Braga menatap kearah tempat duduk Dinda dengan tatapan yang sulit diartikan, ia menatap dengan iba sekaligus dengan perasaan yang bersalah.
Tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benak Braga bahwa ia ingin menyakiti Dinda.
Ia hanya ingin melihat interaksi Dinda dengan teman-temannya secara normal, bahkan ia hanya ingin Dinda keluar dari hubungan toxic relationshipnya dengan Xion.
Ia tidak tahu bahwa apa yang selama ini ia perbuat ternyata membawa dampak buruk bagi Dinda.
Braga melihat Dinda yang kini sedang memijat betis sampai pergelangan kakinya dengan susah payah.
Braga berdiri lalu menghampiri Dinda, ia segera terduduk di lantai lalu memijat dengan lembut betis milik Dinda.
"Gue gak bakal ikut campur lagi sama urusan Lo, maaf kalau keberadaan gue justru bikin Lo susah. Ini terakhir kalinya gue sentuh Lo, sekali lagi gue minta maaf sama Lo"
Dinda hanya menatap Braga tanpa memberikan menjawab pernyataan dari Braga.
"Kamu gak salah, aku yang salah" ucap Dinda.
Braga menatap Dinda.
"Jangan nyalahin diri Lo sendiri, itu bikin gue makin merasa bersalah"
Braga berdiri lalu menatap Dinda.
"Anggap gue kayak yang lain"
"Kamu orang pertama yang ngajak aku bicara selain Xion"
"Anggap aja gue gak pernah ngomong sama Lo"
"Braga"
Tanpa mereka sadari ada yang sedang memperhatikan mereka lalu tersenyum kemenangan.
"Ck. Kalian terlalu bodoh"
***
Reva kini kembali menemui Sheryl di sebuah cafe dekat kantor Sheryl.
"Jadi gimana? Kamu udah bisa bawa Dinda pergi?" Tanya Sheryl.
Reva menghembuskan nafasnya dengan pelan, lalu menggeleng.
"Terlalu sulit buat bawa Dinda keluar, Xion 24 jam bareng sama Dinda"
"Terus gimana?"
"Gini, Xion sebentar lagi bakal study tour, nah pas study tour ini aku bakal nemuin kamu sama Dinda"
"Kamu yakin bisa lakuin itu?"
"Kemungkinannya cuman 0,0001% buat Dinda bisa pergi dari rumah, tapi aku bakal usahain kamu ketemu sama Dinda"
"Makasih ya Rev"
Reva hanya mengangguk.
"Tapi aku gak janji, ingat aku hanya akan berusaha membuat Dinda dan kamu bertemu, untuk urusan bagaimana hasilnya itu gimana nanti"
"Iya gak pa-pa terimakasih sebelumnya"
***
Xion meremas dengan kuat formulir pengisian siswa-siswi yang akan mengikuti study tour.
Ayahnya sudah menelfon tadi pagi bahwa ia tidak bisa membawa Dinda untuk ikut.
Ia tahu bahwa Dinda bisa saja macam-macam selama dirinya pergi.
Meskipun ia sudah mengancam Braga untuk menghindari Dinda, tapi bisa saja Dinda yang mendekati Braga.Xion harus memutar otaknya agar Dinda bisa dalam pengawasannya. Tapi bagaimana caranya.
Xion memejamkan matanya, ia harus sedikit lebih tenang agar ia bisa berpikir jernih.
Xion membuka matanya, lalu menyeringai.
"Aku tahu caranya"
Tbc...
Hallo ada yang kangen gak?
Udah sebulan ya, aku gak up ini cerita
Maaf banget ya🙏🙏Bwt, ini alurnya emang lambat ya, jadi sabar aja ya buat temen-temen yang pengen Xion menderita cerita ini masih sangat lama dan panjang.
Oh iya jangan lupa di vote, comment, Dan share luv you all💜💜
See you in the next part 👋👋👋💜
2022,
Daydip.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed [21+]
RomanceUntuk pertama kalinya seorang Adinda Khumaira, lebih memilih mati dibandingkan harus terus bersama seorang Xion Adiguna. Obsesi Xion yang selalu menjadikan Adinda sebagai miliknya membuat Adinda tersiksa. "Xion, udah beli Dinda! Jadi Dinda harus nur...