mengikuti obrolan. Alhasil, Beberapa anak ikut berkumpul di dekat meja Chimon.

          "Di HP nya Prim, Mereka nemuin chat Prim sama cowok inisial D yang ternyata itu asisten nyokap dia sekaligus pacar nyokapnya. si D ini selalu minta foto bugil sepupu gue dengan ancaman bakal nyebar video sex mereka kalo ngga dikasih. Gue liat sendiri foto fotonya masih di HP itu. Like wtf bruh gue ngga bisa ngebayangin Prim setakut apa selama ini."

           Suara Chimon bergetar. Ia berusaha menahan tangis. Dirinya tumbuh bersama Prim. Mereka berdua seumuran dan selalu beriringan sejak kecil.

          "Pas diusut, si D emang masih nyimpen video itu. Gue sakit hati banget liatnya. Video itu diambil 2 tahun lalu. Lo pada bisa ngebayangin ngga sih gimana anak kecil dipaksa berhubungan badan, Direkam dan dijadiin senjata bangsat itu buat muasin napsu? Demi Tuhan gue bersumpah orang itu ngga akan pernah bisa bahagia hidup dan mati."

          Mereka yang mendengarkan cerita Chimon jelas terkejut sekaligus marah. Meskipun sebagian tak mengenal Prim, Mereka merasa kasihan pada gadis cantik berambut keriting tersebut.

          "My lil princess Prim. Dia ceria banget padahal. Siapa yang nyangka selama ini Prim hidup dibawah tekanan?" Fiat berkata lirih.

          "Ini bisa dikasusin ngga sih Chi? Atau kalo ngga bisa kita bikin petisi aja deh." First bertanya pada Chimon.

         "I don't know, Gue dilarang sama nyokap bokap buat ikut campur. Keluarga dia emang problematik, Ngga ada yang waras. Prim udah rusak mentalnya dari kecil. Dan begonya gue mikir Prim baik baik aja selama ini. Gue nganggep Prim sekuat baja."

          "Lo ngga salah kok Chi. Siapapun yang liat Prim pasti akan berpikir kalo cewek itu cuma cewek aktif, Riang dan ya baik baik aja. Gue kenal Prim dari SMP, Dan gue ngga pernah tau kalo dia pernah dapet pelecehan seksual." Sing yang biasanya menebar tawa kini tertunduk lesu, Mengenang kepergian salah satu teman dekatnya.

           Nanon memang tak ikut berkerumun, Tapi ia masih bisa mendengar obrolan orang orang itu. Tangan Nanon menyeka air mata yang mengalir di pipi. Ia juga merupakan salah satu orang yang merasa kehilangan atas meninggalnya Prim.

          "Istirahat yang tenang ya Prim, Dunia emang bukan tempat yang aman buat malaikat kaya lo." Gumam Nanon.

         

          
E

h mending vote dulu gasie?xixixi

MALAIKAT BERKAKI SATU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang