08. Rahasia Darril

8.3K 1.3K 353
                                    

Yeayy update!

Kasih selamat dulu buat Coldest Prince karena udah 1 Juta pembaca🥵🥰

Kangen siapa nih?

Siap buat ramaikan cerita ini?

Jangan lupa vote dan comment ya-!

Happy Reading♡♡

———————————

Araz merebahkan tubuhnya di atas sofa menjadikan paha sang buna sebagai bantalan. Araz sedang menscroll tiktok, ia bosan karena Arez dan Ariz sedang latihan basket dengan om Darril. Dan bunanya itu sedang menonton film di televisi. Kenapa Araz gak ikut? Araz lagi males jadi dia bolos dulu kali ini.

"Buna, apakah kau tau jika buna adalah wanita pertama yang aku cintai?" celetuk Araz dengan bahasa bakunya membuat Adysha tersentak kaget dan langsung menunduk menatap Araz.

"Kamu kenapa Raz?" tanya Adysha bingung.

"Aku tidak apa-apa buna, hanya mengutarakan perasaan," balas Araz tersebyum manis.

Adysha terkekeh geli. "Iya buna tau, buna kan emang cinta pertama kalian."

"Lantas, cinta pertama buna siapa? Aku sangat penasaran," tanya Araz dengan wajah serius.

"Kamu kenapa pakai bahasa baku gitu sih? Kesambet apa?" Adysga mengerutkan keningnya heran.

"Aku sedang mengikuti trend tiktok buna, kata mereka kalau cowok pakai bahas baku lebih cool," ujar Araz seraya menyisir rambutnya ke belakang.

Adysha terkekeh lagi, ia mengusap kepala Araz dengan kembut. "Ada-ada aja kamu Raz."

"Jawab pertanyaan ku tadi buna."

"Cinta pertama buna itu ayah," jawab Adysha tersenyum lembut.

"Kedua?"

"Abang."

"Ke tiga?"

"Abi kamu." Adysha tersipu, sekelebat bayangan masa sekolah melintas di pikirannya.

"Lalu, aku ada di urutan ke berapa untuk cinta buna?" tanya Araz lagi.

"Hmm, ke berapa ya?" Adysha mengusap dagunya seperti orang berpikir.

"Sudah lah, aku tidak ingin mendengar takut perasaan ku terluka," sela Araz seraya memiringkan posisinya menghadap perut Adysha.

Adysha tertawa kecil, ia mencium gemas kening Araz lalu berkata. "Cinta buna ke kalian itu gak ada urutannya. Semua buna cintai, buna sayangin. Gak pilih-pilih."

"Kalau begitu apakah aku boleh mencintai wanita lain setelah buna dan kedua adik perempuan ku?" Araz menaikkan kedua alisnya.

"Boleh, tapi ingat. Antara laki-laki dan perempuan hanya di perbolehkan pada hubunguan yang halal. Sangat di tentang dan menjadi dosa besar jika mereka berhubungan haram," jelas Adysha sambil mengusap-usap kepala Araz.

"Tentu buna, aku akan selalu mengingatnya," ujar Araz mengacungkan jari jempolnya.

"Pinter." Adysha terkekeh lalu mengecup pipi Araz gemas.

Sekarang sudah pukul lima sore, Zaidan akan telat pulang karena jadwal operasinya sore dan malam. Afiqah dan Afizah masih tidur di kamar, mereka baru saja terlelap pada jam tiga tadi. Semakin bertambah umur Afizah dan Afuqah semakin aktif dan sulit tidur siang. Arez dan Ariz pun sepertinya sebentar lagi pulang pastinya dengan Darril.

(A) Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang