The Obsessed-[31].

17.9K 1K 120
                                    

"Dinda mau ikut mamah" ucap Dinda memecah pentengkaran diantara dua orang dewasa itu.

Derryl menatap Dinda.

"Tidak ada yang meminta jawaban kamu Adinda!"

"Dinda gak peduli! Dinda udah gak mau hidup sama Xion"

"Dinda mau hidup bebas! Dinda gak mau ada Xion lagi di hidup Dinda!"

Derryl tersenyum sinis.

"Ternyata benar, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya" ucap Derryl dengan nada dingin.

"Kamu sama kayak ibu kamu! Tapi bedanya, kamu gak akan pernah pergi dari keluarga saya"

"Kecuali Xion yang meminta kamu untuk pergi dari hidupnya"

"Jika mamah sebelumnya bisa pergi dari Daddy kenapa Dinda gak bisa pergi dari Xion?"

Derryl mendekat kearah Dinda. Mensejajarkan wajahnya dengan Dinda.

"Karena kamu cuman milik Xion"

"Dinda bukan barang yang bisa di milikin siapapun! Hidup Dinda milik Dinda! Bukan milik siapapun"

Derryl mengangguk-anggukan kepalanya.

"Diajarin siapa Din?"

"Udah berani ngelawan Daddy sekarang?"

Dinda menelan ludahnya sendiri, ia melihat pancaran kemarahan dari Derryl.

Derryl berbisik ketelinga Dinda.

"Xion lagi otw kesini, siap-siap aja ya"

Jantung Dinda berdetak dengan cepat.

"Sekarang pilihan ada di tangan kamu. Daddy masih berbaik hati untuk sekarang akan melepaskan ibu kamu jika kamu memilih Xion, tapi jika kamu memilih ibu kamu, jangan harap kamu bisa menemukan kuburan ibu kamu! Bahkan mayatnya saja Daddy pastikan kamu tidak akan menemukannya"

"Jangan mengancam anakku Derryl Adiguna!" Ucap Sheryl.

Sheryl sudah tau bagaimana tabiat dari Derryl.

"Anak?" Ucap Xion yang baru datang.

"Anak? Anak yang mana?" Tanya Xion kepada sheryl.

"Anak yang anda buang ke panti asuhan? Anak yang selama ini anda telantarkan? Anak yang anda sembunyikan? Setelah 16 tahun berlalu, anda baru mengakuinya sebagai anak"

Xion menatap Dinda.

"Dan untuk kamu Adinda! Masih mau kamu menganggap dia ibumu?!"

Xion berjalan kearah Dinda lalu memeluk Dinda dengan erat. Dinda terisak di pelukan Xion, rasa sakit, takut, menyerah semuanya seakan menjadi satu.

"Kalau ibu kamu gak buang kamu ke panti, kita gak akan pernah ketemu, Dinda gak akan ketemu Xion, Dinda gak akan jadi milik Xion, dan kalau Dinda ngerasa sengsara, mungkin Dinda gak akan sengsara hari ini"

Xion membelai rambut Dinda.

"Mungkin saat ini Dinda bisa main ke mall, main ke cafe, suka boyband korea, atau nonton serial Thailand kayak temen-temen Dinda yang lain, Dinda suka makeup kan? Dinda suka rambutnya di curly? Dinda hari ini gak bisa ngelakuin itu semua, tapi kalau waktu itu mamah Dinda gak buang Dinda..."

"Stop!" Dinda menggeleng menatap Xion, tangisnya semakin pecah.

"Udah!"

Xion menangkup pipi Dinda.

"Kenapa?"

"Yang di omongin Xion bener kan?"

Dinda menggeleng. "Enggak!"

"Dinda harus bisa nerima fakta itu Din"

"Engga, Xion stop! Dinda mohon"

"Mamah gak salah! Mau bagaimana pun orang tua Dinda, Dinda maunya sama mamah. Dinda gak peduli! Dinda udah gak mau sama Xion!"

Xion tersenyum.

"Mungkin kalau mama kamu gak buang kamu. Sampai saat ini kamu masih perawan Din. Kamu masih suci"

Deg.

Dinda menatap kecewa kearah Xion, kata-kata yang sangat enteng diucapkan oleh Xion, serasa begitu menyakitkan bagi Dinda.

Dinda terjatuh terduduk, air matanya terus mengalir tanpa henti.
Kepingan-kepingan menyakitkan itu kini menyatu, berputar tanpa henti di ingatan Adinda.

Dinda menatap mamahnya, yang juga sedang terisak, lalu ia menatap Reva yang kini juga terisak, terakhir Dinda melihat kearah Xion.

"Bagi Dinda"

"Xion tetap yang jahat!"



















Tbc...
Hallo apa kabar?
Bagaimana dengan part ini?

Team Dinda ngejauh dari Xion
Atau
Team Dinda masih sama Xion nih?

Maaf ya kalau gak nyambung alurnya😭

Team happy ending atau sad ending nih?

Jangan lupa di vote, komen, dan share💜💜💜

Daydip,
2022.

The Obsessed [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang