Xion keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di pinggangnya.
Ia menatap Dinda yang masih terlelap.Xion segera mengenakan pakaian, lalu menyisir rambutnya. Ia menghampiri Dinda, lalu membuka sedikit selimut guna melihat kondisi pergelangan kakinya.
Xion terduduk di sebelah Dinda, mengelus kening Dinda dengan lembut, tanpa mengatakan apapun.
Satu hal yang Xion rasakan saat ini ialah.
Dia sangat mencintai Dinda. Ia dia hanya mencintai Dinda.Sebuah pesan masuk kedalam ponselnya,
Xion tersenyum penuh arti. Ia mengetikan sesuatu di ponselnya."Ikuti dia jangan sampai dia lolos!"
"Aku bakal lakuin apapun asalkan kita tetap bersama Din, meskipun harus ada nyawa yang melayang saat aku melakukannya"
***
Reva memijit pelan pelipisnya, guna meredakan pusing yang kini menghampiri dirinya.
Ia bingung bagaimana caranya agar Dinda bisa keluar dari rumah ini.
Dia sangat tahu tabiat anaknya yang sebelas dua belas dengan suaminya.Yang ada dia akan mendapatkan hukuman yang berat dari suaminya, belum lagi nanti anaknya yang akan melakukan hal yang diluar nalar.
Reva menarik nafasnya lalu menahan nafasnya sebentar dan kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
Sebuah pesan masuk kedalam ponselnya, sebuah pesan dari pihak sekolah bahwasannya seluruh kelas XI akan melakukan study tour ke Bali.
Reva segera membuka kalender pendidikan SMA Adiguna, ia tersenyum.
"Xion akan study tour satu minggu lagi" ucap Reva dalam hati.
Ia akan segera mencari cara agar Dinda tidak ikut dengan Xion dan juga Derryl tidak boleh tahu rencannya.
"Baik, waktu kita cuman satu minggu, aku harus membawa Dinda keluar dari rumah ini dan menyerahkannya kepada Sheryl"
Reva tidak peduli jika pada akhirnya Derryl akan menghukumnya atau apapun itu, karena yang pasti ia akan menyelamatkan Dinda terlebih dahulu.
***
Dinda membuka matanya dan menemukan Xion yang berada di sebelahnya sedang memangku laptop di pahanya, tampak serius dengan apa yang ia kerjakan.
"Eunghh"
Xion segera menoleh, lalu menetap Dinda.
"Ada apa Din?"
"Haus"
Xion segera meletakan laptopnya di atas nakas, kemudian turun dari kasur dan segera mengambil air yang sudah ia siapkan tadi.
Xion membantu Dinda untuk duduk, lalu menyerahkan gelas, dan Dinda segera meminum habis air yang diberikan Xion.
"Kakinya masih sakit?" tanya Xion.
Dinda hanya mengangguk.
Xion memeluk Dinda.
"Maafin Xion ya"
Tbc...
Sebenernya Xion itu baik, kalau si Dinda nya nurut, tapi karena si Dinda gak nurut jadi aja Xionnya jahat wkwk
Maaf ya kalau pendek banget, bisa nulisnya cuman segini:( huhu maafkeun ya💜
Jangan lupa di vote, komen, dan share💜
Buat yang sering minta next, aku nextnya seminggu sekali atau seminggu dua kali, jadi sabar aja ya, author juga punya kehidupan yang harus di jalankan. Ya misalkan rebahan salah satunya😂😂
Sampai jumpa di chap selanjutnya
Dadah✋✋2021,
Daydip.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed [21+]
RomanceUntuk pertama kalinya seorang Adinda Khumaira, lebih memilih mati dibandingkan harus terus bersama seorang Xion Adiguna. Obsesi Xion yang selalu menjadikan Adinda sebagai miliknya membuat Adinda tersiksa. "Xion, udah beli Dinda! Jadi Dinda harus nur...